[PR] Memanfaatkan Data Anda Dengan Infrastruktur Virtual
Jumlah keseluruhan data elektronik dunia telah meningkat secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir. Fakta menunjukkan jumlahnya telah mencapai skala Zetabytes (ZB). Satu ZB setara dengan satu miliar terabytes. Pada tahun 2009 saja, data yang dikumpulkan manusia sebesar 0.8 ZB. Pada tahun 2015, jumlah tersebut diperkirakan mencapai sepuluh kali lipatnya, 8 ZB. Dan pada tahun 2020, analis memperkirakan angka tersebut akan tumbuh menjadi 35 ZB. Jumlah itu 44 kali dari volume data yang kita miliki 11 tahun sebelumnya di tahun 2009.
Pada tahun 2020 diperkirakan juga bahwa lebih dari sepertiga data yang dihasilkan di seluruh dunia akan disimpan atau dikirim melalui cloud. Perusahaan di ASEAN tidak terkecualikan dari tren ini, bahkan perkiraan pertumbuhan data mereka akan sangat mencengangkan, yaitu pada kisaran 20-50 persen per tahun. Bahkan 17 persen (analis) mengatakan bahwa pertumbuhannya akan melampaui 50 persen.
Perubahan pesat dalam teknologi yang kita gunakan untuk menyimpan, mengakses, dan mengarahkan data secara efektif telah menjadi amat penting bagi organisasi yang ingin tetap kompetitif tanpa harus menanggung biaya penyimpanan yang tidak terkendali.
Organisasi sedang beralih ke virtualisasi dan memanfaatkan layanan cloud baik untuk komputasi maupun dan penyimpanan, sebagai cara untuk menekan biaya sambil tetap menjamin ketersediaan dan integritas data. Namun, meskipun virtualisasi dapat menghilangkan kompleksitas dan biaya infrastruktur fisik, menyimpan data dalam mesin virtual dan dalam cloud dapat memunculkan isu keamanan data.
Dalam artikel ini, Mark Bentkower, Director of Enterprise Solutions Asia Pacific, CommVault Systems, membahas tentang tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan cloud dan bagaimana organisasi yang siap dapat mengambil keuntungan dari virtualisasi server untuk memanfaatkan data mereka.
Cloud dan virtualisasi
Semakin banyak perusahaan yang mengkonsolidasikan infrastruktur TI mereka ke cloud swasta dan publik. Gartner bahkan memperkirakan layanan cloud publik akan tumbuh menjadi senilai 137 miliar dollar US dengan CAGR (compound annual growth rate) sebesar 16,9 persen pada 2017, sementara kapasitas cloud swasta diperkirakan akan mendominasi kapasitas penyimpanan global sebesar 1,5 kali (60 persen hingga 40 persen).
Faktor-faktor yang meringankan pengadopsian cloud adalah biaya dan kompleksitas dalam mengelola perangkat keras dan sumber daya manusia yang diperlukan untuk mengendalikan ledakan data – yang sebagian besar masih berjalan pada infrastruktur sebelumnya.
Virtualisasi adalah pengubah aturan permainan bagi organisasi dalam mengadopsi cloud sebagai platform dan/atau sebagai lingkungan penyimpanan. Keuntungan yang diberikan virtualisasi server menarik, mulai dari karena manfaat yang ditawarkannya berupa penghematan biaya melalui fleksibilitas bisnis, dan kelincahan yang melekat pada arsitektur cloud private dan publik. Namun, menurut sebuah studi global, hampir sembilan dari 10 manajer TI percaya bahwa manajemen mesin virtual (VM) berisiko tanpa perencanaan yang tepat[1]. Memang kemudahan dalam menggunakan VM baru dapat menyebabkan mesin virtual jadi tidak teratur, membuat upaya-upaya administrator untuk menjaga mesin virtual yang baru tetap pada jalurnya, dan memastikan kebijakan perlindungan dan retensi data tetap diterapkan, jadi sulit dan makan waktu.
Pentingnya visibilitas dalam infrastruktur virtual
Saat sebagian besar organisasi tidak menggunakan alat pengelolaan VM dalam lingkungan virtual mereka, instrument backup dan recovery menjadi keharusan untuk menjamin kelangsungan bisnis. Penambahan proses-proses otomatis, yang didorong oleh ketentuan yang dikustomisasi ke dalam perangkat backup dan recovery yang telah ada pada platform tunggal memudahkan organisasi untuk menghilangkan ketidakteraturan pada VM.
