Cewek XFX “Menyerang” Jagat Review di Kamar Hotel

Reading time:
June 8, 2010

Dari semua kunjungan ke tempat pameran selama Computex 2010, salah satu yang paling menegangkan adalah ketika kami menyambangi kamar milik XFX di Hotel Grand Hyatt Taipei, Kamis, 3 Juni 2010. Bagaimana tidak, begitu melangkahkan kaki ke dalam, kami langsung mendapat todongan senjata! Sambil digiring ke dalam ruangan oleh beberapa wanita berseragam loreng ala militer, seseorang yang tampak seperti komandan kompi menghampiri kami dan menyerahkan kartu nama. Namanya Brandon Shum, pangkatnya Sergeant of Breakdance. Lho kok?

Untunglah, todongan senjata tadi rupanya hanya bagian dari “parade penyambutan wartawan” yang dilakukan XFX, produsen graphics card yang menyewa kamar itu dan menghiasnya sehingga tampak mirip kamp militer di hutan, lengkap dengan jaring-jaring kamuflase dan daun-daun tiruan. “Nama dan pangkat saya itupun hanya untuk lucu-lucuan saja. Jabatan yang sebenarnya terletak di sisi yang lain dari kartu nama,” kata Brandon untuk meredakan ketegangan. Kami pun maklum.

Namun, penyambutan XFX belum selesai sampai di situ. Empat wanita yang menodongkan senjata tadi sekonyong-konyong menarik salah seorang anggota tim Jagat Review dan menyuruhnya duduk di sebuah kursi di tengah ruangan. Berhubung yang memberi perintah adalah cewek-cewek cantik, kami pun tak kuasa melawan. Apa boleh buat, rupanya XFX tahu betul cara paling efektif untuk menyandera jurnalis, tanpa mendapat resistensi pula. Klik! Anggota kami pun “terpaksa” berfoto sambil dikelilingi para wanita gerilyawan bersenjata. Untuk alasan keamanan, identitas anggota tim yang bersangkutan kami rahasiakan.

fotobareng
Anggota team Jagat Review “disandera” gerilyawati XFX

Brandon, yang ternyata memiliki jabatan asli sebagai Account Manager XFX, mempersilakan kami duduk di bagian dalam ruangan, sementara keempat cewek tadi kembali beraksi, menodong wartawan lainnya yang kebetulan masuk. Sambil tidak menghiraukan keributan yang lantas terjadi di ambang pintu, Brandon menjelaskan visi dan misi perusahaannya. “Tema yang kami angkat sekarang adalah militer dan penguasaan dunia,” jelas Brandon. “Ini penting karena kami menekankan pada branding perusahaan untuk tampil beda.”

Brandon kemudian memutar semacam video promosi milik XFX untuk memperjelas maksud perkataannya. Dengan gaya visual yang mengingatkan kami pada potongan-potongan klip video dari game Call of Duty 5: World at War, video tersebut pada dasarnya menggambarkan ambisi XFX untuk meraih pangsa pasar lebih besar dengan mengusung ciri khas tersendiri (tema militer) yang membedakannya dari pabrikan lain.

tv
Televisi yang digunakan untuk menampilkan video promosi XFX

Video promosinya memang bagus dan menghanyutkan. Tapi bukan tim Jagat namanya kalau berhasil dicuci otak oleh propaganda macam begini. Kami lalu berusaha mengambil sikap kritis. “Kampanyenya menarik juga, tetapi bagaimana dengan produk Anda sendiri?”, kata tim Jagat. Brandon rupanya betul-betul menantikan pertanyaan ini. Kami terpancing. Ia lalu bergegas ke salah satu sudut ruangan dan kembali dengan membawa sebuah graphics card berukuran bongsor. “Ini dia senjata pamungkas kami!”

Senjata yang dimaksud adalah sebuah graphics card berbasis ATI Radeon HD 5970 dengan custom PCB dan cooler yang juga terlihat seperti non-reference. Di tubuh HSF-nya terpampang tulisan “XFX Black Edition Limited 0168”. Keempat angka di bagian akhir disesuaikan dengan negara tempat produk ini akan dipasarkan. “Jadi, misalnya, kami akan menggunakan angka ‘0008’ untuk produk yang dijual di Hong Kong karena 8 adalah angka yang dianggap hoki atau mujur di tempat itu,” jelas Brandon dalam bahasa Inggris yang fasih. Akankah produk ini diluncurkan di Indonesia? “Ya! Tunggu saja tanggal mainnya dari distributor lokal kami,” tambah Brandon.

depan
XFX Radeon HD 5970 Black Edition Limited, dengan kipas berada di tengah graphics card.
belakang
Perhatikan lokasi kedua GPU yang berjauhan, berbeda dengan layout standar graphics card berbasis Radeon HD 5970
nomorproduk2
Nama produk di bagian atas graphics card.

