Bos Microsoft Anggap PC Sebagai “Perangkat Pilihan”
Sejumlah periset teknologi selalu memprediksikan, penjualan PC akhir-akhir ini kian memperihatinkan. Hal tersebut turut memicu perusahaan hardware maupun software mulai memikirkan strategi bisnis baru ke arah perangkat mobile seperti tablet, smartphone, dan bahkan wearable device. Kendati demikian, perusahaan IT paling berpengaruh di dunia, Microsoft, tak terlalu peduli dengan masa kemandekan pasar PC saat ini.
CEO Microsoft yang bentar lagi pensiun dalam waktu 12 bulan ke depan, Steve Ballmer mengatakan, pihaknya masih terus fokus bekerja guna memastikan, perangkat PC sebagai “perangkat pilihan”. Pihaknya juga akan bekerja keras menciptakan inovasi baru guna menjaga agar pasar PC masih bertahan di angka 300 juta unit tiap tahunnya.
“Kami harus melakukan pekerjaan untuk memastikan bahwa PC tetap lah perangkat pilihan,” kata Ballmer dalam sebuah pertemuan dengan para analis dan pemegang saham, seperti dilansir Today Online.
Menurutnya, sistem operasi Windows yang mendominasi komputasi selama lebih dari dua dekade ini telah memberi kontibusi pendapatan keseluruhan hingga 25 persen dan menempati posisi ketiga. Sementara posisi pertama ditempati oleh Microsoft Office sebesar 32 persen serta bisnis server dan perangkat di posisi kedua dengan kontribusi 26 persen. “Hardware dan software akan terus berkembang secara bersama-sama,” ujar Ballmer.
Penjualan PC sempat mencapai puncaknya pada 2011 silam, menurut hasil peneltian periset pasar teknologi, IDC. Kini, permintaan PC telah menurun hingga 9,7 persen menjadi 315,4 juta unit. IDC melihat, pasar PC akan terus menyusut hingga 2015 mendatang dan kejayaannya tak akan kembali seperti terjadi pada 2011.
Popularitas PC lambat laun mulai beralih ke tablet dan smartphone, dua pasar di mana Microsoft jauh tertinggal. Pihaknya mencoba sukses di bisnis tablet dengan mengeluarkan Surface. Namun yang terjadi penjualannya malah memburuk. Bahkan pada pertengahan tahun ini, Microsoft mengalami write-down atau tidak terjualnya perangkat Surface hingga US$ 900 juta.
Agak sedikit bias dengan pernyataan Ballmer dengan mengatakan, PC merupakan “perangkat pilihan”. Pasalnya belum lama ini, pihaknya telah menggelontorkan dana yang cukup fantastis guna mengakuisisi bisnis ponsel Nokia hingga US$ 7,2 miliar. Ini seolah menyiratkan, Microsoft ingin mencoba fokus ke bisnis mobile melalui nama besar Nokia. Kita tunggu saja dukungan konkret Microsoft terhadap PC dibanding perangkat mobile.