Mega Test: 13 Memori DDR3 8GB Kit untuk AMD APU

Reading time:
July 26, 2014
DSC08491s2s

Memori, atau lebih dikenal dengan istilah RAM (Random Access Memory), merupakan sebuah komponen komputer yang berguna untuk menyimpan data sementara, sebelum data tersebut diproses oleh prosesor. Sejak integrasi kartu grafis merambah masuk ke dalam CPU, selain mempengaruhi performa prosesor, performa memori juga cukup berpengaruh pada kinerja komponen integrated graphics/grafis terintegrasi.

Spesifikasi RAM – Penting, tapi Diabaikan

Label

Perkembangan kecepatan memori pada generasi DDR3 yang pesat, serta makin canggihnya kontroler memori sejak arsitektur Intel Sandy Bridge tahun 2010 lalu membuat kebutuhan bandwidth antara CPU dengan RAM dengan mudah terpenuhi (tidak seperti masa DDR1 dan DDR2 dulu). Sekarang penggunaan memori dengan spesifikasi rendah sekalipun tidak akan membawa penalti performa yang signifikan pada sebuah sistem. Ini yang sayangnya membuat kebanyakan pengguna makin tidak peduli akan spesifikasi memori yang mereka gunakan, dalam artian, selama kapasitas memori tersebut terpenuhi, banyak pengguna yang sudah cukup puas dengan memorinya dan memilih untuk membeli memori murah dengan spesifikasi rendah, lalu menggunakan ekstra dana mereka untuk meng-upgrade prosesor atau VGA.

Beberapa bulan lalu, di kawasan pertokoan mangga dua Jakarta, kami bahkan pernah melihat seorang pengguna yang sedang merakit sistem PC-nya yang berprosesor Intel Core i7-4770 dan GPU GTX 750 Ti, hanya menggunakan sebuah 1 keping memori 8GB kelas value dengan kecepatan DDR3-1600 karena alasan harganya murah. Ini tentu tidak salah, karena harga sekeping DDR3-1333 8GB akan lebih murah setidaknya 300 hingga 400 ribu Rupiah dari sebuah memori kit 2x4GB DDR3-2133, dan pada skenario budget terbatas, perbedaan harga 400 ribu ini bisa membuat pilihan VGA si user tersebut dari GTX 750 berubah ke GTX 750 Ti misalnya.

Jadi, apakah spesifikasi RAM tidak penting pada masa kini? Belum tentu!

APU – Butuh Memori Kencang

amd-kaveri-logo1

 

Solusi APU dari AMD, mulai dari Llano, Trinity, Richland, hingga Kaveri – memiliki kartu grafis terintegrasi (IGP) yang berperforma cukup tinggi, sayangnya untuk ‘mengeluarkan’ semua performa tersebut sang pengguna harus menggunakan konfigurasi memori optimal dengan kecepatan cukup tinggi. Hal tersebut wajar terjadi, karena pada APU, baik CPU dan IGP-nya akan mengakses RAM pada jalur komunikasi yang sama – membuatnya rentan akan bandwidth bottleneck, dan umumnya membuat performa IGP-nya menjadi buruk.

Ini yang menyebabkan kebanyakan pengguna APU memiliki sistem yang under-performing – karena konfigurasi memori-nya rendah! Kami masih menemui sangat banyak contoh seperti ini di pasaran, misalnya saja sistem berprosesor AMD APU dijual dengan konfigurasi satu keping single-channel DDR3-1333. Ini tentu saja akan membuat IGP pada APU tersebut mengalami penurunan performa sekitar 30-40% dari seharusnya.

Catatan: penurunan performa berkat penggunaan memori satu keping/single-channel ini hanya terjadi pada APU Llano, Trinity, Richland, dan Kaveri. Pada APU berbasis Kabini, kontroller memori mereka memang hanya dibuat single-channel, sehingga menggunakan dua keping memori pun tidak akan memberi peningkatan performa signifikan.

Kami sudah pernah membuat beberapa artikel mengenai pentingnya pemilihan memori yang optimal bagi AMD APU, misalnya saja:

Tips mudah mengoptimalkan performa Gaming pada APU Trinity A10-5800K

Tips Tweaking Memori pada APU Trinity, dan

Tips memilih memori bagi AMD Kaveri

Namun sejak AMD APU Kaveri dirilis awal tahun 2014 ini, kami makin sering mendapati pertanyaan dari berbagai pengguna APU mengenai pemilihan model memori yang tepat bagi mereka, sehingga kami merasa perlu mencari jawaban konkrit dari pertanyaan ini. 

