NostalGame: Dino Crisis II
Dinosaurus, siapa yang tidak mengenal hewan purbakala ini? Bertemu dengan dinosaurus memang menjadi mimpi sebagian besar anak-anak, khususnya mereka yang belum mengerti tentang konsep karnivora di belakang raksasa penguasa bumi masa lalu ini. Untungnya, teknologi yang berkembang di dunia hiburan memungkinkan visualisasi yang mendekati nyata untuk binatang ini. Mendengar kata dinosaurus, para penggemar film akan langsung memikirkan Jurrasic Park sedangkan para penggila game, tidak diragukan lagi akan mendengar Dino Crisis terbesit di pikiran mereka.
Game buatan Capcom ini memang hadir dengan keunikannya tersendiri. Ketika arah perkembangan game survival di kala itu yang lebih berfokus kepada zombie dan psikopat, Dino Crisis mengambil arah yang sangat berbeda. Menjadikan dinosaurus-dinosaurus kelaparan untuk menebar teror dan ketakutan tampaknya menjadi strategi yang cukup berhasil. Capcom meraih keuntungan yang tidak sedikit dari seri ini dan menjadikannya sebagai salah satu franchise tersuksesnya di masa kejayaan Playstation dulu. Hal ini terbukti dari lahirnya Dino Crisis II sebagai sebuah seri kelanjutan.
Sebagai gamer yang pernah memainkan Dino Crisis sebelumnya, keengganan muncul untuk mencicipi seri keduanya. Saya merasakan seri pertamanya begitu sulit untuk diselesaikan, dengan begitu banyak puzzle dan dinosaurus yang tak mudah untuk ditundukkan. Takut akan rasa frustrasi yang mungkin muncul dari seri kelanjutannya, Dino Crisis II menjadi pilihan terakhir untuk dimainkan, bahkan tak tersentuh sama sekali. Namun, semuanya berubah ketika game ini mulai menjadi pembicaraan hangat di antara teman-teman sebaya dan beberapa di antara mereka akhirnya berhasil meyakinkan saya untuk mencicipi game ini.
Apa yang terjadi selanjutnya adalah sebuah cinta sebesar benua (berlebihan..). Secara mengejutkan, game ini justru menghadirkan elemen yang lebih terasa action dibandingkan survival. Menghajar setiap dinosaurus yang ada menjadi lebih mudah, puzzle yang sederhana, senjata-senjata luar biasa, plot menarik, dan gameplay yang lebih singkat. Semua elemen ini membuat saya jatuh cinta. Bahkan menamatkannya berulang kali tidak membuat saya bosan dengan game ini.
Setelah begitu lama tidak pernah memainkannya, saya memutuskan untuk mengambil salah satu game terfavorit saya di masa lalu ini untuk NostalGame. Apakah ia masih mampu menghadirkan pengalaman menyenangkan yang sama?
Plot
Untuk game yang mengusung tema unik seperti Dino Crisis, plot memegang peranan yang cukup penting. Setiap gamer tentu saja akan bertanya-tanya jika Capcom tidak bisa menjelaskan bagaimana dinosaurus yang seharusnya punah bisa hadir di zaman modern dan berusaha memakan kita. Tidak ada cara yang lebih mumpuni untuk menjadi dasar ini semua selain sebuah konsep time travel.
Melanjutkan cerita dari seri pertamanya, penelitian Third Energy yang kini dikendalikan oleh pemerintah terus dilanjutkan. Mereka bahkan membangun pusat penelitian, tentara, hingga kota sendiri yang dinamakan Edward City. Pada suatu ketika, tiba-tiba kota tersebut menghilang dari peta begitu saja, digantikan dengan hutan-hutan purbakala. Sebuah tim pemerintahan yang beranggotakan Dylan, seorang officer T.R.A.T (Tactical Reconnoitering and Acquisition Team) dan Regina, sang jagoan utama Dino Crisis I dan veteran dari S.O.R.T (Secret Operation Raid Team) ditugaskan untuk menginvestigasi kejadian ini. Menggunakan mesin waktu, tim ini dikirim ke masa di mana Edward City menghilang. Pembantaian pun dimulai.
Berbeda dengan seri sebelumnya, Dino Crisis II lebih mengusung genre action sebagai elemen utama yang ditawarkan. Anda tidak lagi harus kabur dari kejaran para dino karena terbatas peluru. Semuanya kini dapat diselesaikan dengan rentetan tembakan tanpa henti. Dino Crisis II, menurut pandangan pribadi saya, justru tampil sangat maksimal dan menyenangkan dengan gameplay seperti ini. Jauh melebihi seri pertamanya.