CEO BlackBerry Untung Besar Jika Perusahaannya Dijual
Tampaknya, CEO BlackBerry, Thorsten Heins tak akan terlalu khawatir bila perusahaan yang dikemudikannya itu dijual. Pasalnya, Heins bakal menerima “pesangon” sebesar US$ 55,6 juta jika BlackBerry dijual dan kemudian ia digulingkan oleh manajemen baru.
Jumlah tersebut adalah jumlah yang berhak ia terima sesuai pengajuan proksi, jika BlackBerry memiliki perubahan kontrol manajemen dan membuat Heins diberhentikan oleh pemilik baru. Nilai US$ 55,6 juta itu meliputi gaji, pembayaran insentif, dan penghargaan ekuitas. Ketentuan itu pun berdasarkan pada harga saham BlackBerry pada 28 Maret lalu. Rencana tersebut juga telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan pada 9 Juli lalu.
Secara rinci menurut perhitungan Bloomberg, nilai US$ 55.6 juta itu mencakup, gaji pokok US$ 3 juta dan sekitar US$ 72.000 dalam bentuk keuntungan dan tabungan pensiun. Ia juga telah memenuhi syarat untuk menerima pembayaran insentif tahunan sebesar US$ 4,5 juta. Penghargaan ekuitas senilai US$ 16,1 juta juga diberikan, jika Heins hanya diberhentikan sebelum BlackBerry dijual. Namun, bila BlackBerry ada di tangan pemiliki baru dan Heins dipecat, maka Ia akan memperoleh penghargaan ekuitas sebesar US$ 48 juta. Dana sebesar US$ 55,6 juta dolar itu telah meningkat secara signifikan, sejak pertama kali Heins menandatangani kontrak pada Januari 2012 silam. Waktu itu, nilai “pesangon” yang didapatkankan hanya sekitar US$ 21 juta, jika diberhentikan sebagai CEO setelah ada perubahan kontrol manajemen.
Sameet Kanadee, analis di Jacob Securities, Toronto mengatakan, direksi tidak seharusnya menciptakan paket yang begitu banyak untuk Heins, ketika ingin menjual perusahaan. “Tanggung jawab penataan kontrak berada di direksi. Ini uang yang banyak. Direksi mesti melihat keluar untuk pemegang saham,” kata Kanade.
Heins sendiri menjabat CEO BlackBerry pada Januari 2012 lalu. Ia menggantikan pendiri BlackBerry yang juga menjabat CEO, Mike Lazaridis. Pendiri itu diganti setelah diminta pemegang saham untuk merombak manajemen tingkat atasnya, termasuk jajaran eksekutif. Sebelumnya, Ia bergabung ke BlackBerry pada 2007 silam dengan jabatan sebagai chief operation officer (COO) perusahaan.