Booth Raid: ASUS – Part II!
Tentunya Anda masih ingat dengan Lie Ching, Senior Marketing Specialist Asus untuk Southeast Asia Sales dan Marketing Department yang memandu kami berkeliling booth Asus. Produk yang ditampilkan Asus benar-benar beragam dan banyak jenisnya. Dari seri netbook Eee PC sendiri, terdapat setidaknya selusin varian dengan ciri khas masing-masing. Salah satunya yang paling unik mungkin adalah Eee PC T101MT, netbook “konvertibel” yang bisa merangkap sebagai tablet PC. Layar touchscreen 10,1 inci nya dapat bebas berputar hingga 360 derajat dan dipasang menutupi keyboard sehingga yang tampak hanya unit monitornya saja.

Mengikuti tren could computing yang sedang naik daun belakangan ini, Asus juga memiliki varian Eee PC yang dirancang khusus untuk keperluan tersebut, Eee PC 1018P. Untuk mempermudah penguna Eee PC seri ini dalam berbagi aplikasi dan data secara online, Asus menyediakan WebStorage sebesar 500 GB. Konektivitas dengan perangkat mobile lainnya, seperti smartphone, didukung oleh Blue Tooth versi 3.0 yang diklaim memiliki kecepatan sinkronisasi hingga 8x lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Feature keamanan juga diperhatikan lebih jauh dengan penambahan fingerprint scanner yang ditempatkan di sisi kanan bawah keyboard. Tersedia pula versi lainnya, Eee PC 1015P/ 1015 PE, yang juga didukung WebStorage sebesar 500 GB, tetapi tidak memiliki Blue Tooth 3.0 dan fingerprint scanner. Walaupun begitu, daya tahan baterenya bisa mencapai 12 jam (1018P bisa bertahan hidup maksimal selama 8,5 jam).


Untuk Anda yang gemar menikmati content multimedia high-definition dalam perjalanan, Asus juga mengeluarkan seri netbook yang dapat mengakomodir hobi tersebut, Eee PC 1015PN. Harap jangan keliru, meskipun namanya terdengar mirip dengan versi Eee PC sebelumnya di atas, netbook yang satu ini benar-benar berbeda. Ia dilengkapi dengan chipset NVIDIA ION N11M-PT1 (512MB VRAM) yang mampu memutar video full-HD dengan mulus. Apabila penggunanya kurang puas dengan tampilan video scaled-down di layar 10,1 incinya, Eee PC 1015PN dapat menyalurkan tampilan ke monitor eksternal melalui konektor HDMI yang tersedia. Selain teknologi NVIDIA Optimus, Asus juga menerapkan Super Hybrid Engine pada produk ini untuk menyesuaikan konsumsi daya dengan beban kerja.

Lie Ching lalu menunjukkan pada kami dua buah varian Eee PC yang tampak segar dengan pola corak warna yang tidak biasa. “Dua netbook ini sebenarnya sama antara yang satu dengan lainnya. Yang membedakan mereka berdua hanyalah lapisan warna di casing luarnya saja,” jelas Lie Ching setelah kami salah mengira bahwa kedua Eee PC tersebut memiliki spesifikasi berbeda. Ternyata, mereka berdua sama-sama Eee PC tipe 1001PQ, varian netbook yang khusus didesain untuk pengguna remaja dan anak-anak. Salah satu dari mereka memiliki corak warna kuning yang mirip dengan karakter robot Bumblebee dari film Transformers, sementara yang lainnya berwarna ungu dengan corak yang mengingatkan pada tema vampire film Twilight.



Kustomisasi yang diterapkan Asus untuk 1001PQ tidak terbatas hanya pada penampilan fisik saja. Agar lebih mudah digunakan oleh anak-anak dan remaja, Asus juga menyediakan semacam shell interface software yang ditempatkan di atas Windows, dengan GUI yang ceria dan dirancang khusus untuk kemudahan pemakaian. Jadi, ketika logging ke windows, pengguna akan diberi dua pilihan account. Satu account akan me-load interface windows standar, sementara account lainnya yang bernama “kids” akan memuat shell interface tadi.

Beralih ke device lain, Lie Ching membawa kami ke stand yang memajang Eee Tablet, sebuah perangkat mirip e-book reader dari Asus. “Tapi, tablet ini bukan hanya bisa menampilkan dokumen digital saja. Layarnya dari jenis touchscreen yang bisa ditulisi, juga ada kamera 2-megapixel untuk mengambil gambar,” kata Lie Ching seraya mendemonstrasikan kemampuan tablet sederhana ini. Dengan menggunakan pena khusus, penggunanya bisa bebas mencorat-coret di permukaan display 8 inci 64-grayscale (768×1024) nya, sehingga ia bisa pula berfungsi sebagai pengganti buku tulis. “Kami memang menargetkan tablet ini sebagai pengganti buku bagi pelajar dan mahasiswa,” jelas Lie Ching lagi. Selain itu, Eee Tablet juga dilengkapi WiFi dan bisa bertahan hidup selama 10 jam dengan batere.


Berdekatan dengan Eee Tablet, ada sebuah etalase dengan perangkat tablet lain di dalamnya… Apakah itu Eee Pad yang sudah banyak digosipkan belakangan ini? “Ya, itulah Eee Pad Asus, tablet 10 inci berbasis NVIDIA Tegra 2!” Lie Ching kontan memberi keterangan begitu melihat wajah penasaran kami. Seperti sleeping beauty dari dongeng Eropa, Eee Pad “tertidur” di dalam sebuah peti dari kaca. Asus juga memberikan aksesoris lain yang dapat digunakan bersama Eee Pad, yaitu keyboard eksternal dan stand yang dapat menambah kenyamanan penggunaan.

Sayang, unit ini hanya dipajang saja, tidak dinyalakan, sehingga waktu itu kami hanya bisa memotret dari luar. Akan tetapi, dengan NVIDIA Tegra 2 dan Operating System Windows Embedded Compact 7, seharusnya Eee Pad ini memiliki kinerja serta feature multimedia lengkap untuk ukuran sebuah komputer tablet. Untuk melihat bagaimana gambaran kinerjanya nanti, Anda dapat melihat laporan kami dari ruang eksebisi Compal beberapa hari sebelumnya di sini. Dalam tulisan tersebut Anda bisa melihat hands-on tablet dari Compal yang juga berbasis NVIDIA Tegra 2.
Oke, sampai di sini dulu pembahasan kami dari booth Mobile Computing Asus di Taipei International Convention Center, Computex 2010. Nantikan pembahasan selanjutnya mengenai produk-produk gaming dari Asus, hanya di Jagat Review!