Java Rockin’land-Day 3: Penutupan yang Garang, Ganas, dan Cadas!
Hari ketiga pergelaran Festival musik rock terbesar di Asia Tenggara terasa berbeda. Sepanjang hari, cuaca sangat cerah dan cukup sejuk di malam hari. Maka, tak ada halangan berarti bagi penonton untuk menikmati saat-saat terakhir pesta musik tersebut.
Hari ketiga terasa lebih garang dan maskulin karena dipenuhi band-band power rock, glam metal, pop punk, punk-rock, alternative rock, sampai electro-alternative-rock. Band-band “impor” seperti The Vines, Di-rect, Mutemath, Wolfmother, dan Stryper seakan memanjakan para penggemar setia aliran musik rock dengan hentakan musik yang bertubi-tubi. Dari dalam negeri, band-band seperti Seringai, Kotak, Koil, Superman is Dead, dan Netral pun tidak mau kalah unjuk gigi “menggebrak” panggung Java Rockin’land.
Banyak lagu dari band-band impor di atas yang tidak familiar di telinga saya. Namun, penampilan panggung yang prima berhasil mencuri perhatian saya dan membuat saya terlarut dalam kegembiraan malam itu. Sebut saja band asal Belanda, Di-rect, yang berhasil menyuguhkan penampilan teatrikal yang sangat menghibur. Sang vokalis baru, Marcel Veenendaal, terlihat atraktif dan komunikatif dengan penonton.
Band dalam negeri, Kotak, juga berhasil dengan gemilang menyihir penonton dan mengajak mereka berdendang bersama. Walaupun jadwal manggung mereka berbarengan dengan Mutemath, bukan berarti panggung mereka sepi penonton. Sang vokalis, Tantri, tampil begitu enerjik saat membawakan lagu-lagu andalan mereka, seperti “Aku Tak Bisa”, “Pelan-Pelan Saja”, “Selalu Cinta”, dan (tentu saja) “Beraksi”.