Review AMD Radeon VII: Vega 7nm
Kesimpulan
Overall Performance
Berkat fabrikasi baru yang mengizinkan clockspeed lebih tinggi, AMD bisa membuat GPU dengan arsitektur lama untuk menghadirkan performa tinggi dan juga efisiensi daya yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Secara umum, performa Radeon VII pada skenario 4K Gaming relatif baik, menawarkan performa 1.2 – 1.3x lebih tinggi dari RX Vega 64, dan pada banyak pengujian game test kami Radeon VII memenuhi ‘janji’ AMD dimana performanya beda tipis dengan pesaing terdekatnya di harga serupa yakni GeForce RTX 2080 Founders Edition.
Radeon VII juga secara khusus menunjukkan performa OpenCL compute yang cukup baik, kami bahkan terkejut melihat AMD mengizinkan GPU kelas consumer seperti Radeon VII memiliki double-precision compute yang cukup tinggi. Sayangnya kami belum bisa melihat seberapa jauh compute performance ini nantinya membantu aplikasi content-creation.
Build Quality, Thermal & Noise
Kesan elegan dapat terlihat dengan jelas pada Radeon VII, build quality yang solid pada unit ini bahkan bisa membuat Radeon RX Vega 64 (Aircooled) terlihat ‘murahan’. Yang agak disayangkan adalah walau Radeon VII memiliki pendingin cukup besar dengan desain triple-fan, kipas dari pendingin Radeon VII masih mengeluarkan noise yang agak mengganggu, termasuk bising. Ini nampaknya terjadi karena AMD membutuhkan kipas Radeon VII untuk beroperasi pada range 3000 RPM-an untuk menjaga suhu GPU ini sesuai dengan target temperatur yang diinginkan AMD, yakni sekitar 74 – 75C (110 – 112C Junction Temperature).
Power & Performance Per Watt
Hal berikutnya juga yang dapat ditemukan pada Radeon VII adalah meskipun performa Radeon VII lebih tinggi dari RX Vega 64, konsumsi daya-nya masih ada di kelas yang sama. Ini mungkin sedikit mengejutkan beberapa pengguna yang mengharapkan efisiensi daya jauh lebih baik dari sebuah produk berbasis fabrikasi 7nm. Saat kami menguji konsumsi daya di beberapa konfigurasi, cukup mudah terlihat bahwa Radeon VII dioperasikan pada sebuah titik yang kurang optimal dari segi efisiensi daya, dan lebih difokuskan untuk mengejar performa GeForce RTX 2080.
Dengan sedikit undervolting, konsumsi daya dari Radeon VII bisa dijaga, dan bahkan ada konfigurasi tertentu dimana hanya dengan undervolting ke 1000 mV dari default 1081mV, power efficiency/3DMark-per-watt dari Radeon VII bisa setara dengan RTX 2080 FE. Tapi efisiensi daya dari GPU 7nm ini ada di titik maksimal saat pengoperasian pada sekitar 1.6Ghz 944 mV dan 1.5 Ghz 888 mV. Satu hal yang juga kami dapati saat pengoperasian di konfigurasi underclocked/undervolted 1.6Ghz 944 mV adalah fan-nya bisa beroperasi pada 2000 RPM, membuat noise-nya masuk ke level ‘whisper-quiet‘.
Overclocking: Akhirnya Capai 2 Ghz
Dengan kondisi default dimana konfigurasi-nya sudah berada pada 1.75 – 1.8 Ghz, nampaknya tidak mengagetkan bahwa saat overclocked, Radeon VII akhirnya bisa menyentuh clockspeed 2 Ghz(dan ini adalah GPU pertama AMD yang menyentuh clock tersebut dalam keadaan ambient cooling, yay!). Performa saat GPU-nya overclocked ke 2 Ghz meningkat sekitar 8 – 11% bergantung pada game, namun ini harus dibayar dengan dengan peningkatan konsumsi daya 23%-an.
Perlu dicatat juga bahwa karena mekanisme power limit yang ada, meski power target-nya sudah digeser +20% dari keadaan default, ini masih belum cukup untuk menjaga supaya clockspeed-nya terjaga secara continuous di 2 Ghz, ada banyak workload berat yang akan membuat GPU ini menemui power limitnya dan menurunkan clockspeed ke 1.9-an Ghz (seperti 3DMark Stress Test dan Unigine Superposition benchmark). Perlu diingat juga bahwa Radeon VII yang overclocked sudah cukup sulit ditangani oleh stock cooler, meski stock cooler-nya sudah berjalan di 100%.
Meski OC ke 2Ghz memberikan performa ekstra, agak sulit menyarankan konfigurasi overclocked ini untuk digunakan harian, mengingat tinggi-nya konsumsi daya yang ada dan juga sulitnya menjaga suhu dengan fan noise yang masuk akal.
Baca Juga: Eksperimen Overclocking AMD Radeon VII ke 2 Ghz (Jagat OC)
Penutup : Radeon VII sebagai Demo Produk 7nm?
Rilisnya Radeon VII sebagai GPU flagship AMD di kelas consumer menunjukkan bahwa AMD masih berniat menggarap GPU untuk consumer kelas high-end di kelas harga 699 USD (MSRP). Perilisan GPU ini juga menandai era dimulainya GPU berbasis fabrikasi 7nm dari AMD. Walau dari segi performa Radeon VII nampak sesuai dengan harapan AMD, sayangnya masih ada beberapa hal yang ‘mengganjal’ dari eksekusi peluncuran GPU 7nm tersebut.