Untunglah saat ini telah tersedia di pasar alat khusus dan software manajemen yang dapat mengoptimalkan backup dan recovery VM, saat menawarkan manajemen cloud yang lebih lengkap. Untuk membantu organisasi mencapai infrastruktur komputasi virtual yang lebih lincah dan hemat biaya dalam lingkungan cloud, ada tiga aturan dasar yang perlu diingat tentang manajemen VM:
- Pilihinstrumen yang tepatuntuk pekerjaan yang tepat
Tidak semua VM dibuat dengan cara yang sama, sehingga cara perlindungannya pun berbeda. Sangat penting bagi organisasi dalam memilih metode perlindungan data yang paling hemat biaya untuk memenuhi persyaratan recovery mereka. Ada banyak metode backup VM yang dapat diselaraskan dengan setiap kasus penggunaan – misalnya, menggunakan streaming backup yang dilakukan tanpa petugas, hardware snapshot, replikasi VM, deduplikasi global; replikasi dedupe-aware yang dipercepat dengan WAN, dan yang lainnya. Perusahaan harus mencari solusi yang dapat menyeimbangkan biaya dan persyaratan manajemen, dengan kebutuhan recovery dan retensi VM, yang sebaiknya dilakukan dalam satu pendekatan scalable yang dapat menerapkan metode yang paling masuk akal.
- Reduce, reuse dan reclaim sumber daya VM
Organisasi bisa mendapatkan manfaat lebih dari investasi VM mereka dengan mengendalikan penyebaran VM, mengelola biaya lisensi software dan mengurangi pengeluaran hardware. Kebijakan manajemen yang tepat juga dapat mengontrol cara VM dibangun dan jumlah sumber daya digunakan. Administrator TI dapat mendelegasikan proses penyediaan kepada pengguna (user) sehingga mereka dapat mengatur siklus hidup VM, sementara otomatisasi proses memastikan kemudahan pengelolaan. VM tidak aktif yang berisi data berharga dapat di-backup, diarsipkan atau dihapus dengan aman, untuk dipulihkan nanti apabila diperlukan. Hal ini membebaskan CPU, memori, penyimpanan dan sumber daya jaringan yang berharga untuk meningkatkan penggunaan infrastruktur komputasi virtual secara keseluruhan.
- Membanguncloud swasta atau hybrid sesuai dengan keinginan Anda
Dengan mengotomatisasi pengelolaan sumber daya cloud perusahaan dan memaksimalkan kelincahan dan fleksibilitas. Mereka dapat merampingkan proses pengadaan, pengelolaan, perlindungan dan penghentian VM. Mereka dengan cepat bisa membagi beban kerja VM kepada beberapa platform virtualisasi dan cloud. Mereka dapat memanfaatkan investasi infrastruktur untuk pemulihan bencana yang lebih cepat dan lebih mudah, dan untuk menyederhanakan pengembangan dan pengujian aplikasi untuk mendapatkan kembali sumber daya lain yang mubazir dan tak terpakai.
Saat perusahaan menggunakan cloud swasta dan hybrid untuk meningkatkan kelincahan bisnis, perangkat solusi CommVault Simpana yang baru dapat dengan efektif mempercepat adopsi cloud dan modernisasi pusat data dengan memberikan inovasi software generasi berikutnya. Perangkat solusi ini mendukung produktivitas mobile dan peningkatan dalam akses layanan-mandiri (self-service access), sehingga memungkinkan administrator mesin virtual dan pengguna akhir untuk membangun, melindungi dan mengoptimalkan infrastruktur cloud.
Mengadopsi strategi virtualisasi untuk lingkungan cloud bukan hal yang mudah. Namun, jika dikelola dengan baik dengan perangkat yang tepat, strategi tersebut akan dapat secara efektif memudahkan organisasi untuk melindungi, mengelola dan memaksimalkan nilai dari informasi bisnis, di tengah-tengah meningkatnya volume data dan persyaratan kepatuhan, tanpa melupakan efisiensi biaya.
Untuk diskusi lebih mendalam dengan Mark Bentkower tentang strategi manajemen data, atau jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut, silahkan hubungi Verlin Chia di +65 9088 4129 atau verlin.chia@yingcomms.com.
Di bawah ini beberapa headline CommVault lainnya bulan ini yang mungkin menarik bagi Anda.
CommVault Meluncurkan Desain Layanan Cloud Privat untuk Manajemen Data
Untuk mengatasi ‘kelemahan abadi’ dalam implementasi cloud privat yang telah menghalangi perusahaan mendapatkan manfaat dari arsitektur cloud modern, CommVault (NASDAQ: CVLT) mengumumkan layanan konsultasi baru yang memungkinkan pelanggan untuk secara cepat mendesain layanan perlindungan data sebagai komponen penting dari infrastruktur cloud privat mereka.
Perusahaan Agri–Bisnis Terkemuka Menggunakan Software CommVault Simpana untuk Sentralisasi Manajemen Informasi dan Memobilisasi Tenaga Kerja Jarak Jauh dengan Layanan Mandiri Recovery Data
CommVault (NASDAQ: CVLT) mengumumkan bahwa BallanceAgri-Nutrients, produsen dan distributor nutrisi pertanian terkemuka di Selandia Baru, telah menggunakan software CommVault® Simpana® untuk meningkatkan skalabilitas data dan mengaktifkan akses pengguna akhir mobile untukmendukungtenaga kerjayang semakinlincah dan terpencar secarageografis.
[1]http://www.networksasia.net/content/it-operations-struggle-virtual-machine-management-and-efficiency