[Review] Looper: Kehidupan Masa Depan dengan Time Travel, Pembunuh Bayaran, dan Telekinesis
Jika teknologi penjelajahan waktu atau time travel sudah diciptakan, apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan mengubah masa lalu untuk harapan masa depan yang lebih baik? Apakah Anda akan mengirim orang-orang yang tidak Anda harapkan ke masa lalu dan membiarkannya meninggal di masa itu? Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan sebagian dari masalah yang diangkat dalam film Looper.
Tiga bulan setelah trailer perdananya mengudara di dunia maya, Looper akhirnya menyambangi bioskop-bioskop tanah air. Film yang dibintangi Joseph Gordon-Levitt (50/50) dan Bruce Willis (The Expendables) mengambil setting di tahun 2044. Pada saat itu, teknologi penjelajahan waktu belum ditemukan, tetapi 30 tahun setelahnya teknologi tersebut sudah tersedia.
Pembunuh bayaran dan teknologi penjelajahan waktu
Meskipun dicap ilegal, gembong kriminal di masa depan kerap menggunakan teknologi penjelajahan waktu untuk mengirim target ke masa lalu. Sampai di tahun 2044, para pembunuh bayaran yang dikenal sebagai Looper mendapat tugas untuk menghabisi dan menghilangkan jejak target-target tersebut. Sayangnya tidak ada pekerjaan yang bersifat permanen.
Ketika para kepala kriminal ingin mengakhiri kontrak, mereka akan mengirim kembali versi tua dari Looper yang bersangkutan untuk dibunuh. Dengan begitu, tidak ada sisa jejak yang dapat menghubungkan organisasinya dengan sang Looper. Namun, membunuh versi masa depan diri sendiri bukanlah hal yang mudah, sedangkan membiarkan target lepas memiliki konsekuensi fatal.
Konflik muncul ketika Joe (Joseph Gordon-Levitt) berhadapan dengan target terakhirnya, yaitu Joe versi tua (Bruce Willis). Berbeda dari target lainnya, tangan Joe tua tidak terikat dan kepalanya tidak tertutup pada saat muncul. Kondisi tersebut memberikan kesempatan bagi Joe tua untuk menghindari tembakan Joe muda dan melarikan diri.
Kegagalan itu membuat kedua Joe dikejar-kejar oleh atasannya, Abe (Jeff Daniels). Pelarian tersebut mempertemukan mereka dengan seorang wanita bernama Sara (Emily Blunt) dan anaknya, Cid (Pierce Gagnon). Apa yang hendak dilakukan oleh Joe muda dalam menghadapi situasi tersebut? Apa yang direncanakan oleh Joe tua di tahun 2044? Apa relenvansi Sara dan Cid dalam masalah itu?
Film terbaik tahun ini?
Layaknya film sci-fi, Looper menampilkan sejumlah desain konsep kendaraan dan gadget menarik, seperti sepeda motor yang mampu mengambang dan ponsel mungil yang bentuknya menyerupai brosur. Namun, yang lebih menarik adalah alur cerita yang disuguhkan. Tidak ada momen membosankan dalam film tersebut. Setiap percakapan menyuguhkan informasi baru mengenai dunia Looper atau justru memunculkan misteri dan pertanyaan-pertanyaan baru.
Beragam adegan menegangkan pun disajikan dengan apik, dari baku tembak penuh darah hingga aksi telekinesis sejumlah karakter. Sayangnya tidak semua efek visual dalam Looper tampil dengan sempurna. Adegan Joe mengendarai sepeda motor terbang di tengah padang jagung mengingatkan saya akan adegan kejar-kejaran dengan speeder bike dalam Star Wars Episode VI: Return of the Jedi. Bukan aksi kejar-kejarannya yang serupa, melainkan perpaduan tampilan latar dengan Joe yang tampak tidak nyata.
Berbeda dengan film laga pada umumnya, Looper tidak bersandar kepada kekuatan adegan baku tembak yang disajikan. Alur cerita yang dikembangkan sang sutradara Rian Johnson sendiri mendorong hadirnya unsur-unsur drama yang mengharukan. Penampilan prima masing-masing pemeran, termasuk Paul Dano (Cowboys & Aliens) yang hanya mendapat porsi kecil dalam film, pun memperkuat cerita yang disuguhkan Looper.
Penonton diajak menyelami kehidupan Joe yang terbentang dari tahun 2044 hingga 30 tahun ke depan, dilema yang dihadapi masing-masing karakter, dan kisah mengharukan yang mendorong hidup mereka. Beragam adegan berhasil membuat saya penasaran, serta duduk di ujung kursi menanti sebuah gebrakan atau suara tembakan yang mengejutkan. Yang paling menarik, tidak ada pertanyaan tak terjawab hingga film berakhir. Hanya perasaan puas, terpukau, dan keinginan untuk menontonnya lagi.
Kesimpulannya, Looper merupakan film sci-fi dengan suguhan bumbu-bumbu apik yang siap memancing emosi penonton. Jika bukan karena The Dark Knight Rises, saya rasa Looper pantas dianggap sebagai film terbaik tahun ini. Menariknya, Joseph Gordon-Levitt turut ambil bagian dalam kedua film itu.
Tanggal rilis:
28 September 2012
Genre:
Action, thriller, Sci-fi
Durasi:
118 menit
Sutradara:
Rian Johnson
Pemeran:
Joseph Gordon-Levitt, Bruce Willis, Emily Blunt
Studio:
DMG Entertainment, Film District