Penggunaan Aplikasi Twitter Pihak Ketiga Mencapai 42%
Kemarin Ryan Sarver, mewakili Twitter, mengumumkan bahwa mereka tidak menginginkan developer aplikasi pihak ketiga untuk membuat aplikasi yang memuat layanan media sosial itu. Dalam pengumuman tersebut Ryan Sarver sempat menyebutkan bahwa lebih 90% pengguna aktif Twitter menggunakan aplikasi resmi yang dikeluarkan oleh media sosial tersebut. Sysomos, perusahaan monitoring jejaring sosial, ternyata memiliki data yang berbeda dari Ryan Sarver. Seperti apakah data tersebut? Mari kita simak gambar di bawah ini.
Sysomos mengambil data dari 25 juta tweets yang dipublikasikan sejak tanggal 11 Maret 2011 hingga pengumuman dari Twitter mengenai kebijakan baru mereka tersebut. Berdasarkan data tersebut, 42% tweets dipublikasikan melalui aplikasi Twitter non-resmi. Dari keseluruhan aplikasi Twitter non-resmi, tingkat penggunaan tertinggi dipegang oleh UberSocial dengan persentase penggunaan sebesar 16.4%. Aplikasi yang dulunya bernama UberTwitter ini sempat mengalami masalah dengan pihak Twitter yang mengakibatkan pemblokiran penggunaan aplikasi tersebut untuk sementara. Selain UberSocial, TweetDeck dan Echofon juga memiliki jumlah penggunaan yang cukup tinggi dengan masing-masing persentase sebesar 13.1% dan 9.2%.
Memang angka 90% yang disebutkan oleh Ryan Sarver mengacu pada jumlah pengguna aplikasi Twitter resmi, sedangkan data yang diolah oleh Sysomos mengacu pada jumlah tweets yang dipublikasikan melalui masing-masing aplikasi. Namun, melihat banyaknya jumlah tweets yang dipublikasikan dengan aplikasi non-resmi, tidak aneh jika para developer merasa pihak Twitter berusaha untuk mengusir kompetisi, walaupun kepopuleran media sosial tersebut diraih dengan bantuan dari aplikasi pihak ketiga.
Source: Sysomos