Review Pirates of The Carribean: On Stranger Tides
Installment keempat Pirates of the Carribean produksi Walt Disney Pictures termasuk salah satu film yang ditunggu oleh penonton setia franchise “Pirates” di seluruh dunia. Di Amerika dan Inggris, film ini rilis secara serempak di bulan Mei. Sayangnya, karena kasus penghentian pemutaran beberapa film MPAA, Indonesia tidak bisa merasakan momen bahagia tersebut. Walaupun sempat tertahan lama, film ini akhirnya tayang dan beredar di Indonesia akhir September lalu.
Di film keempat yang juga merupakan film terakhir installment Pirates of the Carribean ini, sang sutradara, Rob Marshall, mengadaptasi cerita dari novel berjudul On Stranger Tides (1987) karya Tim Powers. Di film ini, sejumlah nama yang membesarkan film ini pun kembali beradu akting bersama, menyajikan tontonan yang tidak akan dilupakan para penggemar serial ini. Ada beberapa perubahan yang terjadi di film ini, salah satunya penggantian sutradara dari Gore Verbinski menjadi Rob Marshall. Untuk pemain, tokoh sentral yang menjadi ikon film ini, Jack Sparrow, tetap diperankan dengan sangat brilian oleh Johnny Depp. Tokoh lainnya, seperti Barbossa dan Joshamee Gibbs juga kembali muncul dan kembali diperankan oleh Geoffrey Rush dan Kevin McNally.
Kali ini, Jack Sparrow kembali dengan petualangan baru, mencari Fountain of Youth yang konon dapat memberikan efek muda bagi siapa pun yang meminum airnya. Jack, yang secara tidak sadar telah berada di kapal “Queen Anne’s Revenge” milik bajak laut yang paling ditakuti dan disegani seluruh bajak laut, Blackbeard (Ian McShane), terpaksa mengikuti kemauan Angelica (Penelope Cruz), putri Blackbeard, untuk menunjukkan jalan menuju Fountain of Youth. Selain Blackbeard, ada pihak lain yang juga berusaha untuk mencapai tempat tersebut, yaitu pihak Spanyol dan Inggris yang diwakilkan oleh Barbossa (Geoffrey Rush). Maka, petualangan mencari Fountain of Youth pun dimulai. Jack dkk harus membelah lautan mencari cawan yang menjadi satu-satunya syarat untuk meminum air mancur tersebut, memburu putri duyung untuk mendapatkan air matanya sebagai bagian dari salah satu mantra, dan yang terpenting, sampai ke tempat antah-berantah tersebut sebelum Spanyol maupun Barbossa.
Film terakhir dari seri Pirates of the Carribean ini dibuat dengan lebih spesial, mengingat ini adalah film terakhir. Salah satunya adalah keputusan untuk membuat film ini dalam format 3D. Bahkan, On the Stranger Tides merupakan film pertama dari franchise “Pirates” yang diambil menggunakan Disney Digital 3D™ dan merupakan film live-action epik pertama yang diambil menggunakan kamera Red 3D.
Melihat begitu banyak film live-action yang pada akhirnya gagal menyajikan sensasi 3D secara maksimal, saya pun pesimis dengan kualitas 3D film ini. Buktinya, sepanjang film, saya tidak merasakan sensasi apa pun meskipun telah menggunakan kacamata 3D. Bagi saya, sampai saat ini, film yang pantas dibuat dalam format 3D hanyalah animasi. Bahkan, efek 3D yang diletakkan di film-film yang menggunakan teknologi CGI pun tidak memberikan sensasi seru; bahkan malah membuat mata penonton menjadi tidak nyaman dan menimbulkan rasa mual akibat detail yang berlebihan (contoh: Transformers 3).
Film ini memang tidak berhasil menyuguhkan efek 3D yang fantastis, namun bukan berarti membuatnya kehilangan pesonanya. Film ini memiliki kekuatan dari sisi kualitas akting para pemainnya yang memang sudah tidak diragukan lagi. Di balik nama-nama besar para pemainnya, film ini berhasil mempertahankan pamornya sebagai salah satu film Walt Disney yang diproduseri Jerry Bruckheimer yang mampu “menarik” penonton di minggu awal penayangannya yang menghasilkan pendapatan mencapai USD350,6 juta di seluruh dunia.
Sebagai salah satu penggemar franchise “Pirates”, saya cukup menyayangkan ketidakdetailan cerita film ini. Banyak bagian yang dibiarkan tidak jelas bahkan hingga film berakhir. Saya memang belum membaca novel asli yang dijadikan kerangka cerita film ini. Entah kisah aslinya yang memang lack of detail atau sang penulis skenario, Ted Elliott dan Terry Rossio, yang sengaja membiarkan film ini tidak memiliki kekuatan di segi cerita dan hanya mengedepankan teknologi 3D dan CGI yang sering dijadikan senjata utama para pembuat film bergenre action dan adventure.
Dari seluruh kekurangan dan kelebihannya, film ini masih worth it untuk disaksikan di bioskop. Apalagi jika Anda salah satu penggemar berat franchise “Pirates”. Namun, satu saran saya, sebaiknya simpan keinginan untuk menyaksikan film ini dalam format 3D karena Anda tidak akan merasakan sensasi 3D yang biasanya Anda rasakan saat menyaksikan film animasi.
Tanggal rilis:
28 September 2011
Genre:
Action, adventure
Durasi:
136 menit
Sutradara:
Rob Marshall
Pemain:
Johnny Depp, Ian McShane, Penelope Cruz, Geoffrey Rush, Kevin McNally, Sam Claflin, Astrid Bergés-Frisbey
Studio:
Walt Disney Pictures