Gaji CEO Baru Microsoft Jauh Melebihi Steve Ballmer
Satya Nadella, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala divisi di bisnis cloud-computing, kini telah resmi menjadi CEO Microsoft. Gaji tahunan yang diperoleh Nadella pun tentu bakal setimpal dengan jabatan tertinggi yang diperolehnya itu, alias naik.
Pekan lalu, dewan direksi Microsoft sudah mulai mengatur gaji pokok tahunan yang bakal diperoleh Nadella sebagai CEO. Dirinya akan menerima paket gaji pokok tahunan mencapai US$ 1,2 juta atau setara dengan Rp 15 milyar. Jumlah sebesar itu naik hampir dua kali lipat dibanding dirinya ketika masih mengepalai divisi cloud-computing Microsoft yang sebesar US$ 669.167.
Gajinya pun bakal setara dengan rata-rata yang diperoleh CEO raksasa IT lainnya, seperti Amazon, Apple, Dell, Google, IBM, dan Intel. “Jika Anda melihat perusahaan sejenis mereka di bidang teknologi, rata-rata gajinya sekitar US$ 1,2 juta, sementara mereka yang masuk dalam kelompok ‘Dow 30’, mendapatkan sekitar US$ 1,4 juta,” kata Bob Buford, konsultan kompensasi Gaji berbasis di Portland, dikutip dari Computer World.
Jumlah penghasilan yang diperoleh Nadella pun tak berhenti sampai di situ saja. Itu hanya untuk gaji pokok tahunannya, belum bonus tunai dan opsi saham. Pada tahun fiskal 2015 mendatang, bonus tunai non-saham yang diperolehnya bakal meningkat 300 persen menjadi US$ 3,6 juta. Sementara paket bonus berbasis sahamnya bahkan jauh lebih tinggi lagi, yakni US$ 18 juta.
Yang cukup mengejutkan, gaji pokok pria kelahiran Hyderabad, India pada 46 tahun silam itupun bakal jauh melebihi yang diterima Steve Ballmer, CEO Microsoft sebelumnya. Sewaktu masih menjabat sebagai CEO, Ballmer hanya memperoleh US$ 697.500. Terpaut 42 persen yang bakal diperoleh Nadella sebagai CEO.
Namun bagamanapun juga, Ballmer tidak terlalu membutuhkan uang dari gajinya yang terlampau kecil sebagai CEO di perusahaan paling berpengaruh di dunia itu. Pasalnya, penghasilan terbesar Ballmer berasal dari kepemilikan saham di Microsoft. Kekayaan bersih Ballmer diperkirakan telah mencapai US$ 15,2 milyar.
Mungkin saat ini, Ballmer masih belum meninggalkan urusan internal Microsoft sepenuhnya. Namun, berbagai pihak pun memintanya agar segera hengkang dari Redmond, Washington yang menjadi basis Microsoft selama ini. Analis mengatakan, kehadiran Ballmer di Microsoft membuat Nadella tidak akan mampu untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan yang dipimpinnya itu.