Laba Bersih Intel Turun Drastis
Kini, tengah terjadi tren penurunan penjualan komputer pribadi (PC). Gejolak ini turut berdampak pada perolehan pendapatan yang diterima perusahaan semikonduktor PC terbesar di dunia, Intel. Pada kuarter kedua tahun ini, laba bersih yang diterima Intel terperosok hingga 29 persen menjadi US$ 2 miliar (39 sen per lembar saham) dibanding kuartal sama tahun lalu, yakni US$ 2,8 miliar. Begitupun juga dengan total pendapatan perusahaan, menurun lima persen menjadi US$ 12,8 miliar dari sebelumnya, US$ 13,5 miliar.
Hasil ini pun masih di bawah estimasi analis Wall Street. Setidaknya, mereka sempat “berharap-harap cemas” Intel dapat mengantongi total pendapatan kuartal kedua ini hingga US$ 12,9 miliar, dilansir dari harian The New York Times.
Tampaknya, Intel sedang menghadapi tahun-tahun sulit mereka akibat melemahnya penjualan chip di pasar PC global. Penjualan chipnya khusus desktop dan laptop mengalami penurunan hingga 7,5 persen. Ini berbanding terbalik dengan penjualan tablet yang telalu berkembang dengan cepat. Pasalnya, ada kemungkinan pasar chip tablet memang didominasi oleh chip buatan Intel yang berbasis ARM.
Selain itu, borosnya biaya untuk merger dan akuisisi (MG&A) serta peenelitian dan pengembangan (R&D) Intel turut membuat pendapatan keseluruhan Intel menurun. Intel bereskpektasi, ada sekitar US$ 4,7 miliar yang telah dikeluarkan Intel untuk kedua hal tersebut. Diperparah dengan beban pajak yang tinggi hingga 26 persen.
Kendati demikian, Intel masih menjadi nomor satu di dunia dalam hal bisnis semikonduktor, dengan pangsa pasar global 16,4 persen. Dominasi mereka sebagian besar masih di lini pasar PC karena itu menjadi core business Intel hingga saat ini.
“Kami tidak akan meninggalkan kesempatan komputasi yang belum dimanfaatkan (untuk meningkatkan kinerja bisnis),. Saya lebih percaya diri dari sebelumnya tentang peluang kami sebagai sebuah perusahaan.” klaim CEO Intel, Brian Krzanich.
Pada kuartal ketiga tahun ini, Intel memproyeksikan, total pendapatan mereka akan pulih menjadi US$ 13,5 miliar. Sementara perolehan laba bersih diharapkan mampu tembus hingga US$ 400 juta. “Ke depan, pasar akan terus membeli berbagai macam produk komputasi,” ungkap Krzanich berharap.
Sekedar informasi, menurut data International Data Corporation (IDC), pengiriman PC secara global pada kuartal kedua tahun ini mengalami penurunan hingga 11,4 persen. Sebaliknya, pengiriman tablet malah meningkat hingga dua kali lipat.
Bukan hanya Intel sebagai satu-satunya perusahaan semikonduktor Chip. Begitu pun juga halnya yang dialami Advance Micro Device (AMD), saingan terberat intel di lini chip PC. Menurut perkiraan analis, total pendapatan AMD mengalami penurunan hingga 22 persen menjadi US$ 1,1 miliar atau setara US$ 12 sen per lembar saham.
(sumber: press rilis Intel)