Irak Sensor Situs yang Mengkritik Pemerintah
Serangan teroris yang menamakan diri Islamic State (IS) atau ISIL yang dimulai Maret lalu di Irak membuat pemerintah setempat memberlakukan kebijakan baru. Salah satu langkah yang diambil demi menanggulangi maraknya provokasi dan demonstrasi melalui jalur internet adalah dengan memblokir sejumlah jejaring sosial besar seperti Facebook, Twitter dan YouTube dan juga memblokir sejumlah situs yang isinya mengkritisi pemerintah.
Beberapa situs besar yang ditengarai banyak mengkritik pemerintah Irak adalah Al Jazeera dan Al Arabiya. Kedua situs berita tersebut sudah diblokir selama berminggu-minggu dan pemerintah juga memblokir beberapa situs kecil. Namun menurut penelitian dari pihak yang memonitor sensor internet di Irak, situs yang berafiliasi dengan IS atau ISIL hingga kini masih banyak yang biasa diakses.
Menurut Adam Senft dan Jakub Dalek yang merupakan dua peneliti di University of Toronto’s Citizen Lab, menemukan bahwa 6 situs baru telah difilter dalam 3 ISP Irak yang besar sejak 20 Juni lalu saat mereka merilis laporan pertamanya di sensor internet Irak. Dan selain Al Jazeera dan Al Arabiya, saat ini situs-situs yang ikut diblokir yang ditengarai banyak mengkritik pemerintah antara lain adalah: herakiq.com, muslm.org, hanein.info, dan iraqislami.own0.com. Dalam penelitian ditemukan bahwa keempat situs tersebut memang memiliki keterkaita dengan IS. Namun untuk Al Jazeera dan Al Arabiya, nampaknya tidak bisa dimasukkan dalam kategori tersebut.
Pada awal Juli, juru bicara Kementrian Komunikasi Irak, Samir Al-Bayati membenarkan adanya sensor internet tersebut. Menurut Al-Bayati menyebutkan bahwa perang dengan IS saat ini sudah menyebar ke perang media dan pemerintah ingin mengontrol situs-situs tersebut untuk menghindari penyebaran rumor yang tidak sesuai. Menurut keterangan general manajer Al Arabiya, Abdulrahman al-Rashed, mengutip pernyataan perdana menteri Irak Nouri al-Maliki, alasan mereka memblokir situs al Arabiya adalah untuk menghukum situs tersebut seperti saat dia menutup sejumlah besar koran dan stasiun televisi selaa beberapa tahun terakhir ini karena media-media tersebut mengkritik kebijakan pemerintahannya.