Sang Penari: Potret Kehidupan Seorang Ronggeng

Reading time:
November 23, 2011

Butuh waktu yang cukup lama bagi saya untuk memutuskan menyaksikan film ini di bioskop. Salah satu alasannya adalah film-film Indonesia lainnya yang (masih saja) berpusat kepada topik yang itu-itu saja, membuat saya tidak terlalu berminat menoleh film Indonesia sekarang-sekarang ini.

Saya tertarik dengan film ini karena mengetahui bahwa film ini terinspirasi dari trilogi Ronggeng Dukuh Paruk yang ditulis Ahmad Tohari sekitar tahun 80-an. Merasa pernah membaca novel tersebut beberapa tahun lalu, saya pun tergelitik untuk menyaksikan film ini yang katanya terinspirasi dari novel tersebut.

artikel film sang penari diperbincangkan banyak orang 228 a

Sang Penari berkisah mengenai kehidupan seorang ronggeng Dukuh Paruk bernama Srintil (Prisia Nasution). Selama bertahun-tahun, Dukuh Paruk tidak memiliki ronggeng setelah insiden keracunan bongkrek massal di dukuh tersebut yang merenggut nyawa beberapa warga desa, termasuk satu-satunya ronggeng yang dimiliki dukuh tersebut. Ketika peristiwa tersebut terjadi, Srintil masih kecil dan dalang di balik keracunan massal tersebut adalah orangtuanya yang kebetulan produsen bongkrek di dukuh tersebut. Ketika dewasa, Srintil ingin sekali menjadi ronggeng, untuk mengabdikan diri kepada dukuhnya dan membersihkan nama baik keluarganya akibat peristiwa yang mempermalukannya di masa lalu.

sang penari1

Pilihan Srintil untuk menjadi ronggeng tidak melewati jalan yang mulus-mulus saja. Dia sempat ditolak dan dianggap tidak pantas menjadi ronggeng. Belum lagi reaksi negatif yang ditunjukkan Rasus (Oka Antara), sahabat masa kecilnya, saat mengetahui niatnya untuk menjadi ronggeng. Srintil pun harus melapangkan dada saat harus menjalankan tugasnya sebagai ronggeng yang tidak hanya menari namun juga melayani pria-pria yang mampu membayarnya dengan harga tinggi. Hidup Srintil semakin berliku saat PKI merasuk ke Dukuh Paruk, menjadikan kesenian ronggeng Dukuh Paruk sebagai alat propaganda.

Terinspirasi, Bukan Mengadaptasi

Ada satu hal penting yang harus digarisbawahi saat menyaksikan film ini. Sutradara Ifa Isfansyah menyatakan bahwa film ini dibuat karena ia terinspirasi oleh novel Ronggeng Dukuh Paruk-nya Ahmad Tohari. Novel yang terdiri dari tiga jilid tersebut dibuat dengan sangat epik oleh Ahmad, menggabungkan unsur budaya, romansa, dan politik menjadi satu. Kisah semacam itulah yang sangat ingin diangkat Ifa ke layar lebar. Berkiblat ke novel tersebut, Ifa bersama dua orang lainnya menyusun script untuk film yang kemudian diberi judul “Sang Penari” ini.

Banyak pihak yang memuji film ini karena tidak hanya mengedepankan unsur romansanya saja, namun juga menonjolkan bagian-bagian lainnya, seperti kebudayaan dan politik. Namun, Ifa mengaku jika sejak awal membuat film ini, ia memfokuskan diri di kisah percintaan antara Srintil dan Rasus; sebuah fakta yang cukup menarik karena kenyataannya ia menampilkan sebuah film yang menonjolkan berbagai unsur yang memperkaya film tersebut.

sang penari2

Satu hal yang patut diapresiasi adalah keberanian Ifa memvisualisasikan pembantaian yang dilakukan sehubungan dengan pemberantakan PKI. Yep, film ini berlatar tahun 60-an yang mengambil sejarah kelam Indonesia saat PKI sempat tumbuh subur di negara ini, termasuk di Dukuh Paruk. Walau begitu, cara Ifa menggambarkan kehadiran partai komunis tersebut sangatlah halus dan implisit: hanya ditandai dengan simbol-simbol merah. Namun, ini akan menjadi halangan tersendiri jika film ini “dilempar” ke pasar internasional karena simbol-simbol tersebut tidak akan cukup membuat orang yang tidak mengetahui sejarah Indonesia untuk paham dan menyelami maksud yang ingin disampaikan Ifa.

