ICBC Menandatangani Pembiayaan Senilai US$300 Juta dengan Operator Telekomunikasi Indonesia yang Bertumbuh Paling Tinggi
Beijing, 12 Agustus 2010 – PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) – operator telekomunikasi Indonesia berbasis CDMA yang terbesar dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC), salah satu bank komersial yang dimiliki oleh pemerintah Cina, pada hari ini menandatangani memorandum pembiayaan dalam bentuk kurs Renminbi (RMB), dengan nilai yang setara US$300 juta. Pembiayaan ini akan membantu pendanaan belanja modal BTEL di masa depan.
“Ini merupakan perjanjian yang mencerminkan kolaborasi Asia sesungguhnya, di dalam perekonomian global yang digerakkan oleh Asia. Dukungan dan kepercayaan dari ICB akan membantu mempercepat perluasan jaringan kami, hingga lebih banyak orang yang dapat merasakan manfaat dari layanan suara dan data BTEL yang berkualitas tinggi dan dengan biaya terjangkau,” kata BTEL Presiden Direktur Anindya Bakrie.
Perjanjian dengan ICBC juga menegaskan meningkatnya kepercayaan yang diperoleh BTEL dari komunitas keuangan internasional. Pada bulan April yang lalu, BTEL berhasil memperoleh US$250 juta dari sejumlah investor internasional melalui penerbitan obligasi global, meskipun saat itu, situasi pasar keuangan dunia masih dikejutkan oleh krisis utang Yunani. Lebih dari 50 persen obligasi tersebut diserap oleh investor-investor dari Amerika Serikat dan Eropa, sementara sisanya oleh investor-investor dari Asia.
ICBC sendiri secara agresif telah menempatkan dirinya di tengah kekuatan utama ekonomi di kawasan Asia Tenggara, dengan fokus di sektor infrastruktur, telekomunikasi, otomotif, dan manufaktur. Di sisi lain, BTEL menjadi operator telekomunikasi pertama di Asia Tenggara yang menerima RMB Buyer’s Credit dari bank komersil terbesar di Cina tersebut.
Perjanjian ini juga semakin menunjukkan ketertarikan dari Cina kepada Grup Bakrie, setelah pinjaman dari CIC sebesar US$1,9 miliar kepada BUMI Resources, yang saat ini merupakan penghasil batubara terbesar di dunia dan aset kebanggaan Grup.