Mobil Listrik Tidak 100 Persen Ramah Lingkungan
Harganya yang mahal membuat mobil listrik menjadi kendaraan eksklusif yang menawarkan pilihan bagi mereka yang ingin menyelamatkan dunia dari gempuran emisi kendaraan bermotor. Namun, dari penelitian yang dilakukan terbukti bahwa mobil listrik hampir sama “kotor”nya dengan mobil diesel.
Padahal, alasan para ilmuwan menciptakan mobil listrik adalah untuk menekan produksi emisi yang dihasilkan mobil diesel biasa. Sayangnya, gembar-gembor bahwa mobil listrik adalah kendaraan bebas emisi adalah berita bohong.
Penelitian yang dilakukan ilmuwan di “Which?” Menyatakan mobil listrik tetap menghasilkan CO2 dengan jumlah yang tidak jauh berbeda dari mobil diesel. Emisi tersebut dihasilkan saat mobil listrik dalam proses pengisian ulang. “Banyak yang mengatakan bahwa mobil listrik menghasilkan nol emisi. Klaim ini tentu saja tidak tepat mengingat para pengembang mobil listrik masih menggunakan stasiun pengisian ulang konvensional yang menghasilkan karbon akibat pembakaran bahan bakar,” ujar salah satu ilmuwan.
Untuk membuktikan teori tersebut, Which? melakukan pengetesan terhadap tiga mobil listrik dari merek yang berbeda. Contohnya, saat diisi ulang, mobil listrik Smart Fortwo dengan harga sekitar £21.000 menghasilkan emisi setara dengan 84 g/km, sedangkan versi dieselnya yang berharga £9.540 menghasilkan 103 g/km. Mobil listrik Nissan Leaf dengan harga £23.990 menghasilkan setara dengan 81 g/km, sedangkan mobil diesel Volkswagen Golf 1.6 TDi Bluemotion yang berharga £16.830 menghasilkan 108 g/km. Perbandingan juga dilakukan kepada mobil listrik Mitsubishi i-MiEV (£24.045) dengan mobil diesel Suzuki Splash (£10.410) yang masing-masing menghasilkan emisi (setara dengan) 68 g/km dan 131 g/km.
Walau begitu, penggunaan mobil listrik di kota-kota maju masih menjadi pilihan terbaik untuk mengurangi pencemaran udara akibat gas buang. Editor Which?, Richard Headland mengatakan bahwa mereka mendukung upaya penciptaan mobil yang lebih ramah lingkungan, namun tidak setuju dengan klaim “bebas emisi” yang selama ini sudah terlanjur tersebar luas di masyarakat dunia.
Apakah klaim “bebas emisi” akan benar-benar terwujud di masa depan? We’ll see!
Sumber: Dailymail.