Pentium E5700 (LGA775) vs Celeron G550 (LGA1155): Pertarungan Prosesor Antar Generasi

Reading time:
February 25, 2013

Pada jamannya Pentium Dual Core berbasis Wolfdale (teknologi yang sama dengan Core2 Duo) dengan soket LGA775 mampu merajai pasaran prosesor di Indonesia. Sampai kini pun masih banyak pengguna yang setia menggunakan produk Intel ini. Apakah ini karena kesetiaan pada tipe prosesor tertentu ataukah karena keterbatasan dana? Kenyataannya banyak pengguna sistem berbasis soket LGA775 masih setia dengan sistem dikarenakan mereka merasa tidak mumpunyai pilihan (baca: dana) untuk berpindah ke sistem lainnya.

celeronVSpentium

Ketika salah satu komponen dari sistem mereka harus dengan terpaksa mengakhiri umurnya, solusi yang terpikirkan hanyalah mengganti komponen tersebut dengan komponen yang sama. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana sebuah sistem yang sudah dinyatakan EOL (End Of Life) masih mendapatkan support komponen? Jawabannya adalah permintaan pasar, selama permintaan barang-barang tersebut masih ada maka pasar akan senang hati menyediakannya. The great law of economy at work: Supply and Demand.

Efek dari fenomena ini adalah produk baru yang hadir di pasaran seakan tidak dilirik. Prosesor baru yang memiliki arsitektur lebih efisien dan optimal dari pendahulunya dikesampingkan karena keenggan beralih dari produk lama karena faktor ketersediaan barang dan dana. Sebuah pendapat yang sedikit tidak masuk akal bukan? Pada artikel ini kami ingin sedikit menyajikan sebuah eksperimen dimana sebuah sistem berbasis arsitektur Wolfdale disandingkan dengan sebuah sistem berbasiskan prosesor Intel generasi ke-2 yaitu Sandy Bridge. Bagaimana hasil dari pengujian kecil kami ini? Simak artikel berikut ini!

Prosesor “Juara Bertahan”: Pentium Dual Core E5700

intel pentium processor e5700

Pada saat prosesor LGA 775 merajai pasaran Indonesia, prosesor ini merupakan salah satu favorit para pedagang di pusat-pusat perakitan komputer di Jakarta. Sampai saat ini E5700 masih menjadi favorit diantara pengguna sistem yang berbasis Core 2 Duo atau pengguna yang masih mempunyai motherboard socket LGA 775 yang masih bekerja dengan baik.

 

Prosesor Penantang: Celeron G 550

protsessor Intel Celeron G550 BX80623G550 0

Kata Celeron memiliki stigma yang cukup negatif dimata pengguna. Jika kata ini tercantum didalam sebuah prosesor maka pengguna akan berasumsi bahwa produk yang didapatkan adalah sebuah produk yang lambat. Jika ditelusuri stigma ini dimulai dari “akal-akalan” penjual komputer di era Pentium 4. Kala itu mereka menjual produk yang dilabeli Pentium 4-Celeron walaupun sebetulnya prosesor tersebut merupakan Celeron yang memiliki arsitektur Pentium 4 tetapi dengan spesifikasi yang sangat-sangat dikebiri. Para pembeli mengharapkan performa dari Pentium 4 tetapi yang didapatkan tidak seperti yang diharapkan. Sejak itulah Celeron dicap sebagai prosesor yang lambat dan apapun yang menggunakan label Celeron akan dicap sebagai produk gagal.

Kini Celeron kembali hadir, tentunya dengan arsitektur baru dan kemampuan yang berbeda dengan pendahulunya. Kali ini Celeron yang kami hadirkan mengusung teknologi prosesor generasi kedua dari Intel.Walau mengusung clock speed yang sedikit lebih rendah, tetapi arsitektur yang digunakan tetaplah Sandy Bridge. Telah terbukti dalam beberapa kali pengujian arsitektur ini tidak dapat dipandang sebelah mata.

Mengapa kami memilih prosesor ini untuk ditandingkan dengan E5700? Alasannya adalah harga. Berdasarkan price list yang dicantumkan toko online di Indonesia prosesor ini dihargai sebesar 500 ribu rupiah dalam keadaan box, jika dalam bentuk tray prosesor ini diharga sebesar 350-450 ribu. Jika dibandingkan dengan sebuah E5700 dalam keadaan baru dihargai sebesar 600-700 ribu dalam keadaan atau pun box, maka terlihat perbedaan harga yang lumayan besar. Selisih harga tersebut bisa dianggap sebagai tambahan dana bagi mereka yang mempertimbangkan untuk beralih dari sistem LGA 775 ke LGA 1155.

