Versi Lain King of Fighters oleh Gordon Chan

Pengadaptasian video game ke dalam bentuk live action movie seperti menjamur di mana-mana. Makin banyak sutradara yang memiliki ide brilian untuk mengangkat video game legendaris ke dalam bentuk film. Apakah hasilnya pun brilian?
Sejauh pengamatan saya selama ini, film-film hasil adaptasi video game tidak dapat menandingi versi aslinya. Kondisi yang terjadi adalah terlalu banyak modifikasi yang kebanyakan tidak dapat diterima oleh para penggemar fanatik game yang bersangkutan. Hasilnya, saat ini banyak yang memandang sebelah mata jika sebuah film diangkat dari sebuah video game. Salah satunya adalah King of Fighters (koF) yang rilis di Amerika November tahun lalu. Apakah Anda merasa familiar dengan nama yang satu itu? Yap! Game produksi SNK Playmore tersebut diangkat menjadi live-action movie!
Film yang disutradarai oleh Gordon Chan ini menampilkan beberapa jagoan dalam game King of Fighters, seperti Kyo Kusanagi (Sean Farris), Mai Shiranui (Maggie Q), Iori Yagami (Will Yun Lee), Rugal (Ray Park), Chizuru Kagura (Françoise Yip), Terry Bogard (David Leitch), Saisyu Kusanagi (Hiro Kanagawa), Mature (Monique Ganderton), dan Vice (Bernice Liu). Di film ini, yang menjadi pusat perhatian adalah Mai Shiranui dan Kyo Kusanagi. Mereka harus mencegah Rugal menguasai kekuatan Orochi dan menjadi king of fighters.
Setelah berhasil masuk ke dimensi lain, Rugal memulai usahanya untuk menguasai dunia dengan mengalahkan satu-persatu pejuang dan mengisap kekuatan mereka. Satu-satunya cara untuk mengalahkan Rugal adalah pedang Kusanagi. Namun, pedang tersebut tidak dapat ditemukan di mana-mana. Kyo Kusanagi, sebagai generasi terakhir klan Kusanagi, bertindak kurang kooperatif karena menganggap semua cerita mengenai turnamen, orochi, dan dimensi lain hanyalah dongeng semata. Sebagai pihak yang diberikan tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah tersebut, Mai harus berusaha sekuat tenaga untuk meyakinkan Kyo.
Jika Anda mengharapkan film ini akan sesuai dengan versi aslinya, bersiaplah untuk menuai kecewa. Karakter-karakter yang saya sebutkan di atas memang sesuai dengan versi game-nya, namun, banyak perubahan dan pengembangan yang dilakukan Chan yang menurut saya justru mengubah keseluruhan cerita game tersebut. Yang paling menonjol dari film ini—dan yang membuat para KoF-ers menepuk jidat mereka adalah ketidaksinkronan penggambaran karakter dalam KoF versi film dengan versi aslinya. Hampir semua karakter dalam film ini (baik fisik maupun sifat) tidak memiliki kesamaan dengan versi aslinya, misalnya Kyo Kusanagi yang berubah menjadi kulit putih (diceritakan Saisyu menikah dengan wanita kulit putih), wujud Rugal yang kurang garang, perubahan bentuk tubuh Mai Shiranui, dan tindakan apatis ala agen CIA, Terry Bogard. Sepertinya, Chan hanya “meminjam” nama-nama karakter dalam KoF, lalu “membangun” kembali sebuah cerita baru mengenai para pejuang tersebut.

Belum hilang pengalaman saya menyaksikan film adaptasi game lainnya, Tekken, yang juga menuai banyak komentar pedas dari para pecinta Tekken. Entah mengapa, para pembuat film seakan kehabisan ide dan memutuskan untuk membuat kisah mengenai karakter-karakter yang ada di video game. Namun, jika film tersebut justru hanya membuat penggemar fanatiknya gigit jari, mengapa film-film tersebut dibuat?
Sebagai pembanding, film Street Fighter: The Legend of Chun Li membutuhkan biaya total 50 juta dollar. Sayangnya, sang sutradara melakukan kesalahan terbesar sepanjang sejarah hidup Chun Li: memilih Kristin Kreuk sebagai pemeran Chun Li. Selain itu, efek yang digunakan juga dapat dikatakan standar. Maka, tak heran jika film ini mendapat respon negatif dari banyak pihak.
Lalu, bagaimana dengan King of Fighter yang kabarnya hanya menghabiskan dana sebesar 12 juta dollar? Hhmm, sepenglihatan saya, film ini seakan dibuat seadanya karena banyak adegan yang dilakukan di studio. CGI yang digunakan juga jauh dari sempurna, mengingatkan saya pada film era tahun 90-an. Mungkin hanya satu hal yang bisa membuat film ini bertahan: Maggie Q. Namun, menurut saya, Maggie Q hanya menampilkan akting prima saja. Penampilan martial art-nya dapat dikatakan biasa saja. Apalagi, tubuh tipisnya sangat mengganggu pemandangan karena bertolak belakang dengan karakter Mai yang sebenarnya.
Film ini menjadi satu dari sekian banyak film adaptasi game yang mengecewakan penggemar fanatik game yang bersangkutan. Tidak percaya? Silahkan buktikan sendiri di bioskop kesayangan Anda!
Tanggal rilis:
4 November 2009 (USA)
Genre:
Action, sci-fi
Durasi:
100 menit
Sutradara:
Gordon Chan
Pemain:
Sean Faris, Maggie Q, Will Yun Lee, Ray Park, Françoise Yip, Will Yun Lee, David Leitch
Studio:
Mandalay Pictures














