Iklan Palsu Mulai Menghantui Pengguna WeChat
Layanan Instant Messenger terkemuka asal Tiongkok, WeChat, berisiko akan kehilangan banyak penggunanya. Pasalnya, sebagian pengguna mulai mengeluhkan banyaknya iklan palsu berunsur penipuan di WeChat. Sejumlah pengguna juga mulai berpikir untuk meninggalkan WeChat karena masalah itu.
Pada Senin pekan lalu, pihak berwenang di Chongqing, bagian barat daya Tiongkok melaporkan, ada kasus penipuan dilakukan oleh sebuah agen travel di WeChat. Akun tersebut membuka iklan promosi berupa perjalanan gratis ke Hong Kong dan Makau, asal pengguna memberikan tanda ‘like’ ke postingan iklan akun tersebut. Namun nyatanya, pihak agen travel malah ingkar janji.
Kasus serupa juga terjadi di beberapa wilayah di Tiongkok, seperti Guangdong, Sichuan, Shaanxi, dan Jiangsu. Sejumlah pengusaha berusaha memikat pengguna WeChat dengan promosi yang cukup menarik. Namun di kemudian hari, pengusaha tersebut tidak memberikan kepastian akan hal itu.
Itu hanya segelintir kasus dari sekian kasus penipuan berbeda jenis yang menawarkan promosi di WeChat. Akibatnya, sejumlah pengguna pun merasa, privasinya terganggu karena promosi terus berdatangan ke ponsel mereka. Tidak sedikit dari mereka akhirnya menonaktifkan WeChat. Di Tiongkok sendiri, WeChat memiliki 600 juta pengguna aktif.
Persebaran iklan palsu di WeChat ini biasanya melalui pesan broadcast yang dilakukan rakan-rekannya sesama akun. Aplikasi tersebut juga memiliki fitur penting yang sering dimanfaatkan dalam menyebarkan iklan palsu, yakni Moment. Fitur tersebut memungkinkan pengguna bisa mengunggah foto dan berbagi aktivitas sehari-harinya melalui tulisan teks. Sejumlah pengguna juga sudah mulai merasa, fitur Moment tersebut menjadi ajang untuk menyebarkan spam iklan.
Zhang Yi, CEO di iiMedia Research, perusahaan konsultan media mengatakan, pihak WeChat mesti menyesuaikan desain produk dan layanan mereka. Ini guna mengurangi sejumlah hambatan dan mempertahankan penggunanya sendiri. WeChat juga mesti mempertimbangkan sejumlah keluhan yang masuk dan memberi umpan-balik ke penggunanya.
“Sulit untuk mengatakan, berapa pengguna yang nantinya tetap setia dengan WeChat. Namun, jika perusahaan dapat melakukan penyesuaian yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, mungkin ini akan membantu mempertahankan banyak penggunanya,” ujar Zhang, seperti dikutip dari kantor berita Xinhua.