NetEvents 2011: Solusi Datacenter – Fisik atau Virtual?
Tanggal 6-7 April 2011, NetEvents Asia Pacific Press Summit digelar di Langkawi, Malaysia. NetEvents adalah sebuah acara pertemuan dan diskusi antar vendor-vendor teknologi komunikasi dan informatika terkemuka dengan analis dan media. Tim Jagat Review berkesempatan untuk meliput acara tahunan ini. Simak artikel-artikel kami mengenai NetEvents berikut ini.
Sesi berikutnya dalam acara NetEvents 2011 adalah sesi debat panel kedua. Sesi ini dilaksanakan dalam bentuk “Head 2 Head”. Masing-masing panelis akan diberikan satu menit untuk mempresentasikan solusi mereka terhadap satu tema. Para peserta NetEvents lainnya kemudian akan memilih solusi mana yang secara teoritis paling cocok untuk mereka. Adapun tema yang diambil kali ini adalah “Datacentre Architecture – Concrete needs versus cloudy solutions”
Panelis yang ikut serta dalam debat kali ini meliputi: Rotem Salomonovitch, CTO, IP Solutions, APAC dari Alcatel-Lucent; John McHugh, VP&CMO dari Brocade; Bernie Trudel, Cloud CTO, APAC dari Cisco; serta Steve Dietch, VP of HP Cloud Infrastructure
Kemajuan teknologi membawa solusi-solusi baru khususnya untuk dunia enterprise. Tampilnya teknologi virtualisasi lalu cloud computing (komputasi awan) menjadi salah satu pilihan solusi. Kali ini debat panel dan diskusi NetEvents membahas mengenai implementasi virtualisasi dan cloud computing terhadap data center.
Sekarang ini, dunia teknologi informasi khususnya untuk enterprise sudah berubah. Dalam hal data center misalnya, terdapat tiga solusi yang banyak digunakan perusahaan: Enterprise datacenter, hosted/outsource datacenter, cloud datacenter.
- Enterprise Datacenter. Ini adalah solusi yang umum digunakan sekarang ini. Datacenter dimiliki sendiri secara fisik oleh perusahaan bersangkutan.
- Hosted/Outsource Datacenter. Hosted/outsource datacenter adalah solusi datacenter pihak ketiga, segala infrastruktur fisik di outsource ke penyedia layanan data center pihak ketiga.
- Cloud Datacenter. Cloud datacenter sendiri merupakan teknologi baru. Pada solusi ini, datacenter berasal dari layanan pihak ketiga dalam bentuk virtual.
Salah satu permasalahan yang timbul adalah bagaimana menjamin infrastruktur cloud computing agar siap untuk enterprise?
Cloud datacenter sendiri pada dasarnya haruslah terbuka, multi-vendor, dan, dapat menyederhanakan proses bisnis perusahaan.
Sejumlah perusahaan memang masih berpegang teguh pada infrastruktur fisik untuk data center mereka. Mereka masih butuh jaminan pasti sebelum pindah ke solusi virtual untuk data center mereka. Sebagaimana juga lembaga-lembaga penting seperti lembaga finansial, pemerintahan, kemungkinan besar akan tetap menggunakan solusi infrastruktur fisik untuk data center mereka.
Sedangkan perusahaan yang memang telah mengadopsi cloud computing melihat teknologi ini sebagai solusi yang fleksibel bagi proses bisnis mereka.
Satu lagi solusi yang kemungkinan besar akan banyak digunakan perusahaan-perusahaan adalah solusi hybrid. Dalam hal ini, perusahaan akan mengimplementasi infrastruktur fisik dan virtual (cloud) secara berdampingan.