Shell Eco-Marathon 2012: Universitas Indonesia Pamerkan Mobil Elektrik Keris V.4
Pencarian sumber energi alternatif untuk kendaraan masa depan yang hemat dan rendah emisi terus berlanjut. Shell sebagai salah satu pemain besar dalam industri minyak dan gas menyelenggarakan kompetisi tahunannya, Shell Eco-Marathon (SEM). Dalam kompetisi ini, Shell mengajak para mahasiswa dan pelajar di bidang teknik untuk mengembangkan inovasi baru demi mobilitas berkelanjutan dan efisiensi bahan bakar di masa depan.

Senin (26/3), tim SEM Universitas Indonesia (UI) memamerkan tiga kendaraan karya mahasiswa Fakultas Teknik yang akan ikut berkompetisi dalam SEM Asia di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia, tahun ini. Ketiga kendaraan tersebut merupakan hasil jerih payah tiga tim yang akan dikirimkan UI untuk kompetisi SEM Asia, yaitu Tim Arjuna, Nakoela, dan Sadewa.
Salah satu mobil yang dipamerkan merupakan mobil elektrik bertenaga baterai lithium yang diberi nama Keris V.4. Mobil ini merupakan pengembangan dari Keris V.1 dan V.2 yang diikutsertakan dalam SEM Asia 2010, serta merupakan hasil karya tim Arjuna, di bawah pimpinan Dimas Aji Karisma Cakra (Teknik Mesin angkatan 2009).

Terinspirasi dengan bentuk keris, desain tubuh V.4 dibentuk secara aerodinamis dengan dimensi 2.690x940x816 mm untuk mendukung kecepatan laju mobil elektrik tersebut yang mampu mencapai 30km/jam. Kecepatan lari memang bukan kelebihan dari mobil yang diciptakan oleh Tim Arjuna ini, melainkan penggunaan energi listrik yang ditargetkan dapat mencapai 350 kilometer per 1 kWh. Dengan kata lain, mobil ini hanya membutuhkan biaya sebesar Rp1.380 untuk jarak tempuh sejauh 350 kilometer.
Darwin Silalahi, Presiden Direktur dan Country Chairman PT Shell Indonesia, mengatakan bahwa 92% dari seluruh kendaraan di Indonesia masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Jumlah kendaraan di jalan semakin banyak dan harga BBM terus meningkat. Mengurangi tingkat kebutuhan BBM pun menjadi tantangan tersendiri yang membutuhkan waktu yang sangat lama.

Kehadiran Keris V.4 memang belum bisa menjadi jawaban aplikatif dari tantangan tersebut, tetapi ini merupakan awal dari teknologi mobil yang diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi produk konsumer di masa depan.