Membasmi Bottleneck PC yang Paling Parah

Reading time:
WD_1

Merakit sebuah PC desktop idaman, umumnya kita akan lebih fokus ke komponen yang dianggap sebagai yang krusial menentukan performa, seperti prosesor, RAM, dan graphics card. Dengan memilih prosesor, RAM, dan graphics card kencang, seseorang umumnya akan berpikir bahwa PC mereka sudah bebas dari “bottleneck”, dan akan menawarkan performa yang tinggi. Namun, banyak yang tidak sadar kalau ada komponen lain yang ternyata bisa menghambat performa, menjadi bottleneck, di PC dengan prosesor, RAM, dan graphics card kencang, yaitu storage yang lambat.

Secara umum, bottleneck itu sendiri dalam konteks performa PC dapat didefinisikan sebagai sebuah keadaan dimana salah satu komponen dalam PC menyebabkan performa sistem secara keseluruhan menjadi terhambat. Penyebab utama terjadinya bottleneck tersebut tentu disebabkan oleh banyak faktor. Nah, di PC kencang masa kini, penggunaan harddisk (HDD) sebagai storage utama lah yang ternyata menjadi penyebab bottleneck terjadi.

Biasanya, prosesor atau RAM yang akan menjadi kambing hitam saat pengguna merasa bottleneck terjadi di PC mereka. Tak sedikit pula yang menyalahkan graphic card saat mereka merasa PC kurang optimal saat menjalankan game. Namun, penggunaan harddisk, sebuah storage yang terbilang lambat untuk PC di era saat ini, bisa menghambat prosesor, RAM, dan bahkan graphics card menunjukkan performa terbaiknya.

Lalu, bagaimana mengatasi bottleneck yang disebabkan oleh harddisk ini? Ya, seperti yang sudah sangat sering kami sarankan, gunakanlah SSD (Solid State Drive)!  Harddisk hanya menawarkan kecepatan baca tulis maksimal di kisaran 150 MB/s, sementara SSD menawarkan kecepatan baca tulis jauh di atas itu, yang memungkinkan prosesor dan RAM bisa menunjukkan kemampuan mereka yang sesungguhnya.

Cara Mudah Mengganti HDD Desktop ke SSD

SSD yang paling umum dijumpai saat ini adalah SSD SATA 2.5”. Memasang SSD jenis itu ke PC desktop tidaklah rumit. Bagi pengguna casing baru, umumnya produsen sudah menyediakan tempat untuk memasang storage 2.5”. Sementara untuk casing lama, pengguna bisa menggunakan bracket 3.5” untuk SSD atau meletakkannya begitu saja di drive bay yang ada. SSD sendiri memiliki durabilitas tinggi, jadi tidak terlalu bermasalah walaupun tidak dipasang kencang ke casing.

Berikut ini gambaran bagaimana memasang SSD ke sebuah PC desktop, menggantikan HDD 3.5”.

WD_2
Lepas HDD Pada PC.

WD_3

WD_4

Bracket storage juga umumnya memiliki beragam bentuk, baik untuk yang mendukung storage berukuran 3.5” maupun 2.5”. Selain itu, mekanisme pemasangannya pun beragam. Namun pada dasarnya, setiap produsen casing yang menyediakan bracket storage, bertujuan untuk memudahkan para pengguna dalam melakukan upgrade storage, salah satunya bracket yang kami gunakan ini.

WD_5

Kembali disini kami menggunakan SSD WD Blue berkapasitas 1 TB yang tengah berada di lab. pengujian kami.

WD_6
Pasang SSD pada bracket.

WD_7

Setelah SSD sudah terpasang, letakkan pada drive bay dan SSD pun siap digunakan.

Bila casing yang Anda miliki tidak mendukung penggunaan bracket untuk pemasangan storage 2.5”, Anda bisa saja memanfaatkan bracket storage eksternal. Atau Anda bisa juga meletakkan SSD begitu saja pada drive bay tanpa harus mengencangkannya.

