Uji Performa DOTA 2 di VGA Intel HD Graphics 530 “Skylake”

Reading time:
August 21, 2015

DOTA 2 memang menjadi game fenomenal dalam kurun waktu beberapa tahun ini. Bermarkas di portal distribusi game online Steam, DOTA 2 menjelma menjadi salah satu game MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) paling populer sekaligus paling banyak dimainkan setiap harinya. Tidak sampai disitu saja, kompetisi DOTA 2 tingkat dunia, The International, sukses menarik perhatian jutaan pemain dari seluruh dunia untuk berkompetisi memperebutkan total hadiah yang mencapai lebih dari US$ 18 juta di tahun 2015 ini.

Intel Skylake DOTA 2 Compedium 500px

Berdasarkan spesifikasi minimum yang tercantum pada halaman Steam, DOTA 2 tidak membutuhkan spesifikasi sistem terlalu tinggi untuk memainkannya. Akan tetapi perlu diingat, pada tingkat kompetitif dibutuhkan sistem yang mampu menghasilkan tingkat minimum frame rate setidaknya sebesar 45 fps. Dengan tingkat frame rate seperti itu seharusnya pemain tetap dapat mempertahankan ritme permainan terbaik mereka, bahkan pada saat pertandingan sedang mencapai kondisi puncak. Alhasil resiko mengalami kekalahan akibat performa sistem kurang maksimal dapat diminimalisir. Sejumlah pengujian kami beberapa waktu lalu memperlihatkan jika DOTA 2 cukup membutuhkan prosesor dual core kencang setidaknya sekelas Intel Pentium Haswell. Lalu bagaimanakah untuk komponen graphics card? Apakah dibutuhkan sebuah graphics card discrete untuk memainkan DOTA 2 atau cukup menggunakan graphics card terintegrasi yang didapatkan bersamaan dengan saat pengguna membeli prosesor?

Skylake IGP IDF 2015 2

Kemampuan graphics card terintegrasi adakalanya dipandang sebelah mata pada saat menangani aplikasi game terutama keluaran terbaru. Padahal dengan penggunaan resolusi gambar beserta setting kualitas grafis secara tepat, graphics card terintegrasi masih mampu menunjukkan “taringnya”. Bahkan seiring pesatnya perkembangan teknologi, graphics card discrete di kelas entry level secara perlahan perannya mulai mampu diambil alih oleh graphics card terintegrasi. Pengurangan biaya pembuatan sistem sekaligus menjadi lebih irit daya merupakan keuntungan tersendiri saat menggunakan graphics card terintegrasi.

Melanjutkan pengujian performa Intel HD Graphics 530 pada prosesor Skylake, kami akan mengajak Anda untuk melihat kemampuan graphics card terintegrasi generasi terbaru tersebut dalam menangani game MOBA populer, DOTA 2. Tentu saja Intel HD Graphics 530 akan ditemani sejumlah saudara terdekatnya seperti HD Graphics 4600 dan juga Iris Pro Graphics 6200. Setangguh apakah kemampuan sejumlah graphics card terintegrasi tersebut dalam memenuhi tuntutan “kejam” dari game DOTA 2 yaitu mendapatkan nilai minimum frame rate sebesar 45 fps. Silahkan nikmati sajian kami berikut ini.

Platform Pengujian DOTA 2 di VGA Intel HD Graphics 530

ProcessorCore i7 6700K
Core i5 6600K
Core i5 5675C
Core i7 4790K
Core i5 4690K
A10 7850K
MotherboardLGA1151 Z170 Chipset-based
LGA1150 Z97 Chipset-based
FM2+ A88X Chipset-based
Graphics CardHD Graphics 530
Iris Pro Graphics 6200
HD Graphics 4600
Radeon R7 Graphics
GeForce GT 630 64-bit 2GB DDR3
Memory/RAMKingston HyperX Fury 8 GB (2x 4 GB) DDR4 2133 MHz
Kingston HyperX Fury DDR4
Kingston KVR 8 GB (2x 4 GB) DDR3 1600 MHz & 2133 MHz
Kingston KVR 500x5001
StorageKingston HyperX Fury SSD 240 GB
SSD HyperX Fury
Power SupplyCorsair AX850 850 Watt
corsair
CPU CoolerCorsair H80
corsair h80
DisplayLCD Monitor @1920×1080 pixels
Input DeviceGeneric Keyboard & Mouse
Operating SystemWindows 8.1

Metode Pengujian

DotA2_Test

Untuk menguji performa graphics card pada game DOTA 2, kami melakukan load data rekaman permainan yang pernah kami lakukan. Kami mencoba sejumlah ronde permainan untuk mendapatkan skenario teamfight paling berat, menyimpan file replay permainan selam 45 menit tersebut, dan menggunakannya untuk mengukur performa dari sistem kami.

Intel Skylake DOTA 2 Version

Pada sesi pengujian kali ini, kami menggunakan versi DOTA 2 seperti terlihat pada gambar di atas.

