Gaming VIP: Tom Clancy
Industri game memang bekerja dengan pusaran kreativitas yang unik. Lahir dari berbagai konsep dan ide banyak orang yang terlibat di dalamnya, sebagian besar game mampu menghasilkan sebuah pengalaman yang menyatu. Tidak heran jika berbagai nama besar yang bekerja di balik layar, dari “sekadar” sound engineer dan stage designer hingga mereka yang memiliki tanggung jawab lebih besar seperti sutradara dan produser menjadi bintang di mata para gamer. Namun, tahukah Anda, ada seorang tokoh yang begitu terkenal di dunia game namun ia sendiri bukan merupakan bagian darinya? Bahkan, diragukan ia bisa atau bahkan pernah memainkan game sebelumnya. Lantas, mengapa gamer menaruh hormat padanya? Dua kata: jalinan cerita.
Gamer mana yang tidak pernah mengenal game-game besar, seperti Splinter Cell, Ghost Recon, atau Rainbow Six? Game-game bertema action ini selalu mengangkat tema perperangan yang penuh dengan atmosfer yang megah sekaligus menegangkan. Tutur plot yang menceritakan konspirasi-konspirasi besar, politik, pengkhianatan, senjata pemusnah massal, dan teknologi militer masa depan ini memang menjadi landasan plot yang cocok untuk sebuah video game. Lantas, apa yang menyatukan semua franchise besar ini? Satu sosok besar di belakangnya: Tom Clancy.
Siapa itu Tom Clancy?
Thomas Leo “Tom” Clancy Jr. Lahir di Baltimore, Maryland, United States, 12 April 1947. Tahun 1969, ia berhasil menyelesaikan pendidikan Literatur Inggris di Loyola College, Baltimore, sebuah awal dari sepak terjangnya di dunia literatur. Ketertarikan Clancy akan dunia militer sudah terlihat sejak kelulusan ini. Ia pernah mengajukan diri untuk menjadi bagian dari tentara Amerika Serikat, namun harus mengalami kegagalan di tes penglihatan. Sebelum akhirnya terjun ke dunia literatur, Clancy sempat mencoba berbagai pekerjaan.
Sebuah Sejarah Lahir
Sejarah sepak terjang Tom Clancy yang fenomenal dimulai tahun 1984, ketika novel pertamanya The Hunt for Red October dirilis. Novel yang menceritakan tentang pembelotan salah satu kru kapal selam nuklir Russia ini menghadirkan plot perang dingin yang memesona. Bahkan Presiden Amerika Serikat di kala itu, Ronald Reagan, memuji buku ini secara terbuka. Pujian langsung dari otoritas tertinggi ini kemudian membuat popularitas The Hunt for Red October melambung tinggi, menjadikannya sebagai New York Times best seller di kala itu. Bagi dunia game, ini merupakan awal segalanya. Cerita fantastis dan detail luar biasa yang dihadirkan Clancy di buku ini membuatnya dilirik oleh Oxford Digital Enterprises, Ltd yang membuat versi gamenya untuk Atari ST, Amiga, Apple II, ZX Spectrum, Commodore 64 dan IBM PC di tahun 1987. The Hunt for Red October menjadi cerita pertama Tom Clancy yang diadaptasikan ke dalam game.
The Hunt for Red October merupakan awal dari sebuah sejarah. Puluhan buku yang lahir dari tangan dingin Clancy setelahnya, termasuk Rainbow Six, berhasil mencapai tingkat penjualan yang luar biasa. Tidak heran memang jika banyak pihak yang memandang Tom Clancy sebagai penulis fiksi dunia militer terbaik yang pernah ada di dunia. Satu poin utama yang membuat karyanya dicintai adalah kemampuan Tom Clancy untuk menghadirkan detail yang begitu nyata hingga semua skenario itu mungkin terjadi di dunia nyata. Dunia militer secara terang-terangan mengagumi Clancy. Presiden sering mengundangnya untuk makan, para admiral dan jenderal besar memberikannya akses informasi untuk peralatan perang terbaru, kapal, pesawat, bahkan teknologi yang akan hadir di masa yang akan datang. Tidak heran jika novel terbaru Clancy saat ini tidak dianggap sebagai sebuah fiksi belaka, namun sebagai informasi yang cukup akurat untuk menggambarkan kekuatan militer Amerika Serikat.
