Symantec Peringatkan Ancaman Malware yang Semakin Meluas
Pada Selasa kemarin (19/04), Symantec selaku perusahaan ternama sebagai penyedia perangkat lunak keamanan, kembali memaparkan beberapa laporan akan aktivitas malware pada 2015 lalu. Dari hasil laporan tersebut pihak Symantec menjabarkannya melalui solusi investigasi yang dimilikinya, yaitu ISTR (Internet Security Threat Report). Solusi ISTR memungkinkan untuk memeriksa beberapa aspek, termasuk serangan yang ditargetkan, ancaman smartphone, penipuan sosial media, dan kerentantan Internet of Things, serta taktik, motivasi dan perilaku penyerang.
Ancaman cyber yang ditemukan oleh pihak Symantec pada 2015 lalu dikatakan meningkat signfikan jika dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Lebih hebatnya lagi, para pelaku kejahatan cyber juga semakin kreatif dalam menghadirkan malware yang cerdas dan unik. Halim Santoso, selaku Director Systems Engineering, Symantec ASEAN, mengatakan, “Hasil temuan malware baru pada 2015 sekitar 430 juta lebih. Dan ada sekitar 10 juta lebih para korban yang terinfeksi berhasil diambil identitasnya oleh para pelaku kejahatan cyber“.
Ransomware dikatakan oleh Symantec menduduki posisi puncak sebagai malware yang berbahaya hingga saat ini. Dan lebih ganasnya lagi, Ransomware yang ditemukan pertama kali pada tahun 2005 ini sudah terbagi dalam beberapa kategori yang dikarenakan bentuk ancaman yang dihadirkan memiliki pola yang selalu berubah. Perubahan pola ancaman yang terjadi dari Ransomware diakibatkan oleh berbagai hal, seperti perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, khusus pada perangkat smartphone yang kini sudah dapat mendukung berbagai kemudahan akses dan aktivitas lain dari para penggunanya.
Akan tetapi, hasil temuan dari Symantec akan ancaman malware unik tersebut lebih banyak ditemukan pada perusahaan berskala besar yang rata-rata memiliki jumlah karyawan lebih dari 2500 dengan tingkat rasio ancaman mencapai 38 persen. Halim pun mengatakan, Crypto-Ransomware yang merupakan hasil evolusi dari Ransomware yang paling banyak ditemukan pada tahun 2015 lalu. Crypto-Ransomware memiliki sistem keamanan yang lebih canggih dan terenkripsi sehingga sulit sekali untuk dipecahkan.
Pihak Symantec pun memberikan beberapa tips, khususnya untuk para pelaku bisnis dan perorangan untuk menghindari ancaman cyber yang semakin meluas. Untuk para pelaku bisnis, Symantec menyarankan agar mereka sudah memiliki persiapan untuk hal terburuk dalam bentuk apapun. Kemudian berikan edukasi dan pelatihan kepada para tim IT mengenai sistem keamanan.
Sedangkan untuk perorangan, biasakan menggunakan password yang kuat, gunakan perangkat lunak keamanan yang terpercaya, jangan mudah untuk mengklik link sembarangan yang terkirim dari email yang tidak diketahui, waspadai dan amati segala bentuk taktik ancaman cyber yang berkembang, serta lindungi data pribadi Anda.