NostalGame: Rival Schools – United By Fate
Apa yang Saya Benci dari Rival Schools?
Auto-Guard
Saya kira tidak ada gamer yang akan berkeberatan untuk menekan tombol belakang atau aksi tertentu untuk sekedar melakukan block. Entah apa yang membuat Capcom lantas mengimplementasikan sistem auto-block untuk game ini. Jika Anda merasa fitur ini akan membantu, Anda sudah pasti salah besar. Mengapa? Sudah menjadi insting bagi seorang gamer untuk menahan tombol belakang ketika ingin bertahan. Di Rival Schools, aksi ini justru akan membuat karakter Anda mundur dan dihitung berada dalam posisi tidak bertahan. Akibatnya? Anda malah lebih mudah diserang. Suram.
Special Attack
Selain memiliki serangan Team Attack, tiap karakter juga memiliki serangan spesialnya sendiri. Serangan yang hanya membutuhkan 1 bar power ini bisa dieksekusi dengan hanya menekan satu tombol saja dan hadir dengan efek yang memukau. Namun sayangnya, special attack seperti ini lebih sering menghasilkan kekecewaan dibandingkan senyum puas di wajah. Berbeda dengan team attack yang grapple, special attack dipicu dengan serangan terbuka yang dapat ditahan. Selain itu damage yang dihasilkan tidak sebesar team attack. Jadi daripada menghabiskan bar power untuk hal seperti ini, lebih baik menabungnya untuk serangan tim yang jauh lebih efektif.
Minim Serangan Biasa
Terlalu berfokus pada serangan spesial dan efek-efek memanjakan mata juga ternyata tidak terlalu baik untuk sebuah game fighting. Rival Schools, sayangnya, juga ikut menyederhanakan deretan serangan biasa yang seharusnya bisa digunakan secara efektif untuk kombo. Akibatnya, Anda hanya menemukan deretan jurus dalam jumlah yang sangat kecil. Satu-satunya sarana yang bisa ditempuh untuk mengurangi nyawa musuh hanya ada pada serangan special dan combo. Berharap pada tendangan dan pukulan biasa? Bisa jadi, Anda yang jadi korban dan bukan sebaliknya.
Sensasi Setelah Memainkannya Kembali
Saya harus mengakui bahwa pada awalnya tidak ada banyak memori yang dapat saya gali dari sebuah game Rival Schools. Hal yang terbesit di otak hanyala bahwa saya pernah memainkan game in di masa lalu, memori cukup memberikan informasi bahwa kualitas game ini di masa lalu sempat menghadirkan pengalaman bermain yang menyenangkan. Sama sekali tidak ada keraguan untuk memainkannya kembali dan mencari ingatan yang hilang di Rival Schools.
Berbeda dengan game lain yang mampu memicu memori Anda lewat alunan lagu atau grafis, Rival Schools tidak memiliki hal ini sama sekali. Namun ketika Anda mulai bermain dan merasakan kembali gameplaynya, maka Anda akan mulai merasa “Ah…game ini..” dan semuanya seperti kembali. Kehadiran Akira sebagai karakter menjadi pemicu yang cukup efektif bagi saya pribadi. Cukup untuk mengingat bagaimana teman saya dulu sempat marah dan frustrasi karena kekalahan beruntunnya di game ini.
Jika Anda merupakan salah satu penggemar game fighting yang sempat mengenyam superioritas Playstation di masa lalu, maka hampir tidak mungkin Anda belum pernah menyentuh Rival School sebelumnya. Anda harus mencoba memainkan game ini kembali, tidak untuk memori, tetapi juga kesenangan yang ia hadirkan. Kontrol tombol yang sederhana membuatnya mudah dikuasai, hanya dalam hitungan menit. Apakah game ini termasuk pantas untuk diingat kembali? Sangat pantas!