Thinking Cap: Alat Bantu Berpikir yang Efektif
Kabar baik datang bagi mereka yang sering mengalami kesulitan berpikir dan memecahkan masalah. “Thinking cap”, yang kalau diterjemahkan menjadi “Topi Berpikir”, seringkali dijadikan kiasan yang ditujukan kepada orang-orang yang harus mencari jalan keluar terhadap suatu permasalahan. Sekarang thinking cap bukan sekedar kiasan saja, tetapi telah menjadi sebuah produk nyata.
Prof. Allan Snyder dan Richard Chi dari Centre of the Mind Universitas Sydney membuat topi berpikir yang memberikan rangsangan ke kepala dengan getaran listrik. Konsep ini diambil dari berbagai cerita dan mitos mengenai orang-orang yang secara tiba-tiba dapat memainkan piano setelah tersambar petir atau pasien trauma otak yang secara ajaib memiliki kemampuan seni. Pada beberapa kasus, trauma otak menyebabkan terhambatnya kinerja bagian temporal lobe sebelah kiri. Hal ini menambah keaktifan kinerja otak bagian kanan dan memicu orang tersebut untuk berpikir lebih kreatif.
Topi buatan Prof. Snyder dan Chi memanipulasi keadaan otak manusia untuk menciptakan kembali fenomena yang serupa dengan mitos-mitos tadi. Dalam penelitiannya, Prof. Snyder dan Chi menyiapkan sebuah permasalahan yang harus diselesaikan oleh sekelompok subjek penelitian. Sebelum diberikan stimulasi, hanya 20% di antara para subjek yang berhasil memecahkan masalah tersebut. Sedangkan setelah diberikan stimulasi, jumlah subjek yang berhasil memecahkan masalah yang sama naik hingga 3 kali lipat.
Meskipun penelitian ini mendapatkan hasil yang positif, Prof. Snyder menekankan bahwa tujuan dari topi ini bukan untuk membuat manusia menjadi lebih pintar, tetapi lebih kreatif. Diharapkan dengan penemuannya ini, para penggunanya dapat melihat dunia dengan cara yang baru, mengambil ide dari berbagai tempat dan mengembangkannya.