 

Tantangan: Mega Test Memori Kit

Dari hasil diskusi dengan segenap rekan-rekan di JagatReview, muncul ide untuk melakukan tes beragam memori DDR3 dengan platform APU.  Harapan kami, mega-test memori ini bisa memudahkan para pengguna APU, atau pun yang nantinya akan menggunakan APU di masa depan untuk memilih DDR3 terbaik bagi mereka. Tapi muncul masalah berikutnya: variabel pada komponen memori cukup banyak!

Komponen memori memiliki beragam parameter yang bisa dinilai. Selain harga, kapasitas, frekuensi, dan timing, masih ada berbagai variabel lain dari sebuah memori kit yang kadang menenentukan keputusan pembelian, mulai dari overclockability, ergonomi, hingga ke faktor penampilan. Sekarang pun vendor memori sudah amat banyak, belum lagi kebanyakan dari mereka menawarkan spesifikasi yang serupa, dengan kisaran harga yang mirip pula!

Mari kita lihat parameter-parameter yang cukup signifikan dalam pemilihan modul memori berikut ini:

Kapasitas: 4GB? 8GB? 16GB?

Kapasitas kadang menjadi sebuah variabel yang paling mudah untuk dipilih. Meski dulu ada istilah “Makin besar makin baik” saat kapasitas memori rata-rata ada pada kisaran 256-512MB, sekarang kapasitas memori yang dijual di pasaran ada di 4GB hingga 32GB, dan ukuran yang besar belum tentu memberikan efek performa yang signifikan. Menurut pengujian yang kami lakukan, sebagian besar pengguna dengan OS Windows 7 64-bit akan tercukupi kebutuhannya dengan kapasitas RAM kira-kira 8GB pada penggunaan ringan: browsing, editing foto ringan, encode video, file compression, word processing, gaming, dsb(setidaknya saat artikel ini dirilis). Memang, sesekali saat kita membiarkan berpuluh-puluh tab terbuka pada browser kita, konsumsi memori akan berpotensi meningkat ke kisaran 2-3 GB seperti contoh dibawah ini:

TaskMan_Chromes

Namun kami belum menemukan skenario penggunaan PC umum yang akan memakan memori sangat besar(8GB+) kecuali misalnya anda melakukan multimedia content creation, misalnya mengedit video 1080p FullHD multi-track seperti dibawah ini, yang memakai ram sistem hingga 12GB lebih.

premierecs6_12GBRAMusages
12GB+ RAM Usage pada Premiere Pro CS6 * klik untuk memperbesar*

 

Frekuensi / Timing

frekuensi timing
Sebuah DDR3-1600Mhz, dengan timing 11-11-11-28

Dua variabel ini yang membuat pemilihan memori semakin sulit, namun frekuensi dan timing(latency) lah yang menentukan cepat atau lambatnya sebuah memori. Tanpa membahas lebih dalam, secara umum semakin tinggi frekuensi memori, semakin baik kinerjanya. Demikian pula dengan Timing/Latency, kita membutuhkan memori dengan latency rendah (atau disebut timing ‘ketat’) untuk performa yang lebih baik. Namun karena keterbatasan fisik dari chip memori dan berbagai faktor-faktor lain, sulit mendapat konfigurasi memori dengan frekuensi tinggi,misal: 1200Mhz(DDR3-2400) yang masih memiliki timing ekstra ketat (7-7-7-21). Disini anda harus mencari kombinasi yang ‘pas’ antara frekuensi dan timing untuk mendapat performa RAM optimal.

Untungnya, pemakai AMD APU tidak perlu pusing, karena dari berbagai pengujian yang kami lakukan, biasanya AMD APU lebih menyukai RAM dengan frekuensi tinggi – timing longgar, ketimbang RAM dengan frekuensi rendah timing ketat(contoh: Kebanyakan AMD APU akan memiliki kinerja optimal saat berjalan pada DDR3-2133 CL 11-12-12-31, ketimbang DDR3-1600 CL 8-8-8-24). Mengenai frekuensi sendiri, meski sudah banyak chip DDR3 yang memiliki kemampuan untuk mencapai kecepatan diatas DDR3-2800 bahkan DDR3-3000, kami menyarankan anda yang menggunakan APU untuk mencari kecepatan setidaknya DDR3-1866 atau DDR3-2133. AMD APU memiliki memory controller dengan kemampuan terbatas, sehingga pencapaian frekuensi tinggi (DDR3-2666+) agak sulit untuk pemakaian sehari-hari.