 

Komparasi Spesifikasi

CompareSpec

Jika kita spesifikasi kedua prosesor dapat kita temukan beberapa persamaan dan perbedaan. Clock speed yang diusung oleh E5700 lebih tinggi sebesar 400 MHz, ini mungkin dianggap sebagai kelemahan dari Celeron G550, tetapi perlu diingat bahwa arsitektur yang digunakan adalah Sandy Bridge. Diantara persamaan yang dimiliki diantara kedua adalah TDP dan jumlah core yang dimiliki. Keduanya adalah prosesor dual core yang memiliki TDP 65 Watt.

CompareSpec2

Perbedaan yang cukup berarti terletak pada GPU terintegrasi yang dimiliki kedua sistem. Jika Celeron G550 memiliki graphic terintergrasi yang diwarisinya dari arsitektur Sandy Bridge, walau tentunya dengan kemampuan yang jauh dibawah GPU terintegrasi yang dimiliki pada prosesor Sandy Bridge lainnya, maka E5700 tidak memiliki GPU integrasi didalam prosesornya. Kemampuan GPU terintegrasi pada prosesor ini bergantung pada GPU yang tertanam didalam chipset motherboardnya.

 

Chipset: H61 vs G41

1330584384662

Salah satu komponen dari sebuah sistem adalah motherboard. Untuk pengujian kali ini kami memilihkan motherboard dengan chipset yang tepat dengan sistem yang akan diuji. Untuk  Celeron G550 dipasangkan dengan chipset H61. Chipset ini kami pilih karena harganya cukup bersahabat dengan kantong. Untuk sistem berbasis LGA 775 kami pilihkan sebuah chipset yang cukup populer dieranya yaitu Intel Chipset G41. Chipset ini memiliki graphic terintegrasi sehingga menjadi padanan yang pas untuk pengujian ini.

Load Comments

Gadget

March 5, 2024 - 0

Review vivo V30: Lebih Murah, Lebih Kencang dan Irit dengan Snapdragon + 3 Kamera 50 MP

vivo V30 , smartphone ini juga dibawa vivo hadir resmi…
March 5, 2024 - 0

Review realme 12 Pro+ 5G: Smartphone Berkamera Tele Periscope Paling Murah!

Kalau kalian mencari smartphone mid range dengan kamera telephoto terbaik…
January 26, 2024 - 0

Review vivo Y100 5G: Desain Premium, AMOLED 120 Hz, 5G, Snapdragon BARU!

vivo Y100 5G, ini adalah smartphone terbaru dari jajaran vivo…
December 30, 2023 - 0

Review CMF Watch Pro: Smartwatch dengan Layar 1,96 Inci AMOLED dan Desain Unik

CMF Watch Pro dibanderol dengan harga Rp1.149.000. Dengan harga tersebut…

Laptop

March 27, 2024 - 0

Review Acer Predator Helios Neo 16 2024: Helios Neo Naik Kelas?

Laptop yang satu ini bukan cuma kenceng buat gaming, tapi…
March 19, 2024 - 0

Review ASUS Zenbook 14 OLED (UX3405): Laptop Ringan Idaman!

Laptop Intel Core Ultra akhirnya mulai dijual di Indonesia. Salah…
March 18, 2024 - 0

Review Huawei MateBook D 14 (2024): Bodi Metal, Kencang dan Terjangkau!

Laptop yang satu ini harusnya sudah tidak terlalu asing lagi…
March 15, 2024 - 0

Review Lenovo Yoga Slim 7i (14IMH9): Daya Tahan Baterai Laptop 2024 Harusnya Begini!

Laptop layar OLED yang satu ini ternyata baterainya irit banget…

Gaming

March 28, 2024 - 0

Relic Entertainment Pisah dari SEGA, Kembali Indie

Sebagian besar dari kita mungkin seringkali salah menyimpulkan bahwa SEGA…
March 28, 2024 - 0

Spesifikasi PC untuk Marvel Rivals

Di atas kertas, ini adalah konsep yang seharusnya bisa menuai…
March 28, 2024 - 0

Embracer Jual Dev. Borderlands ke Take-Two Interactive

Anda yang cukup mengikuti berita game dengan intens sepertinya tidak…
March 28, 2024 - 0

Shift Up: Rambut Panjang EVE Tahan Pengembangan Stellar Blade Satu Tahun

Sebuah fakta yang tidak bisa dibantah bahwa seperti apa yang…