Memindahkan OS dari HDD ke SSD dengan Mudah

Melakukan penggantian storage dari HDD ke SSD, hal pertama yang harus dilakukan tentunya adalah melakukan proses instal sistem operasi ke SSD tersebut. Akan tetapi, ada cara yang sangat mudah dan Anda tidak perlu repot lagi melakukan proses instal berbagai software yang sebelumnya sudah terpasang pada HDD, yaitu dengan melakukan kloning.

WD_8

Beberapa produsen SSD saat ini sudah menyertakan software khusus untuk melakukan kloning dari HDD ke SSD one-to-one. Ada produsen SSD yang menyediakan software buatan sendiri, ada pula yang menyediakan software 3rd party, seperti Acronis True Image. Software ini akan membantu memindahkan sistem operasi dengan sangat mudah, dari HDD ke SSD.

Untuk SSD yang kami gunakan di pengujian ini, dari WD, ternyata juga dilengkapi dengan software serupa. WD menawarkan aplikasi Acronis True Image WD Edition untuk hal itu. Software tersebut bisa didapatkan secara gratis dari situs resmi WD dan bisa langsung Anda gunakan untuk melakukan kloning HDD ke SSD.

Apakah Bottleneck Telah Teratasi Setelah Mengganti HDD ke SSD?

Setelah melakukan penggantian dari storage HDD 3.5” dengan SSD WD Blue pada sistem PC desktop yang kami gunakan, apakah bottleneck yang terjadi pada PC ini sudah teratasi? Untuk membuktikannya, berikut hasil beberapa pengujian ringan pada sistem PC yang kami gunakan.

Spesifkasi PC yang digunakan:

  • Prosesor: Intel Core i5 6400
  • Motherboard: Chipset Intel Z170
  • Memory: Kingston HyperX DDR4 8GB
  • Graphics Card: Nvidia GTX 780
  • PSU: 750 watt
  • Storage: HDD 1TB 7200 RPM dan SSD WD Blue 1TB

Di bawah ini adalah hasil pengujian pertama dengan CrystalDisk Mark.

WD_graphic1 WD_graphic2

Pada pengujian ini, terlihat pada hasil di atas bahwa SSD mampu menyajikan kinerja baca/tulis yang jauh signifikan dibanding HDD desktop. Kamipun penasaran dengan melakukan pengujian lainnya dengan menjalankan software pengolah gambar, yaitu Photoshop CC.

WD_graphic3

Pada pengujian ini, makin PENDEK grafiknya, semakin baik nilainya.

Hasil pengujian di atas membuktikan bahwa SSD siap untuk mendukung segala pekerjaan yang Anda miliki bisa diselesaikan hingga 2.8x lebih cepat, terlebih dalam menjalankan aplikasi yang tergolong cukup berat.

Mau Main Game atau Nunggu Loading Time

Hampir para gamer selalu marasa jemu saat menunggu waktu loading pada game yang sedang dimainkan. Beberapa game berat biasanya memiliki waktu loading yang dirasa cukup lama. Lalu, apakah SSD memiliki peranan juga pada sebuah sistem PC gaming, terutama dalam mempersingkat waktu loading game? Oleh karenanya, kamipun melakukan pengujian dua game AAA di antaranya Battlefield 4 dan Assassin Creed Unity.

WD_graphic4 WD_graphic5

Terbukti saat kami melakukan pengujian, baik pada storage HDD 3.5” dan SSD WD Blue yang kami gunakan, perbedaan loading time game Assassin Creed Unity 3x lebih cepat saat menggunakan SSD. Tidak sampai disitu saja, kamipun penasaran dengan game AAA lainnya yaitu Battlefield 4. Dari pengujian menggunakan game ini, terlihat perbedaan loading time-nya yang sangat jauh hingga 4.5x lebih cepat.

