Toko Online Mulai Diminati di Indonesia
Keberadaan toko online atau e-commerce yang makin banyak menjamur, diperkirakan cepat atau lambat bakal mengancam ritel konvesional yang mengadalkan toko fisik. Dalam sebuah penelitian terbaru dari UBS menyebutkan, konsumen di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, saat ini 41 kali lebih banyak mengunjungi toko online ketimbang toko offline yang hanya sekali.
Hal ini bisa terjadi mengingat tingkat adopsi smartphone yang terhubung internet makin memudahkan konsumen malas mengunjungi ritel fisik. Mereka cukup membuka browser di ponselnya, lalu mengunjungi sejumlah website toko online yang menjual barang yang diinginkan.
“Keseimbangan kekuatan telah berujung pada platform online. Pengecer tradisional benar-benar harus mengantisipasi tindakan bersama-sama,” ujar Raymond Maguire, penulis laporan tersebut, seperti dikutip dari Wall Street Journal.
Kendati demikian, analis tersebut mencatat, tingkat adopsi pembelian di toko online masih sedikit dengan persentase hanya 0,2 persen dari penjualan ritel, baik offline maupun online yang bernilai 436 miliar selama 2013.
Sebagai perbandingan, tingkat adopsi e-commerce di Cina menyumbang sekitar delapan persen. Bahkan Ia menyamakan kondisi e-commerce di Asia Tenggara saat ini dengan Cina masa 2006 hingga 2008, ketika penetrasi internet berkembang dua kali lipat.
Untuk pasar Indonesia sendiri, memang nilai pasar e-commerce paling tinggi dibanding negara lainnya di Asia Tenggara. Hal ini didukung oleh tingkat populasi penduduk di Indonesia paling banyak. Sayangnya, tingkat adopsi e-commerce di Indonesia masih lah terendah, hanya 0,1 persen. Bandingkan dengan Cina, yang memiliki populasi terbanyak di dunia, tetapi masyarakatnya memiliki minat beli yang tinggi terhadap toko online.
Yang cukup disayangkan juga, menurut data tersebut, dari 244,8 juta populasi penduduk Indonesia, hanya 31 persennya yang menjadi pengguna internet. Tingkat adopsi tersebut tidak sebanding dengan dua negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang masing-masing memiliki tingkat adopsi internet 62,6 persen dan 74 persen. Posisi Indonesia pun dalam hal ini paling buncit dibanding lima negara lainnya di Asia Tenggara.