NostalGame: Super Mario Bros
Siapa yang tidak mengenal sosok Mario? Tukang ledeng bertopi merah dan berkumis tebal ini memang bertransformasi dari sebuah tokoh ikonik untuk Nintendo, konsol yang selama ini menjadi “tempat tinggal”nya, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari industri game itu sendiri. Dimulai dari karakter sederhana di game Donkey Kong, Mario berkembang menjadi franchise yang berhasil menjual kurang lebih 240 juta kopi permainan dalam 25 tahun usianya. Bagi saya? Semuanya dimulai dari era Super Mario Bros di NES.
Super Mario Bros, tidak ada kata yang dapat menggambarkan game ini sebenarnya. Mendengar namanya saja sudah cukup membuat saya bernostalgia dengan masa kecil yang cukup banyak diisi oleh game ini. Bahkan boleh dikatakan, Super Mario Bros adalah game yang membuat saya terhisap pada “lubang hitam” industri game dan jatuh cinta di dalamnya. Jika Super Mario Bros memulai masa kejayaan Nintendo dan kesuksesan franchise Mario, bagi saya, game ini memulai kehidupan saya sebagai seorang gamer.
Masih cukup terpatri di ingatan saya bagaimana ayah saya pada waktu itu datang dengan cartridge game ini di tangan. Karena harga cartridge Nintendo cukup mahal saat itu (tentu saja NES tidak memiliki game bajakan..), maka alternatif game yang dapat saya mainkan waktu itu sangatlah sedikit. Setiap game yang dibawa pulang oleh ayah menjadi resource game yang sangat berharga, dan untunglah Super Mario Bros ini sempat masuk ke dalam kehidupan saya. “Tidak ada pilihan lain” mungkin dapat menggambarkan alasan saya untuk mencoba game ini untuk pertama kalinya. Namun, ketika saya memainkannya kedua kali dan seterusnya, saya tidak dapat berhenti.
Plot dan Setting
Plot yang dihadirkan sebenarnya sederhana. Seorang putri bernama Peach, yang digambarkan sebagai wanita anggun yang dapat dikenali melalui pakaian pink-nya yang khas, ternyata diculik. Siapa yang menculiknya? Tak lain dan tak bukan si jahat King Koopa atau yang lebih kenal sebagai Bowser di masa sekarang. King Koopa yang berbentuk seperti percampuran buaya dan kura-kura ini menyekap Peach dan Toad, pelayan sang Putri dengan model jamur, di kastil penuh api dan lava.
Tugas Mario di dalam game? Tentu saja menyelamatkan keduanya. Satu hal yang saya sendiri masih bingung hingga sekarang, mengapa harus tukang ledeng yang memiliki kewajiban tersebut? Apakah Peach sebagai putri tidak punya pengawal kerajaan yang lebih tangguh?
Menurut saya, setting adalah nilai plus di dalam game ini. Bagaimana tidak, untuk sebuah game klasik yang hadir di NES, Super Mario Bros mampu menampilkan lingkungan yang ada dengan cukup apik. Setting ini bervariasi dari satu level ke level lainnya. Walaupun ia memiliki cukup banyak level pada masa itu, sekitar 32 level, hampir tidak ada level yang sama satu dengan yang lainnya. Walaupun elemen-elemen seperti rumput atau bola api hadir repetitif, namun “peracikan” untuk menghadirkan tantangan yang berbeda di setiap level patut diacungi jempol.