Tahun 1996, Tom Clancy memutuskan untuk melebarkan sayap dominasinya. Bersama dengan rekannya Doug Littlejohns, mereka membangun sebuah perusahaan developer game – Red Storm Entertainment. Game pertama yang mereka rilis? Tentu saja didasarkan atas salah satu novel Clancy, Politika. Red Storm Entertaiment memang dibangun untuk memfokuskan diri ke video game dan visualisasi dari novel Tom Clancy. Kesuksesan luar biasa dicapai ketika perusahaan ini mengenalkan kepada dunia, untuk pertama kalinya, Rainbow Six di tahun 1998. Berbeda dengan game FPS pada umumnya, Rainbow Six bukan hanya sebuah game yang meminta karakter Anda sekadar maju, menembakkan senjata, dan menang. Rainbox Six adalah game Tactical FPS pertama, di mana taktik militer murni perlu digunakan untuk menyelesaikan setiap misi yang ada. Bekerja sama dengan anggota tim yang lain, menentukan posisi serangan yang tepat, memikirkan strategi keluar, hingga mengasah skill untuk “One shot, one kill” menjadi bagian yang tak terpisahkan dari game ini. Rainbow Six versi game mencapai kesuksesan luar biasa, seperti novelnya.
Apa yang Membuat Tom Clancy Pantas Menjadi Gaming VIP?
Kesuksesan yang dicapai Tom Clancy dan Red Storm Entertainment mendapat perhatian khusus dari perusahaan industri game yang jauh lebih besar, Ubisoft. Tahun 2000, Ubisoft memutuskan untuk membeli Red Storm Entertainment dengan harga US$ 45 juta. Ketika itu, Tom Clancy baru saja rampung mengerjakan proyek pertama Ghost Recon. Game FPS yang mengusung gameplay yang tak jauh berbeda dengan Rainbow Six ini berhasil mencapai kesuksesan yang luar biasa, membuat kepercayaan Ubisoft akan perusahan ini semakin meningkat. Menggabungkan perusahaan kecil yang berada di bawah naungannya, Ubisoft menetapkan Red Storm sebagai anak perusahaan yang memiliki satu tujuan utama: menangani semua franchise Tom Clancy.
Apa yang lantas membuat Tom Clancy begitu spesial hingga ia pantas menjadi seorang gaming VIP? Perkembangan setelah Ubisoft mengambil alih Red Storm-lah yang menunjukkan posisi Tom Clancy di dunia game. Jika di masa sebelumnya sebagian besar game yang menyandang nama Tom Clancy selalu berhubungan dengan novel yang ia karang, kini nama Tom Clancy bertransformasi melebihi eksistensi karya literaturnya sendiri. Ubisoft menggunakan nama Tom Clancy di game-game tertentu seperti Splinter Cell dan H.A.W.X bukan karena Tom Clancy pernah bertutur tentang plot kedua game ini, tetapi lebih sebagai sebuah sarana promosi. Meminjam nama besar Clancy terbukti menjadi strategi yang mumpuni untuk menarik para gamer yang tergila-gila dengan teori konspirasi dan skala perang dunia militer yang hebat. Splinter Cell dan H.A.W.X sukses luar biasa. Bahkan, novel yang lahir dari tangan penulis berbeda pun muncul menemani game-game tersebut.
Tom Clancy memang menjelma menjadi sebuah legenda. Bukan saja novelnya yang mendapatkan banyak pujian karena detail dan skenario yang mendekati kesempurnaan, namun game-game tactical FPS yang juga lahir dari kejeniusannya memperluas khazanah jagat game itu sendiri. Tom Clancy adalah wujud superstar sesungguhnya dari dunia literatur, militer, dan video game hingga saat ini. Adakah yang mampu menyainginya saat ini? Clancy masih menjadi jenderal terbesar di genre ini. Hail Clancy!
Little Trivia Tom Clancy
- Novel Clear and Present Danger terjual 1,6 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya novel terlaris di dekade tahun 1980-an.
- Istrinya, Alexandra, merupakan keponakan dari salah satu orang penting di Amerika Serikat, Colin Powell.
- Ia memiliki sebagian saham dari Baltimore Orioles dari Liga Bisbol Amerika.
- Clancy merupakan salah satu dari tiga penulis yang mampu mencatat penjualan hingga 2 juta kopi di cetakan pertama di tahun 1990-an.
- Beberapa novel Tom Clancy juga divisualisasikan lewat Board Games.
- Game yang menggunakan nama Tom Clancy atau berhubungan dengannya sudah mencapai jumlah kurang lebih 49 buah.
Source: Wikipedia, Biography.com