Kesimpulan: SSD Menjadi Solusi Jitu Pembasmi Bottleneck pada PC

Setelah menyimak beberapa pengujian di atas, sudah tahu kan penyebab utama bottleneck yang membuat kinerja pada sistem PC menjadi lambat? Jadi, sebelum melakukan upgrade komponen prosesor, RAM atau mungkin graphics card, pastikan terlebih dahulu bahwa sistem PC yang Anda gunakan sudah menggunakan SSD. Seperti yang telah Anda lihat pada pengujian di atas, SSD mampu memberikan peningkatan performa yang signifikan pada sistem PC, bahkan peningkatannya bisa dibilang mencapai hingga 5x lipat.

Bila Anda memiliki sistem PC yang mungkin sudah cukup berumur antara 3-4 tahun dan merasa bahwa performanya sudah kurang optimal, tidak ada salahnya untuk melakukan penggantian storage ke SSD untuk dijadikan sebagai storage sistem utama. Penggunaan SSD ini juga bisa dibilang tidak hanya mampu memberikan peningkatan tetapi juga dapat menghemat biaya dibanding melakukan upgrade prosesor atau graphics card. Selain itu, HDD lama Anda juga masih bisa digunakan untuk menyimpan beragam file penting seperti video atau game kesayangan Anda.

 

Load Comments

Gadget

March 5, 2024 - 0

Review vivo V30: Lebih Murah, Lebih Kencang dan Irit dengan Snapdragon + 3 Kamera 50 MP

vivo V30 , smartphone ini juga dibawa vivo hadir resmi…
March 5, 2024 - 0

Review realme 12 Pro+ 5G: Smartphone Berkamera Tele Periscope Paling Murah!

Kalau kalian mencari smartphone mid range dengan kamera telephoto terbaik…
January 26, 2024 - 0

Review vivo Y100 5G: Desain Premium, AMOLED 120 Hz, 5G, Snapdragon BARU!

vivo Y100 5G, ini adalah smartphone terbaru dari jajaran vivo…
December 30, 2023 - 0

Review CMF Watch Pro: Smartwatch dengan Layar 1,96 Inci AMOLED dan Desain Unik

CMF Watch Pro dibanderol dengan harga Rp1.149.000. Dengan harga tersebut…

Laptop

March 27, 2024 - 0

Review Acer Predator Helios Neo 16 2024: Helios Neo Naik Kelas?

Laptop yang satu ini bukan cuma kenceng buat gaming, tapi…
March 19, 2024 - 0

Review ASUS Zenbook 14 OLED (UX3405): Laptop Ringan Idaman!

Laptop Intel Core Ultra akhirnya mulai dijual di Indonesia. Salah…
March 18, 2024 - 0

Review Huawei MateBook D 14 (2024): Bodi Metal, Kencang dan Terjangkau!

Laptop yang satu ini harusnya sudah tidak terlalu asing lagi…
March 15, 2024 - 0

Review Lenovo Yoga Slim 7i (14IMH9): Daya Tahan Baterai Laptop 2024 Harusnya Begini!

Laptop layar OLED yang satu ini ternyata baterainya irit banget…

Gaming

March 28, 2024 - 0

Ryu Ga Gotoku Punya Pengumuman Besar di Hari April Mop

Berbeda dengan sebagian besar belahan dunia yang lain, April Mop…
March 28, 2024 - 0

Relic Entertainment Pisah dari SEGA, Kembali Indie

Sebagian besar dari kita mungkin seringkali salah menyimpulkan bahwa SEGA…
March 28, 2024 - 0

Spesifikasi PC untuk Marvel Rivals

Di atas kertas, ini adalah konsep yang seharusnya bisa menuai…
March 28, 2024 - 0

Embracer Jual Dev. Borderlands ke Take-Two Interactive

Anda yang cukup mengikuti berita game dengan intens sepertinya tidak…