Sebagai catatan tambahan, jenis APU yang berbeda memiliki dukungan kecepatan memori yang berbeda pula sesuai dengan kualitas memory controller-nya. Sebagai contoh, APU generasi ‘Trinity'(A10-5800K, A8-5600K) biasanya memiliki dukungan hingga DDR3-1866Mhz, walau secara teori bisa saja berjalan di DDR3-2133 dan DDR3-2400. APU ‘Richland’ (A10-6800K misalnya) umumnya memiliki memory controller yang sedikit lebih baik dari Trinity, dan bisa berjalan di kecepatan DDR3-2133Mhz tanpa masalah. APU yang terbaru dan terkuat saat ini yakni Kaveri A10-7850K umumnya bisa berjalan pada kecepatan DDR3-2400 tanpa masalah.

XMP(Xtreme Memory Profile)

Dulu, para user harus men-setting RAM mereka secara manual, dari mulai frekuensi kerja RAM, latency(timing), dan juga voltage. Namun, dengan makin berkembangnya teknologi, para produsen hardware membuat proses setting ini menjadi lebih mudah dengan memperkenalkan teknologi XMP (Xtreme Memory Profile). Saat menggunakan platform dan memori yang mendukung XMP, user dapat menjalankan memori mereka dengan speed, timing dan voltage yang ditentukan produsen hanya dengan me-load profil XMP ini di BIOS motherboard yang digunakan, tanpa perlu mengubah parameter RAM secara manual.

Dulu, XMP dibuat untuk memori yang ditujukan pada platform Intel, sedangkan platform AMD memiliki profil bernama AMD Memory Profile(AMP). Di mata para vendor memori, profil XMP jauh lebih popular karena sudah lama diperkenalkan(sejak tahun 2008-2009 lalu), sehingga anda akan jauh lebih mudah menemukan memori dengan profil XMP ketimbang memori dengan profil AMP. Untungnya, kebanyakan motherboard AMD sejak generasi APU Trinity FM2 sudah mendukung profil XMP, sehingga anda tetap bisa menjalankan profil XMP pada sistem berbasis AMD.

Perlu diketahui, karena keterbatasan kemampuan memory controller di APU, kebanyakan profil XMP yang bisa berjalan pada APU ada di kisaran kecepatan DDR3-2133 dan DDR3-2400. Ini juga yang menjadi alasan kami nantinya untuk membatasi round-up ini pada memori yang kecepatannya maksimal DDR3-2400.

 

Jumlah Channel pada Sistem Memori

SinglevsDuals
Single-channel(kiri), Dual-channel(kanan)

Jalur komunikasi antar kontroler memori dan RAM sangat krusial bagi performa sistem, sehingga akhirnya dibuat multi-channel untuk memberikan bandwidth yang lebih besar. Jumlah ‘Channel’ pada sebuah sistem memori ini sendiri ditentukan oleh kontroler memori dari platform yang bersangkutan (dalam hal ini: prosesor). Pada teknologi yang ada sekarang, anda bisa menemukan konfigurasi memori dual-channel, triple-channel, bahkan quad-channel. Penggunaan mode multi-channel (baik dual,triple,maupun quad-channel) akan memberikan performa sistem memori yang lebih kencang dari mode single-channel. Sebagai catatan, karena alasan kestabilan, kami menyarankan anda untuk menggunakan kepingan memori dengan spesifikasi identik saat menjalankan mode multi-channel. Ini yang akhirnya membuat para produsen memori menjual memori-nya dengan konfigurasi dua keping atau lebih dalam sebuah kit memori.

APU AMD yang ada sekarang memiliki tipe dual-channel memory controller. Bagaimana cara menjalankan konfigurasi dual-channel ini? Cukup sederhana, anda tinggal memasang 2(dua) keping memori pada slot DIMM yang sudah ditentukan, dan sistem anda akan mengenali mode dual-channel secara otomatis. Anda juga bisa mengecek apakah mode dual-channel sudah berjalan dengan baik menggunakan software CPU-Z, seperti terlihat dibawah ini:

singleChannel

Pada APU, peningkatan performa memori berkat mode dual-channel cukup signifikan(seperti yang bisa anda saksikan disini). Oh ya, kami juga ingin menambahkan bahwa jumlah DIMM yang terpasang  di sistem anda tidak selalu menentukan jumlah channel memori yang tersedia. Bisa saja anda memiliki 4 slot DIMM, namun konfigurasi memory controller pada prosesor anda hanya mendukung mode dual-channel.

