[PR] Plak – Pembunuh Terselubung
Pembunuh Terselubung
Latar Belakang
Serangan jantung adalah penyebab kematian terbesar di dunia, dengan membunuh 500.000 orang per tahun, hanya di Amerika Serikat saja. Dari angka yang besar tersebut, diestimasikan bahwa 80 persen pasien meninggal karena serangan jantung yang terjadi karena adanya plak tersembunyi di dalam pembuluh darah yang tidak dapat terdeteksi dengan teknologi pencitraan medis yang konvensional. Memperkirakan lokasi plak dapat secara efektif meningkatkan cara penanganan pasien dan menyelamatkan jiwa.
Tantangan
Prosedur endoskopi yang ada sekarang mengharuskan sebuah tabung atau pipa halus untuk dimasukkan ke dalam tubuh pasien untuk merekam gambar dari plak dalam pembuluh darah dan daerah penumpukannya. Metode pemantauan yang terbatas ini mengakibatkan timbulnya ketidakpastian mengenai lokasi tepat dari plak yang berpotensi fatal menimbulkan kematian. Hal ini membuatnya menjadi permainan tebak-tebakan bagi para spesialis jantung untuk menentukan jika dan di mana arterial stents (tabung pembuka)harus diletakkan pada pasien yang mengalami penyumbatan.
Solusi
Harvard Engineering, Harvard Medical School, dan Brigham & Women’s Hospital di Boston telah bergabung untuk menghindari kematian mendadak dengan menggunakan sistem non-invasive (tanpa memasukkan alat dalam tubuh) yang bisa mengestimasikan di mana plak mungkin menumpuk di dalam pembuluh darah. Menggunakan komputasi canggih, simulasi dinamika fluida yang rumit untuk menganalisa aliran darah yang mengalir di dalam pembuluh pasien dapat dilakukan untuk memudahkan identifikasi area di mana endothelial sheer stress (ESS) rendah terjadi pada dinding pembuluh.
Dengan memanfaatkan performa komputasi dari GPU NVIDIA, para dokter dapat membuat simulasi bagaimana darah mengalir melalui jantung untuk mengidentifikasi titik stress pada pembuluh. Secara keseluruhan hasil dari simulasi ini memberikan pemetaan risiko atherosclerotic kepada dokter, yang mengindikasikan lokasi dari plak tersembunyi dan di mana tabung pembuka seharusnya diletakkan. Semua pegetahuan preventif ini diperoleh tanpa memasukkan perangkat ke dalam tubuh atau tidakan operasi.
Hasil
GPU menyediakan kekuatan komputasi 20x lebih besar dan menghasilkan performa per dolar yang jauh lebih besar untuk melakukan rekonstruksi dan simulasi aliran darah. Hal ini pada akhirnya membuat teknik simulasi yang rumit menjadi praktis dalam level klinis.
Tanpa GPU, jumlah perangkat komputasi yang dibutuhkan (dalam ukuran dan biaya) dapat membuat pendekatan hemodynamics menjadi tidak dapat digunakan. Karena deteksi dini dari plak pada pembuluh darah ini bisa menghasilkan deteksi yang lebih cepat dibandingkan metode lain, sangat diharapkan bahwa terobosan teknologi ini dapat menyelamatkan banyak jiwa ketika sudah disahkan penggunaannya pada rumah sakit dan pusat penelitian di segala penjuru dunia.