NostalGame: Dino Crisis II

Reading time:
July 28, 2011
Dino Crisis II 1

Dinosaurus, siapa yang tidak mengenal hewan purbakala ini? Bertemu dengan dinosaurus memang menjadi mimpi sebagian besar anak-anak, khususnya mereka yang belum mengerti tentang konsep karnivora di belakang raksasa penguasa bumi masa lalu ini.  Untungnya, teknologi yang berkembang di dunia hiburan memungkinkan visualisasi yang mendekati nyata untuk binatang ini. Mendengar kata dinosaurus, para penggemar film akan langsung memikirkan Jurrasic Park sedangkan para penggila game, tidak diragukan lagi akan mendengar Dino Crisis terbesit di pikiran mereka.

Game buatan Capcom ini memang hadir dengan keunikannya tersendiri. Ketika arah perkembangan game survival di kala itu yang  lebih berfokus kepada zombie dan psikopat, Dino Crisis mengambil arah yang sangat berbeda. Menjadikan dinosaurus-dinosaurus kelaparan untuk menebar teror dan ketakutan tampaknya menjadi strategi yang cukup berhasil. Capcom meraih keuntungan yang tidak sedikit dari seri ini dan menjadikannya sebagai salah satu franchise tersuksesnya di masa kejayaan Playstation dulu. Hal ini terbukti dari lahirnya Dino Crisis II sebagai sebuah seri kelanjutan.

Sebagai gamer yang pernah memainkan Dino Crisis sebelumnya, keengganan muncul untuk mencicipi seri keduanya. Saya merasakan seri pertamanya begitu sulit untuk diselesaikan, dengan begitu banyak puzzle dan dinosaurus yang tak mudah untuk ditundukkan. Takut akan rasa frustrasi yang mungkin muncul dari seri kelanjutannya, Dino Crisis II menjadi pilihan terakhir untuk dimainkan, bahkan tak tersentuh sama sekali. Namun, semuanya berubah ketika game ini mulai menjadi pembicaraan hangat di antara teman-teman sebaya dan beberapa di antara mereka akhirnya berhasil meyakinkan saya untuk mencicipi game ini.

Apa yang terjadi selanjutnya adalah sebuah cinta sebesar benua (berlebihan..). Secara mengejutkan, game ini justru menghadirkan elemen yang lebih terasa action dibandingkan survival. Menghajar setiap dinosaurus yang ada menjadi lebih mudah, puzzle yang sederhana, senjata-senjata luar biasa, plot menarik, dan gameplay yang lebih singkat. Semua elemen ini membuat saya jatuh cinta. Bahkan menamatkannya berulang kali tidak membuat saya bosan dengan game ini.

Setelah begitu lama tidak pernah memainkannya, saya memutuskan untuk mengambil salah satu game terfavorit saya di masa lalu ini untuk NostalGame. Apakah ia masih mampu menghadirkan pengalaman menyenangkan yang sama?

Plot

Dino Crisis II 8

Untuk game yang mengusung tema unik seperti Dino Crisis, plot memegang peranan yang cukup penting. Setiap gamer tentu saja akan bertanya-tanya jika Capcom tidak bisa menjelaskan bagaimana dinosaurus yang seharusnya punah bisa hadir di zaman modern dan berusaha memakan kita. Tidak ada cara yang lebih mumpuni untuk menjadi dasar ini semua selain sebuah konsep time travel.

Melanjutkan cerita dari seri pertamanya, penelitian Third Energy yang kini dikendalikan oleh pemerintah terus dilanjutkan. Mereka bahkan membangun pusat penelitian, tentara, hingga kota sendiri yang dinamakan Edward City. Pada suatu ketika, tiba-tiba kota tersebut menghilang dari peta begitu saja, digantikan dengan hutan-hutan purbakala. Sebuah tim pemerintahan yang beranggotakan Dylan, seorang officer T.R.A.T (Tactical Reconnoitering and Acquisition Team)  dan Regina, sang jagoan utama Dino Crisis I dan veteran dari S.O.R.T (Secret Operation Raid Team) ditugaskan untuk menginvestigasi kejadian ini. Menggunakan mesin waktu, tim ini dikirim ke masa di mana Edward City menghilang. Pembantaian pun dimulai.

Dino Crisis II 11

Berbeda dengan seri sebelumnya, Dino Crisis II lebih mengusung genre action sebagai elemen utama yang ditawarkan. Anda tidak lagi harus kabur dari kejaran para dino karena terbatas peluru. Semuanya kini dapat diselesaikan dengan rentetan tembakan tanpa henti. Dino Crisis II, menurut pandangan pribadi saya, justru tampil sangat maksimal dan menyenangkan  dengan gameplay seperti ini. Jauh melebihi seri pertamanya.

Load Comments

Gadget

March 5, 2024 - 0

Review vivo V30: Lebih Murah, Lebih Kencang dan Irit dengan Snapdragon + 3 Kamera 50 MP

vivo V30 , smartphone ini juga dibawa vivo hadir resmi…
March 5, 2024 - 0

Review realme 12 Pro+ 5G: Smartphone Berkamera Tele Periscope Paling Murah!

Kalau kalian mencari smartphone mid range dengan kamera telephoto terbaik…
January 26, 2024 - 0

Review vivo Y100 5G: Desain Premium, AMOLED 120 Hz, 5G, Snapdragon BARU!

vivo Y100 5G, ini adalah smartphone terbaru dari jajaran vivo…
December 30, 2023 - 0

Review CMF Watch Pro: Smartwatch dengan Layar 1,96 Inci AMOLED dan Desain Unik

CMF Watch Pro dibanderol dengan harga Rp1.149.000. Dengan harga tersebut…

Laptop

March 27, 2024 - 0

Review Acer Predator Helios Neo 16 2024: Helios Neo Naik Kelas?

Laptop yang satu ini bukan cuma kenceng buat gaming, tapi…
March 19, 2024 - 0

Review ASUS Zenbook 14 OLED (UX3405): Laptop Ringan Idaman!

Laptop Intel Core Ultra akhirnya mulai dijual di Indonesia. Salah…
March 18, 2024 - 0

Review Huawei MateBook D 14 (2024): Bodi Metal, Kencang dan Terjangkau!

Laptop yang satu ini harusnya sudah tidak terlalu asing lagi…
March 15, 2024 - 0

Review Lenovo Yoga Slim 7i (14IMH9): Daya Tahan Baterai Laptop 2024 Harusnya Begini!

Laptop layar OLED yang satu ini ternyata baterainya irit banget…

Gaming

March 28, 2024 - 0

Ryu Ga Gotoku Punya Pengumuman Besar di Hari April Mop

Berbeda dengan sebagian besar belahan dunia yang lain, April Mop…
March 28, 2024 - 0

Relic Entertainment Pisah dari SEGA, Kembali Indie

Sebagian besar dari kita mungkin seringkali salah menyimpulkan bahwa SEGA…
March 28, 2024 - 0

Spesifikasi PC untuk Marvel Rivals

Di atas kertas, ini adalah konsep yang seharusnya bisa menuai…
March 28, 2024 - 0

Embracer Jual Dev. Borderlands ke Take-Two Interactive

Anda yang cukup mengikuti berita game dengan intens sepertinya tidak…