Bono U2: Apple Berkontribusi US$ 65 Juta Perangi HIV
Vokalis U2 yang juga penggiat aktivis HIV/AIDS, Bono mengatakan, program amalnya bernama Product RED telah berhasil menggalang dana mencapai US$ 65 juta lebih. Pencapaian penggalangan dana sebesar itu, ternyata berasal dari kontribusi yang dilakukan Apple.
Program tersebut merupakan kegiatan nirlaba yang bertujuan untuk memberantas penyakit HIV/AIDS di seluruh dunia, khususnya di Afrika. Salah satu program mereka yang cukup populer ialah menjual berbagai produk perusahan yang berafiliasi dengan RED. Kemudian, kemudian pejualannya akan disumbangkan guna memberantas penyakit HIV/AIDS. Biasanya, produk yang dijual tersebut berbalut warna merah. sebagai ciri khas Product RED.
Sejak bergabung dengan RED pada 2006 silam, Apple telah mengeluarkan berbagai produk amal, seperti iPod, casing, dan akesesoris lainnya. Awalnya, Apple hanya merilis satu produk RED, yakni iPod nano 4GB. Namun di kemudian hari, pihaknya pun mulai merilis berbagai barang amal lainnya, seperti iPod touch, iPod shuffle, smart-cover iPad, dan casing iPhone 4.
Bahkan baru-baru ini, pihaknya juga menambahkan produk baru ke dalam katalog Product RED, yakni casing berbahan kulit untuk iPhone 5S seharga US$ 39. Melalui akun Twiternya, Product RED mengatakan, produknya telah terjual hingga US$ 250 juta.
Kepala desainer produk Apple, Jony Ive rencananya pun juga akan bekerja sama dengan Bono untuk menciptakan sepasang EarPod berbalut emas. Perangkat mendengarkan musik nan mewah itu nantinya akan dilelang pada November mendatang dan hasil penjualannya akan ditujukan untuk kegiatan amal, masih soal HIV/AIDS.
Apple sendiri bukan satu-satunya yang menjadi donatur sekaligus pencipta produk dengan label Product RED. Ada beberapa nama besar perusahaan teknologi juga yang ikut andil di dalamnya, di antaranya Dell, Microsoft, Motorola, Canon, dan Beats Electronics. Selain HIV/AIDS, RED juga memerangi penyakit Tuberkulosis dan Malaria.
Kendati demikian, perjalanan Product RED juga sempat menuai kritikan tajam dari sebagian kalangan. Pengkritik menuduh perusahaan yang berafiliasi dengan RED hanya memanfaatkan penyakit sebagai kendaraan pemasarannya.