Trend Micro: Bahaya Dunia Maya akan Makin Marak di 2014
Memasuki tahun 2014, beragam teknologi terkini semakin berkembang terutama untuk penggunaan mobile. Penetrasi internet yang digunakan pada mobile juga semakin lama semakin tinggi. Di Indonesia sendiri, jumlah tingkat penetrasi mobile ini termasuk dalam angka tertinggi untuk kawasan Asia Tenggara. Namun dengan semakin tingginya penggunaan internet terutama dalam mobile, tentunya tingkat bahaya akan keamanan mobile juga semakin tinggi.
Pada Senin (20/1) bertempat di Grand Indonesia Jakarta, Trend Micro sebagai perusahaan yang memfokuskan diri di bidang security ini mengadakan acara bincang bersama mengenai prediksi masalah keamanan dunia maya yang akan muncul di tahun 2014 dengan tajuk “Blurring Boundaries”.
“Peristiwa yang terjadi saat ini adalah malware yang mencuri beragam data, bukan lagi malware yang akan merusak perangkat Anda,” tutur Dhany Sulistyo selaku Sales Director Trend Micro Indonesia yang menjadi salah satu pembicara dalam acara ini. “Merusak perangkat seperti laptop tidak lagi menjadi sebuah keuntungan bagi para penyerang ini. Justru yang menguntungkan bagi mereka adalah berbagai data yang didapatkan dari perangkat-perangkat Anda tersebut, contohnya akun perusahaan atau akun kartu kredit.”
Lebih lanjut lagi dijelaskan, bahwa penetrasi internet yang semakin marak ini membuat segalanya menjadi bergantung kepada dunia maya, terutama untuk penggunaan mobile internet. Sebagai contoh yang paling rentan akan bahaya dunia maya ini adalah mobile banking, di mana petumbuhannya akan menjadi tren di tahun 2014 dan diprediksi akan semakin tumbuh hingga mencapai 1 milyar pengguna di tahun 2017. Tentunya hal ini akan memancing beragam bahaya serta malware yang dapat mengancam keamanan transaksi yang dilakukan oleh pengguna.
“Target dari penyerang ini umumnya dimulai dari skala kecil yang nantinya akan menanjak hingga mencapai skala besar. Contohnya seperti dalam sebuah korporat, di mana sasaran ditujukan kepada seorang pengguna kecil berupa salah satu pekerja dalam sebuah perusahaan besar, kemudian secara tak sadar si individu tersebut akan menyebarkan bahaya tersebut ketika tersambung dengan koneksi dalam perusahaan. Target dari serangan ini dimulai dari individu, manusia itu sendiri, yang kemudian bisa dilancarkan kepada target yang lebih besar,” ungkap Fransiskus Indromojo, Presales Consultant Trend Micro yang juga menjadi pembicara pada acara ini.
Tidak hanya itu, bahaya malware dan serangan cyber ini juga bisa berasal dari berbagai sumber. Seperti misalnya ketika pengguna meng-klik sebuah situs atau ads, menggunakan software atau sejenisnya yang sudah tidak lagi disupport tetapi masih banyak yang menggunakannya, bahkan hingga alat transaksi yang mengharuskan pengguna untuk menggesek kartu kredit/debit-nya.
“Tahun 2014 ini diprediksikan akan memiliki beragam ancaman serius mengenai malware dan kejahatan cyber. Untuk itu kami pun menghibau agar masyarakat bisa menjadi lebih waspada dan awas terhadap isu keamanan ini.” Tambah Fransiskus.
Lebih jelasnya mengenai bahaya akan keamanan dunia maya serta untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat mengenai isu ini, Trend Micro pun membuat sebuah serial video berjudul “2020: The Series” yang akan menjelaskan serta memberikan gambaran akan teknologi dan bagaimana menyikapi berbagai tantangan dunia maya yang menyertainya.