Selamat Tinggal Guitar Hero!
Guitar Hero adalah pahlawan di balik kebangkitan berbagai game bergenre rhythm-based yang muncul belakangan ini. Dengan kemampuannya mendapatkan banyak lisensi resmi lagu di dalam katalog mereka, game ini tidak hanya menawarkan banyak sekali lagu yang mampu memompa adrenalin ke seluruh tubuh, tetapi juga memanjakan telinga. Belum lagi visualisasi karakter yang cukup unik dan sistem permainan yang membuat kita seolah-olah memainkan gitar secara nyata. Guitar Hero adalah hero yang hadir di industri game.
Apa daya, sepertinya para gamer sekali lagi harus dihadapkan pada sebuah kenyataan pahit. Apapun yang dicapai oleh Guitar Hero sepertinya tidak terlalu berpengaruh pada keputusan yang diambil oleh Activision, sang “empunya” franchise ini. Secara mengejutkan, melalui sebuah press conference, Activision mengumumkan kepada media bahwa Guitar Hero secara resmi berakhir! Mereka tidak akan melanjutkan lagi franchise ini dengan membuat game baru, namun tetap akan mempertahankan hidupnya melalui berbagai downloadable content.
Alasan di balik penutupan ini? Selalu saja berhubungan dengan uang. Activision sendiri mengaku bahwa antusiasme gamer terhadap franchise ini sudah mulai berkurang dan pendapatan Guitar Hero terus aja menurun dari tahun ke tahun. Mereka mengaku bahwa biaya untuk mendapatkan lisensi dan produksi game ini tidak cukup memberikan keuntungan, sehingga solusi yang lebih baik adalah menutupnya secara total. Tidak hanya Guitar Hero yang mendapatkan “perlakuan” yang sama, namun DJ Hero dan True Crime juga menerima nasib yang sama. Yang bisa kita lakukan sekarang? Say a proper goodbye..
Game-game rhythm-based memang sedang menghadapi tahun yang cukup berat. Guitar Hero ditutup dan nasib game serupa, Rock Band juga sedang terkatung-katung ketika salah satu publishernya harus mengalami penutupan. Apakah ini berarti perubahan era dan matinya sebuah genre di industri game? Semoga tidak.