Rekaman video di atas merupakan gambaran skenario pengujian kami pada game DOTA 2. Pada scene tersebut terdapat sejumlah hero dengan skill tergolong “cukup berat” dalam membebani prosesor dan graphics card pada saat di eksekusi. Sebut saja Invoker yang mengeluarkan beberapa skill seperti Tornado, Meteor, EMP, dan Ice Path. Terdapat pula Zeus dengan ultimate skill Thundergod’s Wrath. Ultimate skill tersebut sering sekali menyebabkan penuruan frame rate. Belum lagi terdapat hero lain dengan skill membelah diri seperti Meepo dan Anti Mage yang menggunakan item Manta Style yang semakin meramaikan jumlah objek yang ditampilkan pada layar. Oleh karena itu, scene tersebut tergolong cukup mewakili kondisi permainan DOTA 2 yang sanggup membebani sistem modern.

Skenario Pengujian

Kami mengukur performa menggunakan aplikasi FRAPS pada menit ke 30 dan benchmark dijalankan selama kurang lebih 90 detik dan diulang sebanyak 5 (lima) kali. Pada pengujian kali ini, kami mengambil data Minimum FPS (Frame per Seconds) dan juga Average FPS. Seperti yang kita ketahui, tingginya minimum FPS sangat menentukan terutama pada game seperti ini. Adegan perang secara intens sanggup menurunkan nilai FPS hingga tingkat yang dapat mengganggu permainan. Bayangkan jika Anda sedang asyik bertempur dan tiba-tiba terjadi penurunan FPS. Bukan tidak mungkin Anda menjadi sulit mengendalikan hero yang Anda mainkan dan beresiko menyebabkan kekalahan. Oleh karena itu untuk sebuah competitive scene pada game DOTA 2, kami mengambil batas paling rendah FPS pada angka 45 FPS.

In-Game Graphics Setting

Untuk mempermudah pengujian pada game DOTA 2, kami menggunakan 3 jenis pengaturan grafis seperti tercantum di bawah ini. Kami juga mengaktifkan fitur VSync triple buffer untuk mendapat frame rate yang nyaman selama permainan.

Low Detail
Intel Skylake DOTA 2 LOW DETAIL
SS_1MINs
Contoh Screenshot – Low Detail
Medium Detail
Intel Skylake DOTA 2 MEDIUM DETAIL
SS_2MEDs
Contoh Screenshot – Medium Detail

High Detail

Intel Skylake DOTA 2 HIGH DETAIL
SS_3MAXs
Contoh Screenshot – High Detail
Graphics Resolution 

Pengujian kali ini melibatkan tiga setting resolusi gambar yaitu 1360×768 piksel, 1600×900 piksel, dan 1920×1080 piksel.

Load Comments

Gadget

March 5, 2024 - 0

Review vivo V30: Lebih Murah, Lebih Kencang dan Irit dengan Snapdragon + 3 Kamera 50 MP

vivo V30 , smartphone ini juga dibawa vivo hadir resmi…
March 5, 2024 - 0

Review realme 12 Pro+ 5G: Smartphone Berkamera Tele Periscope Paling Murah!

Kalau kalian mencari smartphone mid range dengan kamera telephoto terbaik…
January 26, 2024 - 0

Review vivo Y100 5G: Desain Premium, AMOLED 120 Hz, 5G, Snapdragon BARU!

vivo Y100 5G, ini adalah smartphone terbaru dari jajaran vivo…
December 30, 2023 - 0

Review CMF Watch Pro: Smartwatch dengan Layar 1,96 Inci AMOLED dan Desain Unik

CMF Watch Pro dibanderol dengan harga Rp1.149.000. Dengan harga tersebut…

Laptop

March 7, 2024 - 0

Review MSI Prestige 13 AI EVO A1M: Laptop AI PC Super Tipis, Ringan, Kencang & Irit!

Kali ini kita kedatangan salah satu “AI PC” dari MSI.…
March 6, 2024 - 0

Review Axioo Hype 5 AMD: Laptop 5 Jutaan Sekencang & Selengkap Ini?

Laptop murah yang harganya 5 jutaan ini ternyata kuat juga…
March 5, 2024 - 0

Review ASUS Vivobook Pro 16X OLED K6604: Laptopnya Kreator Profesional!

Laptop ini cocok banget untuk cari duit terlebih bagi kalangan…
February 6, 2024 - 0

Rekomendasi Laptop Premium dari HP – Mulai 10 Jutaan

Di Video rekomendasi kali ini, kami coba pilihkan untuk kalian…

Gaming

March 7, 2024 - 0

Frostpunk 2 Rilis Juli 2024

Membangun kota seindah dan seefektif mungkin, menatanya serapi yang Anda…
March 7, 2024 - 0

The First Berserker: Khazan Pamer Gameplay Baru, Rasa Souls

Sulit untuk membantah bahwa teaser perdananya di The Game Awards…
March 7, 2024 - 0

Persona 3 Reload Dapat “The Answer”, Rilis Berbayar di September 2024

Apa yang berhasil dilakukan oleh ATLUS dan tim Persona dengan…
March 7, 2024 - 0

Capcom Pamer Gameplay Perdana Kunitsu-Gami: Path of the Goddess

Laporan finansial yang memecahkan rekor selama beberapa tahun terakhir memang…