Eropa Gandeng Korsel Hadirkan 5G
Sejak era 1990-an, Eropa telah jadi pemimpin dalam inovasi standar teknologi seluler GSM. Namun kini, kawasan tersebut berada di belakang Amerika Serikat yang lebih dahulu meluncurkan standar teknologi 4G. Sejumlah negara yang tergabung dalam Uni Eropa pun berusaha mengembalikan era tersebut. Salah satunya adalah mengembangkan teknologi jaringan berikutnya, 5G agar bisa dijadikan standar global.
Eropa pun tidak bisa sendiri mengupayakan hal itu dapat terjadi. Uni Eropa dilaporkan baru saja menjalin kerja sama dengan Korea Selatan guna merealisasikan proyek ambisius koneksi internet super cepat itu.
Uni Eropa berharap, keahlian negara Asia bisa membantu mengejar ketertinggalan dalam bidang teknologi ini. Mereka yakin, 5G bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka banyak lapangan pekerjaan. “5G akan menjadi semangat baru dari ekonomi digital dan masyarakat digital setelah hal tersebut didirikan,” kata Neelie Kroes, Komisaris Uni Eropa untuk unit telekomunikasi, seperti dilansir Reuters.
Sejumlah pemain di industri telekomunikasi Eropa pun ikut bergabung, di antaranya Alcatel-Lucent, Deutsche Telecom, Telefonica, dan Orange. Mereka juga akan bekerja sama dengan aliansi perusahaan dari Korea, seperti Samsung, LG, dan tiga operator seluler lokal, yaitu KT, SK Telecom, dan LG Uplus. Aliansi dari Korea ini disponsori oleh Pemerintah Korea Selatan ini tergabung dalam Forum 5G Korea Selatan.
Standar teknologi 5G tersebut nantinya mampu menawarkan kecepatan seribu kali lipat lebih tinggi dibandingkan 4G LTE yang masih sebatas 75Mbps ataupun 4G LTE-A sebesar 150Mbps saja. Uni Eropa menyontohkan, satu film berkualitas Full HD bisa diunduh hanya dalam waktu enam detik saja atau lebih cepat dari enam menit bila menggunakan 4G.
Yang cukup mengejutkan ialah mengenai deadline peluncuran 5G. Pihak Korsel dan Uni Eropa sepakat menetapkan, jadwal peluncuran 5G pada akhir 2015. Ini jauh lebih cepat dari peluncuran 5G yang ditargetkan pemerintah China pada 2018 mendatang.
Pihaknya memastikan, frekuensi radio yang diperlukan nantinya bisa mendukung jaringan baru sebelum akhir 2015. Pada Desember lalu, Uni Eropa mengatakan, telah menghabiskan dana sekitar 700 juta euro untuk penelitian 5G. Sementara beberapa perusahaan telekomunikasi di Eropa akan menyumbang lebih dari 3 miliar euro.