Symantec: Tingkat Keamanan Tablet Membahayakan Informasi Perusahaan
Tren BYOD (Bring Your Own Devices) yang semakin mewabah dipercaya dapat meningkatkan kenyamanan bekerja karyawan. Namun, kondisi tersebut juga membahayakan kelangsungan bisnis perusahaan. Mengapa demikian?
Berdasarkan laporan bertajuk “State of Informasion Survey 2012”, Symantec mendapatkan total informasi perusahaan secara global memakan ruang penyimpanan sebesar 2,2 zettabytes. Untuk mengelola semua informasi itu, total pengeluaran perusahaan mencapai USD1,1 triliun. Laporan tersebut merupakan hasil survey terhadap 4.506 perusahaan di 36 negara yang 100 perusahaan di antaranya dari Indonesia.
Bagi para responden, informasi merupakan 70% dari keseluruhan nilai perusahaan. Dengan kata lain, keamanan informasi menjadi penentu kelangsungan bisnis mereka. Raymond Goh, Senior Regional Director Symantec Asia South Region, memaparkan bahaya yang akan dihadapi perusahaan ketika keamanan informasi dipertanyakan.
Menurut hasil survey, bahaya utama yang harus dihadapi ketika informasi (khususnya mengenai pelanggan) berhasil dibobol adalah rusaknya brand perusahaan di mata pelanggan. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan hengkangnya sejumlah pelanggan dan menurunnya pendapatan. Tentunya, biaya yang harus dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut meningkat. “Brand perusahaan harus dibangun kembali untuk menumbuhkan kepercayaan pelanggan lagi,” jelas Raymond.
Dalam 12 bulan terakhir, terhitung 88% responden kehilangan informasi penting dan 54% mengatakan bahwa tersebarnya informasi di beragam perangkat merupakan salah satu penyebabnya. Bahkan 40% responden kehilangan informasi penting akibat hilangnya laptop, flash disk, dan perangkat mobile. Baik di Indonesia maupun di dunia, tablet dan smartphone yang semakin marak menghiasi industri TI merupakan media penyimpanan informasi dengan keamanan paling rendah.
Dengan semua masalah yang dipaparkan, Raymond merangkum lima kiat yang dapat dilakukan perusahaan untuk menunjang keamanan informasi bisnis mereka, antara lain:
- Perusahaan harus memfokuskan pengamanan terhadap informasi, bukan perangkat ataupun data center.
- Setiap informasi memiliki tingkat kepentingan yang berbeda dan pengamanannya harus disesuaikan.
- Efisiensi harus ditingkatkan melalui utilisasi, salah satunya dengan cara virtualisasi dan duplikasi data.
- Perlindungan data yang konsisten di semua lini perlu dilakukan, khususnya untuk informasi-informasi yang krusial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
- Perusahaan harus siap menghadapi pertumbuhan data yang pesat dengan menghadirkan sistem pengelolaan dan keamanan yang mumpuni.