Nokia Hadirkan LTE Air-to-Ground, Solusi Internet Baru Untuk Pesawat Terbang
Nokia Solustion Network baru saja mengembangkan teknologi baru 4G LTE untuk sistem jaringan internet di bandara dan pesawat terbang. Teknologi yang disebut sebagai LTE air-to-ground ini, menginovasikan jaringan LTE untuk layanan komunikasi di dalam pesawat sebagai pengganti dari teknologi sebelumnya yang berbasis satelit.
Kehadiran LTE air-to-ground memberikan banyak keuntungan selain efisiensi infrastruktur dan cost yang dikeluarkan, LTE air-to-ground juga mampu menyediakan jaringan komunikasi yang stabill dan cepat, sama seperti jaringan LTE yang dinikmati oleh konsumen saat ini.
“Secara infrastruktur, jika dibandingkan dengan teknologi berbasis satelit yang membutuhkan perangkat yang beratnya mencapai lebih dari 100kg, menggunakan jaringan nirkabel ultrabroadband LTE air-to-ground hanya memiliki bobot sekitar 13Kg. Tentunya ini bisa menghemat bahan bakar jauh lebih besar. Selain itu, teknologi ini tak hanya bisa disematkan pada pesawat penumpang berkapasitas besar, tetapi juga di pesawat-pesawat kecil,” ujar Iman Hirawadi, Solution Manager Nokia Indonesia.
Tidak dipungkiri kebutuhan masyarakat akan internet di segala waktu dan tempat, saat ini telah menjadi demand yang terus meningkat. Untuk itu teknologi ini hadir menjawab kebutuhan maskapai dan konsumen akan jaringan internet di dalam pesawat, yang juga bisa tersedia dengan harga yang lebih terjangkau. Namun untuk dapat mengimplementasikan teknologi tersebut, diperlukan adanya base station di darat yang berguna memancarkan sinyal ke receiver di dalam pesawat.
Pada pengujian yang dilakukan Nokia di Eropa di quarter pertama tahun 2017, setidaknya 300 base station LTE yang tersebar di berbagai negara telah di modifikasi untuk mendukung teknologi air-to-ground tersebut. Dimana jaringan LTE yang digunakan pun berbeda dengan yang telah diimplementasikan penyedia mobile internet untuk di ‘darat’, teknologi 4GLTE GTA ini menggunakan frekuensi di band 65 untuk bisa menjangkau mobilitas pesawat.
“LTE air-to-ground memiliki jangkauan sinyal dari tiap base station ke pesawat dengan ketinggian hingga 10km, dan luas hingga 150km,” lanjut Iman. Selain itu teknologi ini juga mampu men’tracking’ yang melaju dengan rata-rata hingga 1200km/jam.
Diharapkan dengan teknologi terbaru dari Nokia ini, bisa menggantikan teknologi lawas yang masih menggunakan satelit. Termasuk operasional bandara, crew pesawat hingga penumpang pesawat. Namun tentunya penerapan teknologi tersebut juga memiliki tantangan tersendiri, salah satuya adalah regulasi jaringan dan komunikasi di tiap negara.
Selain itu, kebutuhan akan base-station di darat juga membutuhkan biaya yang besar. Karena base station harus dipasang di jalur-jalur penerbangan. Untuk itu diperlukan kerja sama dari berbagai pihak termasuk penyedia provider, backend broadband dan departemen perhubungan, jika teknologi tersebut ingin segera diimplementasikan. Satu-satunya kelemahan dari teknologi LTE ground-to-air, tentu saja teknologi ini tidak bisa digunakan untuk penerbangan yang melintasi lautan.
LTE air-to-ground akan segera diluncurkan di benua Eropa di Q3 2017 mendatang.