AWS Paparkan Kembali Ragam Solusi dan Layanan Terbarunya untuk 2020
Pada hari Selasa (4/2), Amazon Web Services (AWS) mengadakan media briefing yang kembali mengulas dan menjelaskan lebih rinci terkait beragam produk, solusi, dan layanan terbarunya yang sempat mereka umumkan di ajang AWS re:Invent yang berlangsung di Las Vegas pada Desember 2019 kemarin. Dalam kesempatan kali ini, dua perwakilan dari AWS, Donnie Prakoso, selaku Senior Technical Evangelist AWS-ASEAN dan Olivier Klen, selaku Head of Emerging Technologies, AWS APAC, turut menjelaskan inovasi dari AWS sekaligus manfaatnya bagi kemajuan bisnis dan startup di Indonesia.
“AWS memiliki begitu banyak ragam layanan dan solusi yang bisa kami tawarkan kepada para pelaku bisnis, industri, serta startup. Seluruh solusi yang kami miliki ini tentunya tidak bisa semuanya bisa diterapkan pada konsep bisnis masing-masing, seluruhnya akan bergantung kepada kemauan dari para klien kami hendak menggunakan solusi seperti apa untuk kemajuan bisnisnya. Namun harapan kami dengan keberadaan solusi dan layanan dari teknologi yang kami tawarkan ini, bisa bermanfaat untuk berbagai kemajuan teknologi juga, seperti misalnya AI dan Machine Learning yang kami kembangkan untuk bisa lebih mudah digunakan dan diaplikasikan,” jelas Donnie, dalam media briefing yang diadakan di WeWork, Revenue Tower SCBD, Jakarta Selatan.
Salah satu dari sekian banyak solusi dan layanan yang ditawarkan oleh AWS ini adalah Serverless Computing, di mana solusi ini akan lebih memudahkan perkembangan sebuah startup yang di awal pembangunannya, tidak harus membuat server lebih dulu untuk bisa bertumbuh sehingga para startup ini bisa dengan lebih lega untuk membangun dan mengembangkan inovasi serta aplikasi dengan lebih cepat dan tak perlu memikirkan manajemen hardware atau server.
Untuk mereka yang menginginkan infrastruktur dengan latensi rendah, AWS juga telah memiliki Local Zone dan Wavelenght, di mana Local Zone merupakan skenario deployment untuk infrastruktur di dekat area pada yang membutuhkan kapabilitas compute, storage, dan lain-lain yang memiliki latensi rendah. Sementara Wavelenght merupakan inisiatif AWS dalam menyambut teknologi 5G, di mana latensi rendah akan sangat berpengaruh di 5G sehingga inisiatif ini akan menempatkan modul compute dan storage sangat dekat dengan edge, jadi pengembangan aplikasi bisa mendapatkan latensi rendah karena lokasi data akan lebih dekat dari pengguna. Tentunya, latensi rendah ini akan menguntungkan tidak hanya pada pemanfaatan teknologi 5G, tetapi juga terhadap penggunaan untuk VR/AR/MR/XR, smart vehicle, serta IoT.
Tidak hanya berhenti di solusi dan layanan untuk cloud computing, storage, server atau infrastruktur saja, AWS juga memungkinkan teknologi AI dan Machine Learning bisa dibangun dan diaplikasikan dengan lebih mudah lewat kehadiran SageMaker Studio, yang merupakan basis dari SageMaker sebagai layanan machine learning andalan AWS. Melalui SageMaker Studio, layanan ini memungkinkan pelanggan AWS mendapatkan IDE (Integrated Development Environment) yang membantu mereka dalam otomatisasi, integrasi, debug, serta pemantauan untuk machine learning. SageMaker Studio ini tentunya tidak berdiri sendiri, dengan adanya SageMaker Autopilot, Debugger, Notebooks, Experiments, dan Model Monitor yang merupakan bagian dari SageMaker Studio yang difungsikan untuk membangun machine learning yang lebih mudah dan efisien.
Untuk mendalami tentang layanan AI dan Machine Learning dari AWS, bisa dibaca lebih lanjut lewat beragam artikel yang sempat kami buat ketika berkunjung di AWS re:Invent 2019.