 

Modul Single-sided vs Double-sided

Dual-sided DIMM
Double-sided DIMM
Single-Sided DIMM
Single-Sided DIMM

Pada PC desktop, selain dari frekuensi, timing, dan juga jumlah kepingan pada sebuah memori kit, ada sebuah variabel lagi yang jarang diperhitungkan namun penting, yakni jumlah ‘side'(a.k.a ‘Rank’) pada modul memori-nya. Modul memori yang hanya memiliki IC pada satu sisi saja kita sebut dengan istilah single-sided memory module. Sebaliknya, modul memori yang memiliki IC pada kedua sisinya kita sebut dengan istilah dual-sided/double-sided memory module. Perlu diketahui bahwa jumlah sisi pada modul memori ini biasanya akan menentukan konfigurasi ‘Rank’ pada modul memorinya: modul single-sided biasanya hanya memiliki konfigurasi single rank, sedangkan modul double-sided biasanya berkonfigurasi double-rank(Ada juga modul quad-rank, yang memiliki dua buah rank pada setiap sisi RAM,total 4 rank, misalnya untuk server, tapi tidak dibahas disini)

Keunggulan konfigurasi double-rank/ double-sided biasanya adalah performa lebih tinggi pada beberapa aplikasi yang sangat memory-intensive. Sedangkan konfigurasi memori single-rank / single-sided akan memberikan overclockability lebih tinggi.

 

Harga

Rupiah

Faktor yang satu ini mungkin merupakan prioritas utama kebanyakan pengguna di Indonesia. Sistem APU AMD merupakan sistem yang umumnya ada di kelas Low-end hingga mainstream, dan biasanya dipilih karena menawarkan performa gaming yang memadai untuk harganya yang terjangkau . Memaksa pembelian memori dengan harga lebih dari 2 Juta Rupiah untuk sistem APU tentunya merupakan sebuah pemborosan, dan lebih baik dialihkan ke hal lain (membeli SSD misalnya?). Untuk itu, kami berspekulasi, untuk sebuah sistem AMD APU mainstream-high yang harga prosesornya ada di kisaran 1.5 juta hingga 2 juta Rupiah(dengan 1 USD=11900), harga memorinya harus berada angka Rp. 1 Juta-an untuk dibilang ‘masuk akal’ (inipun mungkin bagi sebagian pengguna sudah masuk kategori mahal).

Untungnya, harga memori DDR3 ukuran 8GB dual-channel kit(dua keping memori) pada saat artikel ini di-publish ada pada kisaran 900 ribu hingga 1 juta-an lewat sedikit.

 

Persyaratan Memori Kit

Berdasarkan data diatas, kami menetapkan batasan bagi peserta mega test memori DDR3. Tentunya, batasan tersebut kami buat untuk memastikan bahwa memori yang mengikuti pengujian ini masih relevan dengan apa yang dibutuhkan si pengguna sistem APU, dan juga sesuai dengan apa yang tersedia di pasaran saat ini.

Batasan-batasan tersebut adalah:

  • RAM dijual sebagai dual-channel 8 GB Kit (2x4GB)
  • Kecepatan RAM minimal DDR3-1600Mhz, Maks. DDR3-2400Mhz. Timing Bebas
  • HARUS dalam kecepatan kelipatan 1600,1866,2133 atau 2400 (supaya setting RAM tidak memerlukan pengubahan BCLK dari CPU)
  • HARUS memiliki Performance Profile, Baik AMP(AMD Memory Profile) maupun XMP(Xtreme Memory Profile), KECUALI RAM yang memiliki kecepatan SPD LEBIH dari DDR3-1600

 

Peserta Mega Test DDR3 Memory

Setelah menghubungi berbagai distributor dan vendor memori dengan persyaratan seperti di atas, kami mendapatkan kiriman 13(tiga belas) kit memori dibawah ini untuk bahan pengujian:

