Samsung Hadirkan Antivirus Terintgrasi di Smartphone Khusus Enterprise
Selama beberapa dekade terakhir, software antivirus selalu tertanam di komputer desktop guna menangkal virus berbahaya maupun peretasan. Berangkat dari itu, raksasa smartphone asal Korea Selatan, Samsung berencana menyediakan perangkat lunak keamananan dari Lookout Inc di semua smartphone ber-platform Android yang ditujukan untuk kalangan enterprise.
Pihaknya mengatakan, dilansir dari Wall Street Journal, Samsung bersama sejumlah perusahaan keamanan digital menyadari, smartphone saat ini semakin menyerupai komputer yang selalu terhubung online dan terancam ribuan malware berbahaya. Bahkan, hacker sudah mampu mencuri data perusahaan melalui perangkat mobile yang dipakai karyawannya.
“Lookout merupakan pemimpin dalam perlindungan ancaman mobile dan mereka secara unik mampu menangani keamanan binis mobile,” kata Injong Rhe, senior wakil presiden samsung dalam sebuah pernyataan.
Secara teori, antivirus dan perangkat lunak keamanan lainnya dapat menghentikan pengguna saat men-download aplikasi atau mengunjungi website berbahaya. Kendati demikian, langkah Samsung ini tidak ditargetkan untuk penguna smartphone kebanyakan, melainkan untuk kalangan enterprise.
Baru-baru ini, pihaknya juga telah memperkenalkan aplikasi baru yang dapat memisahkan data bisnis yang sensitif dari konten hiburan lainnya, seperti film, games, dan aplikasi lainnya hasil download yang rentan disusupi virus. Sebagai contoh pada musim panas ini, beberapa hacker berhasil memasukan aplikasi kamera palsu di Google Play Store yang memungkinkan mereka dapat menghubungkan ponsel korban ke laman berbahaya.
Raksasa keamanan, termasuk Symantec, Karpersky, dan Tren Micro turut memperkenalkan aplikasi antivirus untuk smartphone dalam beberapa tahun terakhir ini. Lookout sendiri memiliki sekitar 45 juta pengguna. Sementara Trend Micro dan Kaspersky masing-masing memiliki sekitar 20 juta dan satu juta pengguna yang berada di AS. Bukan hanya Samsung, Lookout juga berhasil menjalin kemitraan dengan dua operator seluler terkemuka di AS, yakni Sprint danT-Mobile.
Pada 2012 silam tercatat, menurut data yang dikeluarkan perusahaan keamanan cyber yang berbasis di Chicago, Trustwave Holding menemukan, ada sekitar 200 ribu malware yang yang menyerang sistem operasi besutan Google itu. Angka itu naik sekitar 50 ribu dari tahun sebelumnya. iOS Apple juga mulai menghadapi virus mobile, namun tidak sebanya dari yang Android punya. Ancaman ini 79 persen kebanyakan menargetkan ke Android, sementara iOS Apple hanya mendapat ancaman sekitar 0,7 persen.
Aplikasi antivirus sendiri dipandang sebagian kalangan memiliki kelemahan, salah satunya soal konsumsi daya pada baterai smartphone. Saat aplikasi mengkoneksikan ke server keamanan perusahaan guna peng-update-an, itu dapat menguras baterai smarphone. Data yang ditemukan cyberthreats menunjukan, proses koneksi smartphone ke server keamanan membutuhkan sekitar tiga hingga lima persen konsumsi baterai tiap harinya.