Microsoft Bakal Blokir Adware Secara Default!
Adware menjadi masalah yang cukup pelik bagi pengguna PC. Mereka yang menggunakan Windows seringkali dibombardir iklan tak berguna saat mengakses sejumlah website dan aplikasi tertentu. Akhirnya, Microsoft sebagai penguasa platform Windows turun tangan guna membenahi datangnya adware yang tak diundang itu masuk ke akses penggunanya.
Mulai 1 Juli mendatang, program adware yang dijalankan sejumlah pengembang akan diblokir secara default oleh Microsoft. Itu sudah tertuang dalam rencana kebijakan privasi dan keamanan pengguna Windows. Pengembang program Adware pun diberi waktu tiga bulan agar menyesuaikan kebijakan baru tersebut atau memilih program aplikasi diblokir oleh produk keamanan Microsoft, seperti Security Essentials dan Microsoft Forefront.
Adapun metode yang ditawarkan Microsoft kepada pengembang ‘agar bertobat’ ialah, cukup memberikan akses penutupan iklan dengan tanda ‘X’ atau ‘Close’ di sudut dislpay iklan, tanpa menyulitkan pengguna. Dalam diplay iklan pun mesti disertakan nama pembuat atau pemasang program adware dengan cukup jelas (tidak boleh logo atau singkatan) dan melalui ungkapan seperti “Ads by …”, “… ads”, “Powered by …”, “This add served by …”, atau “This ad is from …”.
Selain mengikuti pedoman display iklan tersebut, aplikasi mesti menyediakan metode uninstall standar di Control Panel Windows maupun add-on pada browser, jika aplikasi yang diinstalnya itu menyediakan fitur ekstensi browser atau toolbar. Pasalnya, tidak sedikit dari sejumlah program yang ada ketika tak sengaja diklik pengguna tidak menyediakan akses uninstall di menu ‘Programs and Features’ pada bagian Control Panel.
“Kami sangat senang dengan semua perubahan ini. Kami percaya bahwa hal itu akan membuat mudah bagi pengembang perangkat lunak dalam memanfaatkan iklan, sementara pada saat yang sama, membuat pengguna bisa mengontrol pengalaman mereka,” kata Michael Johnson, seorang peneliti di Microsoft Malware Protection Center, seperti dikutip dari PC World.
Di masa lalu, program adware sendiri masih diijinkan berjalan di PC pengguna asalkan pengguna tidak keberatan. Namun bila mereka merasa terganggu, pengguna bisa memilih salah satu tindakan (action) pencegahan yang ditawarkan sejumlah software keamanan.
Jebakan program adware pun biasanya mempengaruhi pengalaman pengguna saat sedang browsing web. Pengguna awam pun sering terkecoh ketika muncul sebuah iklan yang berisi pesan bahwa PC-nya sedang bermasalah atau emailnya tercantum sebagai pemenang hadir dan lalu, lalu mengklik sebuah link tertentu.
“Industri adware merupakan bisnis multi-miliar dolar dan saya tidak berharap, pengembang adware pergi bersama dengan keputusan Microsoft ini tanpa adanya tekanan,” ujar Bogdan Botezatu, seorang analis keamanan cyber di BitDefender.