Review Digital Alliance R9 270 OC: Curaçao Pro Kencang nan Hening dengan Dual-Fan
Graphics Card
Untuk meningkatkan nilai estetikanya, Digital Alliance R9 270 OC hadir dalama balutan warna hitam doff pada cover heatsink serta permukaan PCB. Selain itu untuk menghilangkan kesan monoton Digital Alliance juga menambahkan sedikit aksen berwarna silver serta lekukan yang membuat graphics card ini terlihat tangguh dan futuristik.
Di bagian sistem pendinginan, Digital Alliance memberikan sepasang kipas yang berukuran sedang untuk mengusir panas dari GPU yang mengendap pada sirip-sirip heatsink. Selain itu untuk mengoptimalkan penyaluran panas yang diserap oleh baseplate ke sirip – sirip heatsink, graphics card ini dilengkapi dengan tiga buah heatpipe dengan bahan dasar yang sama seperti yang digunakan pada baseplatenya, yaitu tembaga. Sementara itu jika baseplate dan heatpipe yang menggunakan bahan dasar tembaga tanpa lapisan tambahan untuk mencegah atau memperlambat terjadinya oksidasi, pada bagian sirip-sirip heatsink Digital Alliance memilih untuk menggunakan bahan aluminium.
Untuk mengetahui kemampuan sistem pendingin bawaan dari Digital Alliance R9 270 OC ini, kami menjalankan aplikasi benchmark Unigine Heaven dan mendapatkan hasil seperti dibawah ini :
Digital Alliance R9 270 OC
- Full-load : 67 °C (fan speed: Auto @41%)
- Idle : 32 °C (fan speed: Auto @20%)
Sesuai dengan reference dari AMD, graphics card ini membutuhkan pasokan daya tambahan berupa sebuah konektor 6-pin power PCIE untuk dapat bekerja dengan optimal.
Digital Alliance R9 270 OC juga dilengkapi dengan sebuah konektor Crossfire yang bisa dimanfaatkan oleh para penggunanya untuk melipatgandakan kemampuan komputasi grafis pada komputernya dengan menggunakan maksimal dua buah graphics card yang sejenis.
Digital Alliance R9 270 OC menyediakan konektor display sebagai berikut:
- 1x DVI-I
- 1x DisplayPort
- 1x HDMI
Walaupun output konektor display dari graphics card ini tidak menyediakan konektor D-Sub, Digital Alliance telah mengantisipasinya dengan memberikan sebuah DVI to D-Sub converter yang akan didapatkan secara cuma-cuma dalam paket penjualan. Hal ini tampaknya masih cukup krusial karena mengingat rata-rata masyarakat Indonesia masih mengandalkan konektor jenis ini untuk menghubungkan graphics card dengan monitor yang dimilikinya.