NetApp Tangani Masalah Big Data di Hollywood
Ketika menonton film yang penuh dengan animasi, perhatian kita tentu tertuju ke keindahan animasi tersebut dan bagaimana sebuah efek spesial menyatu dengan live action dalam film. Hal yang seringkali luput dari pikiran kita adalah jumlah data yang dihasilkan dalam pembuatan sebuah animasi atau efek spesial.
“Di mana film itu sudah memerlukan animasi, di situ ada rendering. Di mana ada rendering, di situ diperlukan teknologi. Tidak hanya storage, tetapi juga yang lain-lainnya,” ujar Steven Law, Country Manager NetApp Indonesia dan Filipina, dalam acara temu media pada Jumat (21/12).
Salah satu perusahaan dalam industri film yang menggunakan storage NetApp untuk membantu proses pembuatan film adalah Weta Digital. Perusahaan yang berbasis di Selandia Baru itu merupakan studio di balik keindahan animasi sejumlah film Hollywood, antara lain LOTR, King Kong, Avatar, dan The Hobbit.
Jumlah data yang dihasilkan dalam pembuatan film kini sudah masuk hitungan PB (Petabytes). Kemampuan melakukan back-up, mereplikasi, pengarsipan kembali, pemulihan, dan pengelolaan data dalam jumlah besar merupakan alasan yang mendorong Weta Digital untuk memilih NetApp sebagai penyedia storage.
“NetApp mengembangkan sistem yang tidak hanya scale-up , tetapi juga scale secara horizontal, scale-out. Itulah yang ada di Data ONTAP 8.1 dan yang kami sebut sebagai agile data infrastructure, karena kemampuan kami untuk bertumbuh tidak hanya ke atas, tetapi juga ke samping. Ini adalah suatu jawaban dari kebutuhan teknologi storage yang cukup besar,” tutur Steven.
Sebagai solusi storage yang dipilih Weta Digital untuk film trilogi LOTR, pada tahun 2003 NetApp berhasil menangani data sebesar 60TB selama proses pembuatan film. Dua tahun kemudian, NetApp kembali menjadi solusi andalan Weta Digital dalam pembuatan film King Kong. Hanya dalam waktu empat tahun terjadi lonjakan data sebanyak 30 kali ketika Weta Digital memproduksi Avatar pada tahun 2009.
Dalam menangani tiga judul film tersebut, NetApp menyediakan sistem yang mendongkrak perbandingan antara harga dan performa hingga 40%, serta mengurangi kebutuhan pengelolaan data secara manual hingga 95%.
Meskipun belum memiliki laporan jumlah data yang dihasilkan selama proses pembuatan The Hobbit, data final cut film tersebut sebesar 6TB.
“Pasti ada sesuatu yang unik ketika puluhan film hanya memilih NetApp di antara begitu banyak vendor storage,” Steven menambahkan. “Artinya apa? Untuk pengelolaan data dalam jumlah besar, kami masih memimpin.”
Hingga saat ini, NetApp belum menyediakan solusi storage di industri film Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh minimnya penggunaan animasi dalam film-film tanah air. Namun, sehubungan dengan animasi dan data grafis, NetApp Indonesia banyak menangani pemetaan dan seismic.