Google Ingin Koleksi Data Pengguna Lebih Banyak Lagi
Chairman Google Eric Schmidt mengatakan, Google bisa membuat asisten pribadi yang ideal dan membuat penggunanya lebih pintar. Namun ada syarat dual hal itu bisa tercapai, Google memerlukan data informasi pribadi pengguna lebih banyak lagi.
“Evolusi Google adalah membiarkan Anda bertanya Google terhadap apa yang harus dicari, Google membantu Anda untuk mengantisipasinya, membuat Anda lebih pintar,” ujar Schmidt, dikutip dari CNN. “Anda harus membiarkan Google tahu segalanya, Google akan membantu Anda. Apakah Anda akan menggunakan itu? Tentu saja, karena akan menjadi lebih murah atau gratis.”
Schmidt membayangkan, dalam 20 tahun ke depan, teknologi terhubung bakal semakin maju, seperti mobil otomatis tanpa pengemudi atau mendiagnosa penyakit langsung dari smartphone. Kedua hal ini tentunya tak akan bisa lepas dari campur tangan Google terhadap informasi pengguna. Dengan demikian, pengguna diminta untuk “lebih mengikhlaskan” data pribadinya dipakai Google untuk membangun layanan yang jauh lebih pintar dari sekarang.
Sejauh ini, Google memang sudah mengetahui informasi penggunanya. Sebagai contoh, melalui browser Chrome, Google bisa mengetahui website apa saja yang dikunjungi penggunanya. Di Search, Google mengetahui apa saja yang pengguna cari. Lalu di Gmail, Google juga mengetahui isi email dan daftar kontak penggunanya. Hal ini mungkin sah-sah saja, mengingat Google sebagai pemilik sekaligus yang mengelola semua layanan internet populer yang ada.
Yang jadi permasalahannya ialah ketika Google melakukan pelanggaran privasi dengan ‘menjual’ data penting penggunanya ke pengiklan, seperti yang dituduhkan dalam beberapa tahun terakhir ini. Namun ketika dituduhkan demikian, Google berdalih kalau mereka hanya ‘berbagi’ informasi pengguna yang tidak spesifik atau hal-hal yang umum saja agar iklan bisa lebih disesuaikan.