Kegagalan Kin
Setelah bergulat dengan penjualan yang jauh di bawah target, Microsoft akhirnya memutuskan untuk tidak lagi memproduksi Kin dan akan lebih memfokuskan pengerjaan Windows Phone 7. Kabarnya, Microsoft akan menggabungkan tim pembuat Kin dan tim pembuat Windows Phone 7 untuk menciptakan sebuah ponsel yang jauh lebih baik dan multiguna.

Keputusan yang dilontarkan Microsoft bukanlah hal yang mengejutkan mengingat respon masyarakat terhadap ponsel ini tidak cukup baik . Banyak pihak yang menganggap ponsel ini seperti unfinished project yang diluncurkan dengan terburu-buru dan seadanya.
Mengusung konsep yang (terdengar) cukup brilian, Microsoft meluncurkan ponsel yang ditujukan untuk kaum muda yang identik dengan jejaring sosial macam Twitter, Facebook, dan Myspace. Namun, kenyataannya, ponsel semi-smartphone ini tidak berhasil menghadirkan feature lengkap yang dibutuhkan orang-orang di segmennya. Tunggu dulu, bahkan, Kin tidak berhasil menyajikan feature lengkap di bidang social media itu sendiri! Kekuatan Kin yang (katanya) berada di kemudahan mengakses situs-situs jejaring sosial justru tidak terbukti. Misalnya, ketiadaan feature untuk meng-upload tweet foto, ketidakjelasan cara untuk menulis direct message, tidak adanya feature events di Facebook, dan lain sebagainya. Selain itu, dari segi OS, Kin menjadi produk yang paling membuat orang menggaruk kepala karena ketidakjelasan statusnya sebagai sebuah ponsel. Kin diperkenalkan kepada publik sebagai Windows Phone namun kenyataannya ia sama sekali tidak seperti produk Windows Phone yang pernah ada.
Hal lain yang membuat konsumen tidak melirik Kin adalah harganya yang bersaing dengan smartphone sesungguhnya. Pada awal peluncurannya, Kin dipatok dengan harga berkisar US$ 130—150 per unit. Walaupun akhirnya Verizon—provider pendukung Kin—menurunkan habis-habisan harganya di minggu-minggu belakangan ini, hal ini tetap tidak membuat Kin dicari orang. Alasan utamanya adalah mahalnya biaya yang harus dibayarkan per bulannya untuk menikmati fasilitas yang disediakan Verizon untuk gadget ini (mencapai US$ 70 per bulan!). Tentu saja tidak ada remaja yang mau atau bahkan berani mengeluarkan uang sebesar itu hanya untuk eksis di situs jejaring sosial.
Kira-kira, apakah proyek Microsoft selanjutnya akan tampil jauh lebih baik dari Kin? Kita tunggu saja.