Kami sempat agak bingung dengan target pengguna dari Radeon VII, AMD menyebut GPU ini sebagai ‘Gaming GPU’, namun pemberian Video RAM 16GB membuat GPU ini nampak lebih cocok untuk workload content-creation tertentu. Bagi gamer, 16GB Video RAM pada Radeon VII mungkin akan membuat GPU tersebut ‘future-proof’ mengingat kebanyakan pesaingnya hanya memiliki Video RAM 8 – 11GB, tapi kami belum menemukan skenario gaming umum yang akan menunjukkan perbedaan performa signifikan karena pemberian 16GB Video RAM pada Radeon VII. Sebagai tambahan, tingginya performa double-precision compute yang dimiliki Radeon VII juga umumnya ditemukan di kartu grafis kelas professional/workstation, bukan consumer, karena aplikasi/workload kelas consumer agak jarang memanfaatkan double-precision compute. Kami sempat berpikir, bisa jadi Radeon VII sebenarnya ditujukan untuk kelas ‘Prosumer’ seperti prosesor Threadripper AMD.
Berikutnya, sebagai sebuah produk, Radeon VII memberikan kesan bahwa produk ini dihadirkan dengan tujuan menjadi produk showcase untuk teknologi 7nm, walaupun ini sendiri mengundang pertanyaan karena VGA bergelar “World’s First 7nm Gaming GPU” ini hanya ditargetkan untuk memiliki kelas performa setara GPU terbaik kedua dari kompetitor-nya (GeForce RTX 2080), bukan mengejar GeForce RTX 2080 Ti. Jangan salah, performa dari Radeon VII sebagai 4K Gaming GPU jelas tidak buruk, dia bisa menangani berbagai game terkini yang berjalan di resolusi 4K pada framerate yang memadai, 4K60 di beberapa game bisa dicapai dengan Radeon VII.
Tapi untuk mencapai kelas performa seperti ini, GPU ‘Vega 20’ yang ada di Radeon VII harus seakan ‘dipaksa’ beroperasi pada limit maksimalnya, Clockspeed dimaksimalkan, GPU beroperasi pada voltage tinggi, efisiensi daya relatif turun, dan sayangnya ini juga membuat pendingin GPU-nya beroperasi pada noise level yang besar untuk menjaga suhu GPU-nya. Jika tujuan AMD adalah mendemokan potensi 7nm, produk ini akan mudah menciptakan image bahwa “7nm dari AMD masih panas dan boros“, padahal GPU-nya sendiri bisa dioperasikan di range tertentu untuk menghasilkan efisiensi daya yang baik, dan tetap silent.
Seandainya AMD memiliki dua buah profil untuk pengoperasian Radeon VII, yang satu full-out ‘Max Performance’ (default), dan yang satu adalah ‘Max-Efficiency’ dimana GPU-nya undervolted dan underclocked ke 1.6Ghz 944mV, kami cukup yakin akan ada banyak pengguna yang bisa melihat lebih jauh potensi yang ditawarkan dari GPU 7nm AMD tersebut. Satu sisi baiknya, adalah AMD masih menjadi satu-satunya vendor GPU yang memberikan opsi tweaking lengkap di driver dengan Radeon Wattman untuk mem-finetune GPU mereka ke level yang diinginkan pengguna (Sayangnya, overclocking pada Radeon Wattman masih agak buggy saat artikel ini rilis, memberi kesan bahwa driver Radeon VII rilis dengan kondisi agak terburu-buru. UPDATE 15/2/2019: Kami sudah menghubungi AMD mengenai masalah Wattman ini, dan pada driver 19.2.2 yang terbaru bug ini sudah diperbaiki).
Pertanyaan berikutnya, seberapa besar value yang diberikan Radeon VII? Akan ada pengguna yang akan menganggap nilai 699 USD dari Radeon VII itu pantas dibayarkan, dan ada yang tidak(tentu, ini berasumsi tidak ada perbedaan harga terlalu besar antara harga di pasaran dengan rating MSRP dari AMD).
Radeon VII tidak menawarkan dedicated processing block untuk melakukan perhitungan AI, dan menjalankan mode rendering dengan real-time ray tracing seperti kompetitornya. Meskipun yang dilakukan NVIDIA pada GeForce RTX saat ini bisa dibilang teknologi experimental karena pemanfaatannya masih minim, akan ada pengguna yang menganggap fitur tersebut merupakan nilai jual ekstra. Nilai lebih yang ditawarkan oleh Radeon VII sejauh ini ada pada 16GB Video RAM yang diberikan, walau pemanfaatan resource ini akan bergantung pada skenario penggunaan si penggunanya.
Akhir kata, kami masih menghargai usaha AMD untuk merilis Radeon VII GPU kelas atas, setidaknya datangnya GPU ini masih memberi pengguna pilihan dan alternatif lain di kelas yang beberapa bulan terakhir dirajai oleh kompetitornya. Kami selalu menekankan bahwa tidak adanya kompetisi di kelas tertentu hasilnya hampir selalu akan merugikan user.
Selamat datang di 7nm, AMD.
P.S : Kami masih belum menerima informasi mengenai informasi spesifik mengenai pricing dan availability dari Radeon VII di Indonesia sampai saat artikel ini rilis.
- Radeon VII: Overview, Metode Pengujian & Testbed
- Radeon VII: Tampilan Fisik & Kemasan
- Radeon VII: Radeon Software, Radeon Settings & Wattman
- Radeon VII: Clockspeed & Voltage
- Radeon VII: Temperature
- Radeon VII: Fan Setting & Noise
- Radeon VII : Performance - Synthetic Benchmark
- Radeon VII: Performance - 4K Gaming
- Radeon VII: Tuning / Radeon Wattman
- Radeon VII: Power, Power Efficiency saat Default vs Undervolting/Overclocking
- Radeon VII: Kesimpulan