Trend Micro: Setiap Perangkat yang Terhubung Bisa Menjadi Target
Pada Kamis (01/10), Trend Micro selaku perusahaan yang fokus sebagai penyedia di bidang perangkat lunak keamanan, secara resmi menggelar acara yang bertemakan Cybercrime 2015. Melalui acara tersebut, Trend Micro mengungkapkan isu-isu mutakhir terkait kejahatan cyber yang selalu mengalami perubahan secara cepat. Terlebih lagi, perkembangan teknologi saat ini makin berkembang begitu pesat.
“Setiap perangkat digital yang dapat terhubung ke internet akan selalu menjadi target para hacker”, ungkap Myla V Pilao, Director Trendlabs – Trend Micro. Myla pun turut menuturkan bahwa adanya kegiatan sekitar 60 persen orang-orang yang aktif dan selalu terhubung dengan internet.
Trend Micro juga turut menjelaskan bahwa berdasarkan hasil riset mereka, aksi para hacker saat ini makin berevolusi dengan cepat. Meskipun para hacker melakukan beragam cara untuk melakukan aksi kejahatannya dengan cara terbaru, bukan berarti cara yang lama telah ditinggalkan begitu saja.
Andreas Kagawa, selaku Country Manager, Trend Micro Indonesia turut memaparkan mengenai munculnya lagi Ransomware yang beberapa tahun lalu sempat populer di dunia sistem keamanan. Malware yang satu ini termasuk salah satu yang unik karena melakukan penyusupannya dengan cara membonceng malware lainnya dan mampu melakukan pembajakan file-file si target dengan cara mengkompresinya ke dalam file zip.
Saat ini tercatat bahwa Indonesia berada di urutan ketiga di Asia Tenggara dalam menghadapi tingkat kejahatan cyber. Para hacker yang semakin lihai mampu memanfaatkan perkembangan yang ada.
Di Indonesia, pertumbuhan para pelaku SMB (Small-Medium Business) bisa dikatakan cukup besar. Hampir sebagian dari mereka mengganggap bahwa kejahatan cyber selalu tertuju pada perusahaan-perusahaan besar. Namun berdasarkan fakta yang terungkap oleh Trend Micro pada Juni 2015 lalu, sekitar 66 persen SMB telah menjadi target kejahatan cyber dan rata-rata mereka menjadi korban dari malware Crypto-Wall.
Hal tersebut bisa dikatakan, selain pola yang dilakukan berubah-ubah, kejahatan cyber yang terjadi sudah semakin terorganisir terhadap target yang dituju. Hampir sebagian besar data yang berhasil dirampas, diperjualbelikan di antaranya seperti email, data pribadi di media sosial, online gaming, serta informasi akun online banking milik nasabah. Bagi para hacker, akun pribadi dianggap sebagai ladang emas yang siap mereka eksploitasi.