  1. ADATA XPG V2 2400C11
  2. Apacer ARMOR 1866C11
  3. Avexir Core Series 1600C9
  4. Corsair Vengeance 1866C9
  5. Corsair Vengeance Pro 2133C9
  6. G.Skill Ares 1600C9
  7. G.Skill RipjawsX 1600C9
  8. Kingston HyperX FURY 1866C10
  9. Kingston HyperX Predator 2400C11
  10. Patriot Viper 3 2400C11
  11. Team Vulcan 2133C10
  12. Team Vulcan 2400C11
  13. Team Zeus 1600C9

Note: 1) Diurutkan berdasarkan abjad. 2) Untuk memudahkan, nama dipersingkat menjadi format [brand-series-speed-CAS Latency]. Karena keterbatasan waktu pengujian, kami hanya berhasil mengumpulkan 13 memori kit. Mohon maaf apabila memori kit fovorit anda tidak ada pada daftar di atas.

 

Seperti apa sistem yang kami gunakan, dan bagaimana metoda dan prosedur pengujian memori ini? Simak lengkapnya pada halaman 2!

 

Daftar Isi

Halaman 1(halaman ini): Overview, Tujuan dan Syarat Round-Up, Penjelasan beberapa variabel memori

Halaman 2: Ruang Lingkup, Metoda dan Prosedur Testing, dan Platform Uji

Halaman 3: ADATA XPG 2400C11, Apacer Armor 1866C11, Avexir Core Series 1600C9

Halaman 4: Corsair Vengeance 1866C9, Corsair Vengeance Pro 2133C9

Halaman 5: G.Skill Ares 1600C9 & G.Skill RipjawsX 1600C9

Halaman 6: Kingston HyperX FURY 1866C10 & Kingston HyperX Predator 2400C11

Halaman 7:  Patriot Viper 2400C11 & TeamVulcan 2133C10

Halaman 8: Team Vulcan 2400C11 & Team ZEUS 1600C9

Halaman 9: Hasil Pengujian

Halaman 10: Award, Kesimpulan

Load Comments

Gadget

March 5, 2024 - 0

Review vivo V30: Lebih Murah, Lebih Kencang dan Irit dengan Snapdragon + 3 Kamera 50 MP

vivo V30 , smartphone ini juga dibawa vivo hadir resmi…
March 5, 2024 - 0

Review realme 12 Pro+ 5G: Smartphone Berkamera Tele Periscope Paling Murah!

Kalau kalian mencari smartphone mid range dengan kamera telephoto terbaik…
January 26, 2024 - 0

Review vivo Y100 5G: Desain Premium, AMOLED 120 Hz, 5G, Snapdragon BARU!

vivo Y100 5G, ini adalah smartphone terbaru dari jajaran vivo…
December 30, 2023 - 0

Review CMF Watch Pro: Smartwatch dengan Layar 1,96 Inci AMOLED dan Desain Unik

CMF Watch Pro dibanderol dengan harga Rp1.149.000. Dengan harga tersebut…

Laptop

March 7, 2024 - 0

Review MSI Prestige 13 AI EVO A1M: Laptop AI PC Super Tipis, Ringan, Kencang & Irit!

Kali ini kita kedatangan salah satu “AI PC” dari MSI.…
March 6, 2024 - 0

Review Axioo Hype 5 AMD: Laptop 5 Jutaan Sekencang & Selengkap Ini?

Laptop murah yang harganya 5 jutaan ini ternyata kuat juga…
March 5, 2024 - 0

Review ASUS Vivobook Pro 16X OLED K6604: Laptopnya Kreator Profesional!

Laptop ini cocok banget untuk cari duit terlebih bagi kalangan…
February 6, 2024 - 0

Rekomendasi Laptop Premium dari HP – Mulai 10 Jutaan

Di Video rekomendasi kali ini, kami coba pilihkan untuk kalian…

Gaming

March 7, 2024 - 0

Bukan CGI, Dragon’s Dogma 2 Gunakan Video Daging Asli untuk Animasi Memasak

Apalah arti sebuah game petualangan yang tidak mampu memberikan Anda…
March 7, 2024 - 0

Frostpunk 2 Rilis Juli 2024

Membangun kota seindah dan seefektif mungkin, menatanya serapi yang Anda…
March 7, 2024 - 0

The First Berserker: Khazan Pamer Gameplay Baru, Rasa Souls

Sulit untuk membantah bahwa teaser perdananya di The Game Awards…
March 7, 2024 - 0

Persona 3 Reload Dapat “The Answer”, Rilis Berbayar di September 2024

Apa yang berhasil dilakukan oleh ATLUS dan tim Persona dengan…