Review The Gallows: Menuntut Balas di Tiang Gantungan Panggung Drama
Sekitar 20 tahun yang lalu, sebuah panggung drama sekolah mengalami kejadian mengerikan. Terjadi malfungsi properti panggung yang menyebabkan seorang anak remaja mati di tiang gantungan dalam sebuah pertunjukan. Kejadian tersebut pun telah menjadi legenda di sekolah, namun pertunjukan drama yang tak sempat di selesaikan tersebut kembali tampilkan.
Ryandan Reese adalah dua anak remaja lelaki yang bersahabat. Keduanya bergabung dalam tim futbal di sekolah, namun Ryan merasa bahwa sahabatnya tersebut telah melakukan tindakan bodoh dengan mengikuti kelas drama. Bagi Ryan, tidak mungkin anak lelaki yang berprestasi di bidang atletis mau bergabung ke kelas drama yang dianggapnya begitu membosankan.
Tapi akhirnya Ryan mengetahui bahwa sahabatnya tengah jatuh hati pada lawan mainnya yaitu Pfeifer. Ryan pun menghasut Reese untuk membatalkan aksinya dalam drama tersebut, karena yang terlihat olehnya, akting dari Reese sangatlah payah.
Tapi Ryan juga ingin membantu Reese untuk merebut hati dari Pfeifer. Untuk itu Ryan memiliki rencana untuk menghancurkan panggung drama, malam hari sebelum pentas dimulai di hari esok. Kebetulan Ryan melihat ada pintu menuju gedung teater yang tidak pernah terkunci, menjadi jalan mereka untuk menyelinap. Ryan juga mengajak kekasihnya Cassidy untuk gabung dalam aksi pengerusakan panggung drama tersebut.
Namun akhirnya mereka terjebak di dalam gedung teater dan dihantui oleh sosok Charlie yang mati di tiang gantungan 20 tahun yang lalu. Selain mereka bertiga, rupanya Pfiefer ikut terjebak di dalam gedung setelah mengikuti Reese karena melihat mobilnya berada di parkiran.
Cerita Kurang Menarik, Namun Penuh Scene Menakutkan
Tentunya dengan teknik pengambilan gambar ala footage yang dihadirkan dalam film, mengingatkan kita pada franchise horror Paranormal Activity yang cukup populer dari setiap serinya. Dengan menggunakan video kamera yang digenggam oleh para aktor, The Gallows juga mencoba memberikan nuansa ‘hidup’ tersebut. Tapi tidak hanya menggunakan satu kamera, karena beberapa juga diambil dari kamera ponsel pemeran.
Tapi yang membuat kesan dokumenter tidak berasa justru dari dialog aktor direkam dengan cara dubbing. Ekspresi aktor dibelakang kamera terasa kaku, seperti suara seorang voice over yang tengah membaca narasi.
Jika dibilang film horror yang satu ini apakah menakutkan atau tidak, tentu saja jawabannya ya. Kesan menakutkan tersebut itu muncul ketika bidikan kamera menyusuri lorong-lorong gelap di dalam gedung teather tua disertai dengan suara-suara mencekam. Setiap langkah perlahan membuat para penonton histeris menunggu kejutan-kejutan yang dihadirkan.
The Gallows juga hanya melibatkan sedikit pemeran di dalamnya. Hanya ada empat tokoh yang terlibat yaitu Ryan, Reese, Cassidy dan Pfiefer. Sejak awal film hingga setengah pemutaran, sudut pengambilan gambar selalu diambil dari Ryan yang memegang kamera, menempatkannya seolah sebagai tokoh sentral. Namun pada bagian pertengahan hingga akhir, kamera kemudian berpindah tangan dari satu pemeran ke pemeran lainnya. Padahal peran Ryan memiliki karakter yang paling kuat meskipun dengan perilakunya yang tampak menyebalkan .
Tentu saja kita akan berasumsi bahwa The Gallows hanyalah sebuah film berbiaya murah yang mencoba meraup keuntungan dari scene menakutkan yang dihadirkan. Hal yang cukup tak masuk akal adalah ketika sekelompok kawanan remaja ini mulai terkunci di gedung teater sekolah, yang entah bagaimana bisa memiliki begitu banyak koridor layaknya sebuah penjara tua. Padahal jika dibandingkan dengan gedung teater sekolah di dunia nyata, harusnya latar belakang tempat menjadi mudah untuk di petakan.
Konflik kisah yang disajikan juga terlalu sederhana dan kurang mengandung twist yang membuatnya terasa cukup monoton. Kecuali adegan mengagetkan sepanjang film yang tak berhenti membuat penonton berteriak. Kecuali pada bagian akhir film yang rupanya memberikan konklusi yang sangat tak disangka-sangka oleh para penonton. Bagian ini juga paling menampilkan drama yang dinantikan sepanjang film tersebut di putar.
Menarik kesimpulan dari apa yang dihadirkan The Gallows, film ini lebih mirip sebagai ajang uji nyali bagi para penonton. Cerita dan plot yang dihadirkan kurang begitu menarik. Tapi bagi anda yang ingin menantang nyali untuk menyaksikan film ini, sebaiknya anda siapkan mental yang cukup dan jangan merasa terganggu bila orang-orang disekitar anda banyak yang berteriak ketakutan. Bingung menghabiskan weekend anda, film ini mungkin bisa jadi pilihan untuk anda saksikan. The Gallows mulai tayang 10 Juli 2015.
Video Trailer:
Tanggal Rilis: 10 Juli 2015
Durasi: 81 menit
Sutradara: Travis Cluff
Genre: Horror Thriller
Pemain: Reese Mishler, Pfeifer Brown, Ryan Shoos, Cassidy Gifford
Studio: New Line Cinema, Blumhouse Production, Warner Bros Picutures