Untuk menekankan tema militer, kemasan untuk produk inipun dibuat berbentuk senapan. Graphics card diletakkan dibagian belakang yang dicetak membentuk ruang persegi panjang. “Desain ini belum final, masih bisa berubah, tapi akan tetap berbentuk senjata api,” Brandon menjelaskan soal rancangan kemasan XFX HD 5970 Black Edition Limited.

kemasanvga
Beginilah rupa kemasan graphics card berbasis Radeon HD 5970 andalan XFX...
kemasanvga2
...dan beginilah bentuknya dalam keadaan tertutup. Mirip senjata api walaupun terbuat dari plastik cetak.

Di bagian belakang, kami menemukan 6 buah output mini display port. Artinya, produk ini siap untuk 6-monitor gaming. “Selain memiliki desain PCB dan cooler yang berbeda, kami juga menerapkan factory overclock pada produk ini,” imbuhnya lagi. Sayang, pak Sersan Brandon rupanya kurang menguasai persoalan teknis dan kurang yakin memberi jawaban ketika ditanya seberapa jauh overclock yang diterapkan XFX pada seri Radeon HD 5970 Black Edition Limited ini. Yang jelas, produk-produk bikinan XFX mulai saat ini akan mengangkat tema militer dan “world domination” dalam usahanya untuk merengkuh lebih banyak lagi pasar konsumen graphics card.

output
XFX Radeon HD 5970 Black Edition Limited memiliki 6 buah mini display port

Penampilan produk dan pengusungan tema militer dari XFX sebenarnya menarik juga. Produsen yang satu ini memang dikenal dengan branding produknya yang khas, yang dilakukan lewat, antara lain, kemasan yang atraktif. Selama ini, strategi demikian telah terbukti mampu mengukuhkan nama XFX sebagai salah satu pembuat graphics card ternama, yang semenjak beberapa tahun belakangan telah mulai meluncurkan produk-produk berbasis chipset Radeon dari ATI. Sanggupkah tema militer ini mendongkrak angka penjualannya lebih jauh? Untuk sementara waktu, marilah kita nantikan dulu kabar berikutnya dari kamp XFX.

Dengan dikawal keempat cewek bersenjata, kami diantar ke arah pintu. “We’ve had a nice time playing with you girls,” komentar tim Jagat, yang langsung disambut oleh todongan pistol dari salah satu cewek pengawal. Tanpa banyak omong lagi, kami mohon diri dan bergegas keluar ruangan.

Share
Load Comments

Gadget

July 10, 2025 - 0

Fossil Hadirkan Dua Jam Tangan Kolaborasi Marvel Fantastic Four

Fossil mengumumkan hadrinya dua jam tangan eksklusif hasil kolaborasi Marvel…
June 18, 2025 - 0

Review “Singkat” Samsung Galaxy S25 Edge: Smartphone Pemicu Pro-Kontra! Sebaik/Seburuk Itu?

Ini hape yang memicu Pro-kontra.  Banyak orang, bahkan kami pun…
June 17, 2025 - 0

Review Amazfit Active 2 Square: Smartwatch “Kotak” yang Klasik, Canggih, dan Baterai Awet!

Kalian sedang cari smartwatch bentuk kotak yang canggih, baterai irit,…
June 17, 2025 - 0

Review Huawei nova 13 Pro: Kamera Selfie Terbaik, Desain Keren!

Huawei nova akhirnya balik lagi ke Indonesia! Ini adalah smartphone…

Laptop

September 29, 2025 - 0

Podcast: Apa Hebatnya Laptop AI? Buka-Bukaan dengan ASUS!

Belakangan ini kata “Laptop AI” semakin sering kedengaran. Biasanya ini…
September 24, 2025 - 0

Review ASUS Gaming V16 (V3607VM) 2025: Kombo Kencang-Terjangkau Buat Main Game dan Kerja

  Jujur deh ASUS, kalian bikin Laptop Gaming atau Laptop…
September 19, 2025 - 0

Review Lenovo Legion 5 (15AKP10): Laptop Gaming Performa Kencang Cocok Buat Kerja

Ini adalah Laptop Gaming Copilot+ PC pertama dari Lenovo! Prosesornya…
September 14, 2025 - 0

Rekomendasi Laptop Gaming Rp 10-15 Juta 2025 (September)

Untuk kebutuhan kerja yang berat, biasanya kita butuh laptop yang…

Gaming

September 30, 2025 - 0

Rumor: Game Lord of the Rings Baru Dikabarkan Dalam Pengembangan

Setelah cukup lama tidak digarap dengan baik, dikabarkan game baru…
September 30, 2025 - 0

Developer Escape from Tarkov Janjikan Tetap Dukung Game Setelah 1.0 Rilis

Peralihan Escape from Tarkov dari early access ke full release…
September 30, 2025 - 0

Rumor: Harga ROG Raikiri II Xbox Controller Diklaim Lebih Dari $150

ROG Raikiri II Xbox Controller yang kompatibel dengan handheld console…
September 30, 2025 - 0

Lebih Dari 50% Developer Jepang Gunakan AI Untuk Membuat Game

Penggunaan bantuan AI ternyata menjadi hal lumrah untuk developer game…