Penduduk AS Sering Sengaja Buka Email Berbahaya
Sebuah survey yang baru saja dilakukan oleh TNS Global untuk Halon, sebuah perusahaan yang bergerak di layanan keamanan email, menunjukkan bahwa lebih dari 30 responden mereka mengaku bahwa mereka sering dengan sengaja membuka email mencurigakan. Hal itu mereka lakukan dengan kesadaran bahwa mereka bisa saja terkena serangan malware dengan melakukan tindakan tersebut!
Temuan yang cukup mengherankan tersebut untungnya didapatkan hanya dari hasil survey ke 1000 orang saja, sehingga tidak benar-benar menggambarkan bagaimana keseluruhan penduduk Amerika Serikat menyikapi email berbahaya yang mereka terima. Namun, fakta bahwa mereka membuka email yang mereka sadari berpotensi menghadirkan bahaya bagi perangkat yang mereka gunakan tentu saja tidak bisa dianggap sepele. Bahkan, beberapa diantara responden mengungkapkan bahwa perangkat yang mereka gunakan benar-benar terkena serangan malware setelah mereka membuka email-email berbahaya tersebut.
Lalu, konten email seperti apa yang memancing para responden untuk membuka email-email berbahaya? Berdasarkan hasil survey TNS Global, untuk kaum pria, email yang mereka buka kebanyakan mengandung konten yang berhubungan dengan uang dan seks. Sedangkan untuk kaum wanita, konten berbau media sosial menjadi jebakan yang paling sering diterjang.
Serangan melalui email sendiri memang cukup banyak digunakan oleh pembuat malware untuk menyerang korbannya. Cara tersebut memang bisa dikatakan sudah “kuno” karena telah sering digunakan dalam waktu beberapa tahun terakhir ini. Selain itu, berbagai penyedia layanan email pun telah banyak memasukkan filter yang mampu memblokir email-email berbahaya tersebut dalam sistem mereka. Sayangnya, sebaik apapun filter yang telah disiapkan, beberapa email berbahaya tetap saja bisa lolos dan ternyata hal itu, setidaknya berdasarkan hasil survei dari TNS Global ini, mampu menjebak cukup banyak pengguna email.