Inggris Akan Blokir Akses ke Situs Porno
Pemerintah Inggris sedang membicarakan sebuah peraturan baru yang akan membuat kaum adam frustrasi. Bukan masalah perkawinan atau ekonomi yang menjadi tanggung jawab mereka, tetapi lebih kepada sesuatu yang bersifat “hobi” dan “kesenangan” yang terkadang bagi sebagian besar orang melanggar nilai dan moral. Kita sedang membicarakan tentang pornografi yang kini sedang menghadapi masalah yang cukup pelik. Pemerintah Inggris akhirnya memutuskan untuk melakukan pemblokiran terhadap situs-situs yang menyediakan konten tersebut.
Pembicaraan dengan beberapa penyedia layanan internet besar di Inggris seperti BT, Virgin Media, dan TalkTalk akan dilakukan bulan depan. Pemerintah Inggris menekankan bahwa peraturan ini dibuat semata-mata untuk melindungi anak-anak dari kemungkinan untuk terpapar konten yang dikhususkan untuk orang dewasa ini. “Keterbukaan” pornografi di Inggris memang sudah mencapai tahap yang mengkhawatirkan. Penelitian mencatatkan bahwa 1 dari 3 anak di Inggris pernah melihat konten-konten berbau pornografi dari internet. Oleh karena itu, pemerintah Inggris memandang perlu dilakukan sebuah langkah preventif yang drastis.
Mereka yang dewasa juga tetap akan dijamin “hak”nya untuk menikmati situs-situs pornografi ini. Hanya saja peraturan ini mengharuskan mereka untuk mendaftarkan diri dan memilih untuk dapat mengakses situs-situs tersebut. Tidak mendaftar berarti tidak ada akses. Pemerintah Inggris sendiri juga belum memberikan penjelasan secara mendetails dan pasti tentang definisi “pornografi” yang dimaksud, sehingga belum diketahui konten seperti apa yang akan diblokir atau dibiarkan saja. Namun setidaknya langkah pemerintah Inggris ini boleh kita apresiasi.
Ketika pemerintah negara lain sudah mulai mengambil langkah yang tegas terhadap pornografi dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang berkepentingan untuk mencegahnya terpapar pada anak-anak yang rentan, pemerintah kita justru selangkah lebih mundur. Mengapa? Banyaknya kasus video panas yang dibuat secara amatir dan penyiaran konten-konten dewasa pada jam anak-anak beraktivitas menjadi contoh yang cukup umum.