Dari segi akting dan kualitas pemain, saya cukup terperangah melihat penampilan Prisia Nasution yang selama ini wajahnya wara-wiri di FTV. Aktingnya sebagai Srintil sangat memukau, walaupun kekakuan masih terlihat jelas di logat jawa dan akting menarinya. Lawan main Prisia, Oka Antara, pun berhasil memerankan karakter Rasus dengan alamiah. Chemistry antara keduanya pun terjalin dengan baik sejak awal film. Selain dua pemain tersebut, film ini dipenuhi bintang-bintang berkualitas, seperti Tio Pakusadewo, Slamet Rahardjo, Happy Salma, Lukman Sardi, dan Teuku Rifnu Wikana.

Film ini cukup worth it untuk ditonton, jika Anda memang penggemar setia film-film Indonesia berkualitas. Selamat menonton!

Tanggal rilis:
10 November 2011

Genre:
Drama, sejarah

Durasi:
111 menit

Sutradara:
Ifa Isfansyah

Pemain:
Prisia Nasution, Oka Antara, Slamet Rahardjo, Landung Simatupang, Dewi Irawan, Tio Pakusadewo, Lukman Sardi, Happy Salma, dan Teuku Rifnu Wikana

Studio:
Salto Film

Load Comments

Gadget

March 5, 2024 - 0

Review vivo V30: Lebih Murah, Lebih Kencang dan Irit dengan Snapdragon + 3 Kamera 50 MP

vivo V30 , smartphone ini juga dibawa vivo hadir resmi…
March 5, 2024 - 0

Review realme 12 Pro+ 5G: Smartphone Berkamera Tele Periscope Paling Murah!

Kalau kalian mencari smartphone mid range dengan kamera telephoto terbaik…
January 26, 2024 - 0

Review vivo Y100 5G: Desain Premium, AMOLED 120 Hz, 5G, Snapdragon BARU!

vivo Y100 5G, ini adalah smartphone terbaru dari jajaran vivo…
December 30, 2023 - 0

Review CMF Watch Pro: Smartwatch dengan Layar 1,96 Inci AMOLED dan Desain Unik

CMF Watch Pro dibanderol dengan harga Rp1.149.000. Dengan harga tersebut…

Laptop

March 27, 2024 - 0

Review Acer Predator Helios Neo 16 2024: Helios Neo Naik Kelas?

Laptop yang satu ini bukan cuma kenceng buat gaming, tapi…
March 19, 2024 - 0

Review ASUS Zenbook 14 OLED (UX3405): Laptop Ringan Idaman!

Laptop Intel Core Ultra akhirnya mulai dijual di Indonesia. Salah…
March 18, 2024 - 0

Review Huawei MateBook D 14 (2024): Bodi Metal, Kencang dan Terjangkau!

Laptop yang satu ini harusnya sudah tidak terlalu asing lagi…
March 15, 2024 - 0

Review Lenovo Yoga Slim 7i (14IMH9): Daya Tahan Baterai Laptop 2024 Harusnya Begini!

Laptop layar OLED yang satu ini ternyata baterainya irit banget…

Gaming

March 28, 2024 - 0

Ryu Ga Gotoku Punya Pengumuman Besar di Hari April Mop

Berbeda dengan sebagian besar belahan dunia yang lain, April Mop…
March 28, 2024 - 0

Relic Entertainment Pisah dari SEGA, Kembali Indie

Sebagian besar dari kita mungkin seringkali salah menyimpulkan bahwa SEGA…
March 28, 2024 - 0

Spesifikasi PC untuk Marvel Rivals

Di atas kertas, ini adalah konsep yang seharusnya bisa menuai…
March 28, 2024 - 0

Embracer Jual Dev. Borderlands ke Take-Two Interactive

Anda yang cukup mengikuti berita game dengan intens sepertinya tidak…