AS Menguras USD25 Juta untuk Pengujian WiFi dalam Mobil
Usaha meningkatkan keselamatan pengemudi kembali berlanjut. Departemen transportasi Amerika Serikat menguras biaya USD25 juta untuk menguji efektivitas konsep komunikasi antar mobil via WiFi yang dilakukan dalam kurun waktu 12 bulan.
Dalam pengujian yang dilakukan di Ann Harbor, Michigan, sebanyak 3.000 mobil dipersenjatai konektivitas WiFi. Dengan demikian, setiap mobil dapat “berbicara” satu sama lain (V2V) dan dengan infrastruktur (V2I) yang dibangun di sejumlah ruas jalan.
Melalui proses komunikasi V2V (vehicle-to-vehicle) dan V2I (vehicle-to-infrastructure), pengemudi akan menerima peringatan jika ada mobil yang menghalangi jalan mereka, melanggar lampu lalu lintas, atau melakukan pengereman mendadak. Departemen transportasi AS yakin peringatan yang ditampilkan mampu menekan angka kecelakaan lalu lintas.
Meskipun teknologi yang dikembangkan memiliki tujuan mulia, biaya yang terkuras dan jumlah kendaraan dalam pengujian memancing skeptisisme. Seperti dilansir dalam Singularity Hub, total biaya yang terkuras sebesar USD25 juta mengisyaratkan sekitar USD8.000 habis untuk pemasangan WiFi dan sistem-sistem pendukung dalam masing-masing mobil.
Dengan penduduk Ann Harbor yang mencapai 114.925 orang dan pemilik mobil di AS sebanyak 43,9%, jumlah mobil dalam pengujian itu hanya mewakili enam dari setiap 100 mobil di jalanan.
Jumlah pengeluaran yang luar biasa besar menjadi isu, karena konektivitas WiFi juga ada di smartphone dan komunikasi serupa bisa diakali menggunakan aplikasi. Cara seperti itu tentu dapat mengurangi jumlah pengeluaran secara signifikan. Apalagi sistem serupa telah dihadirkan sebelumnya dalam mobil otonom dengan radar.
Di samping masalah tersebut, departemen transportasi AS berharap teknologi kembangannya itu nantinya dapat menghasilkan laporan lalu lintas secara real-time. Dengan begitu, para pengemudi dapat memilih jalan yang ingin dilaluinya untuk mempersingkat perjalanan.